Hello epribadeh!
Vote dulu atuh
Spam komen dong biar seru
Tandai aja kalo ada typo 🙆
HAPPY READING ❤
Pria setengah baya itu menatap tajam ke arah orang di depannya. Setelah pertengkaran anaknya, Edward memberikan kabar kalau anak-anak mereka bertengkar. Tak lama dari kepergian Kana. Saat ini, Alan sedang berada di apartemen putranya.
"Kenapa kamu bertengkar dengan dia?" tanya Alan sambil terus menatap tajam anaknya.
"Dia selingkuh, Yah" jawab Devan tak terima.
"Devan! Seharusnya kamu biarkan dia selingkuh. Ingat, kamu menikahinya karena balas dendam bukan karena cinta," Alan menatap Devan dengan serius.
"Kamu harus fokus pada rencana Ayah," sambungnya.
"Aku enggak bisa lakuin ini." ujar Devan menolak permintaan ayahnya.
"Kenapa?! Padahal permainan kita baru saja dimulai." dengus Alan.
Devan menatap Alan dengan tatapan tidak suka. "Aku cinta sama Kana!"
Alan tertawa remeh. "Di dunia ini tidak ada yang namanya cinta. Cinta itu hanya sebuah ilusi kamu percaya itu?"
"Sekarang terserah anda. Saya tidak peduli jika anda tidak menganggap saya sebagai anak anda." ucap Devan dengan formal. Cowok itu akan berbicara formal jika dia sedang emosi dengan orang tuanya.
"Oh, itu mau kamu? Oke fine. Ayah pastikan malam ini Gabi akan tau kebenarannya!" ancam Alan lalu pergi meninggalkan apartemen tersebut.
Napas Devan naik turun, dengan kedua tangannya mengepal kuat sambil menatap kepergian Alan. Andai itu bukan ayahnya, sudah dipastikan Alan hanya tinggal nama.
Devan mengambil hp dari saku celananya. "Kumpul di markas!" tanpa menunggu jawaban, Devan langsung mematikan sambungan telpon lalu pergi.
________________________
Kana menatap langit langit kamar dengan tenang, ia rindu suasana kamar ini. Kana merubah posisinya menjadi duduk, dia berjalan ke arah lemari. Di dalam lemari tersebut ada sebuah kotak, langsung saja Kana mengambilnya. Cewek itu kembali duduk di pinggir ranjang.
Dia membuka kotak itu yang berisi beberapa barang yang pernah Davin kasih untuk Kana. Kana tersenyum, matanya fokus pada sebuah kalung dengan bandul bunga yang dihias permata kecil.
"Davin kamu apa kabar disana?" setiap kali Kana menatap kalung itu. Dia pasti teringat dengan perkataan Davin.
"Jaga baik baik kalung ini, kalau kamu kangen aku liatin aja kalungnya." kata Davin seraya memakaikan kalung tersebut di leher kekasihnya.
Kana tersenyum, "terus kamu langsung ada di samping aku gak?"
"Mau nya sih gitu. Tapi kan aku gak punya jurus teleportasi." Davin menghela napas.
"Yah, aku kira kamu bakalan ada disamping aku." kata Kana tidak bersemangat.
Davin merangkul Kana dengan erat. "Tapi aku selalu ada di pikiran kamu, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Of Kanaya [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] 📌NOTE: CERITA ORISINAL - - "Dibutuhkan kesedihan untuk mengetahui apa itu kebahagiaan"- Kana * * Ig: @tania.niaa_ Start: Januari 2021 Finish: April 2022