PROLOG

42 9 2
                                    

Bisa follow sebelum baca? Terima kasih.

Vote and komen jika ada yang ingin diutarakan.

*
*
*

Revisi setelah tamat.

Happy Reading~




"Kalian kenal Dewi gak, anak kelas X IPS 3 yang berandalan itu?"

"Cewek tomboy yang jadi langganan BK?"

"Iyya, kemaren malem, dia ditemuin dipinggir jalan dekat gang komplek mawar... berdarah-darah... dan bau alkohol... iihh, serem tau gak."

Dewi yang terkenal karena tampilannya mustahil punya musuh. Dia baik dan tidak pernah mencari masalah dengan orang-orang. Dewi jadi langganan BK karena cat rambut, ataupun sebagai saksi perkelahian teman sekolah, bahkan karena itu dia bisa jadi anggota OSIS. Tapi kenapa ada orang yang tega menyakitinya?

"Dan setelah diselidiki Polisi, katanya penyebab kematian Dewi karena diterkam hewan buas. Polisi nemuin dua lubang bekas gigitan di lehernya Dewi. Dokter juga bilang kalau tubuh Dewi kekurangan banyak darah."

"Kayaknya bukan hewan buas deh, siapa tahu Vampir, soalnya kalo hewan buas pasti dimakan si Dewi. Ini cuma ambil darah doang."

Benar, hewan buas apa, coba? Secara gang mawar itu adalah area padat penduduk, tidak ada hutan di dekat sana. Bahkan, gang itu terhubung langsung dengan jalan raya, didepan gang saja ada Apartemen besar yang pasti dihuni banyak orang.

Pada saat penyerangan, gadis itu pasti sempat berteriak sebelum diterkam. Orang orang ramai di apartemen pasti akan mendengar teriakannya. Meskipun kejadiannya dimalam hari, pastinya masih ada beberapa orang yang terjaga, juga ada banyak satpam disana.

Ini benar-benar janggal, aku harus mencari tahu. Bagaimana pun juga, Dewi yang selalu membantuku saat takut melewati koridor tempat anak laki laki berkumpul. Belum lagi, dulu dia juga pernah mengantarku pulang dengan selamat sampai rumah saat aku pulang malam karena ekskul.

***

"Zan, mau bantuin gue gak?"

"Bantuin apa?"

Zani, sahabat dekatku itu menanggapi meski matanya terfokus ke laptop yang menampilkan drama asia.

"Dewi meninggal."

Zani menoleh memandang ku. Rautnya terlihat kaget juga horor. Mata membulat dengan mulut menganga. "Santai kali mukanya!"

"Jadi?" Zani mengangkat alis.

"Kok 'jadi'? Gue penasaran sama cara Dewi meninggal. Gue mau cari tahu."

Zani kembali menatap laptopnya. Memfokuskan kembali pandangan ke sana. Aku berdecak sebaliknya. Kalau sudah menonton drama, pembahasan penting lainnya menjadi tidak berarti.

"Zan, udah dulu nontonnya." Ku tutup paksa laptop itu dan mengambilnya. Zani menatap kesal padaku. Aku balik melotot padanya. Sehingga ia hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Mau cari tahu apa, Sy? Kita bukan detektif." Zani memperbaiki duduk nya hingga berhadapan denganku. Mengambil kerupuk kentang yang ia simpan di tasnya.

"Ada kemungkinan Dewi mati digigit hewan buas. Dia digigit di leher. Lo gak mau cari tahu gitu?"

Zani tersenyum antusias. "Kapan kita perginya?"

Aku menyentil dahi gadis itu, "Dasar, budak Vampir!"

"Heh, budak. Bukan yah. Tapi calon Ratu Vampir."

"Dih, ngarep!"

"Lah, emang gitu juga."

"Kita datang ke pemakaman Dewi."






22 Desember 2021

𝐏𝐄𝐏𝐑𝐎𝐌𝐄𝐍𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang