EIGHT

10 4 0
                                    

Pagi tiba dimulai dengan teriakan histeris dari Zani. Gadis yang masih mengenakan piama tidur polos berwarna hitam itu terlihat shock saat menuruni tangga.

Kukira terjadi sesuatu yang membuatnya berteriak keras seperti itu. Ternyata ia hanya terkejut saat berpapasan dengan  Kak Zico. Kak Zico kebetulan ingin mengambil sesuatu dikamar atas miliknya yang dihuni oleh Tyrion.

Tapi asik juga melihat drama di pagi hari. Melihat wajah Kak Zico yang juga terperangah kaget diteriaki oleh Zani.

"Sy! Ada penyusup ganteng dirumah lo!"

Tercengang iya, tapi aku lebih memilih untuk tertawa. Apa kakak tampan ku itu memiliki raut wajah seperti penyusup? Lucu sekali temanku satu ini.

"Heh, penyusup penyusup, gue Zico! Zico Kearne lorenzo," Sentak Kak Zico. Ia sudah berkacak pinggang lantaran kesal dituduh penyusup.

Raut Zani seketika terkejut. Memandangku tak percaya tapi aku menghancurkan harapannya dengan anggukan, membenarkan apa yang dikatakan Kak Zico.

"Lo makan apa sampe bisa tinggi kayak gini. Mana berotot lagi." Zani memandang tubuh Kak Zico dari atas sampai bawah. Meneliti dengan raut tak percaya.

Yah memang banyak perubahan fisik dari kak Zico. Bukan karena Operasi ya! Itu memang karena dulu saat masih kuliah kakak tidak terlalu memperhatikan pola hidupnya karena sibuk belajar.

Tapi saat datang ke Korea Selatan dan menjadi seorang dokter bedah disana, membuatnya mulai menjaga kesehatan juga merawat diri. Apalagi kakak terlihat lebih styles sekarang. Berbeda dengan dulu penampilannya begitu urakan seakan tak terurus, padahal aku terus mengurusinya baik baik.

Perubahan besar itu mungkin membuat Zani yang hanya bertemu dengan kakak saat awal kami masuk SMA, tidak terlalu mengenali Kakakku.

"Makan hati." Kak Zico melengos pergi kembali melanjutkan langkahnya menaiki tangga.

Lalu berhenti saat berdiri di hadapkanku. "Pagi Sy," sapa Kakak dengan senyum, juga sapuan lembut dipuncak kepalaku.

"Pag--"

"Ayo berangkat!"

Ucapanku terpotong saat Tyrion datang dari arah belakang. Menggendong sebuah tas besar dipunggungnya.

Ia mengenakan jaket tebal juga celana kain hitam. Ada sesuatu melingkar ditangan kirinya seperti jam tangan.

"Sepagi ini?!"

Zani berlari naik kembali, berdiri satu tangga yang sama dengan Kak Zico. Menatap tak percaya ke Tyrion. Benar juga, sekarang baru jam Setengah tujuh. Aku baru saja selesai mandi dan bersiap turun untuk sarapan.

"Makan dulu kek, isi tenaga."

"Aku mau ambil barang dikamar."

Aku bergeser sedikit memberi jalan agar kakak bisa naik ke atas. "Apa yang harus aku bawa?" tanyaku.

"Beberapa helai pakaian, dan kotak kesehatan. Kau Zani, bawa juga persediaan makanan." jawab Tyrion.

Aku mengangguk untung saja sebelumnya aku tidak mengeluarkan barang barangku kemarin. Tinggal memasukkan kotak P3K yang Tyrion maksud nanti.

"Emang kita ke dunia ramalan itu lewat mana sih? Sampe harus bawa P3K?" Zani bertanya namun Tyrion terlihat malas menjelaskan. Pria itu hanya melanjutkan langkah menuju kebawah.

Berjalan ke arah meja makan, meletakkan tas yang cukup besar itu dipinggir kursi lalu duduk disana.

"Sumpah! Orang nanya loh ini?!" Zani menghentakkan kakinya kesal menatap sengit jauh ke arah Tyrion.

𝐏𝐄𝐏𝐑𝐎𝐌𝐄𝐍𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang