TRHEETY FOUR

7 2 0
                                    

Aku berkedip. Perasaanku hanya sekali aku berkedip dan itu bahkan tidak sampai satu detik. Tapi kenapa tiba tiba saja aku berdiri ditempat berbeda? Apa ini sihir? Wah, jantungku tidak tenang sekarang.

Aku menoleh kesamping kanan, mendapati Zani yang melotot kaget, refleks saja ia ingin mundur selangkah namun sesuatu seakan memaku kakinya di tempat ia berdiri.

Lantai licin yang begitu kinclong ku tempati berdiri ini seperti punya lem kuat, untuk menahan kami bergerak. Ditambah lagi aura ruangan petak yang ditata menyerupai tempat polisi melakukan interogasi ini, terasa pengap dan dingin.

Oh tidak, dimana diriku sekarang?!

"Kau--"

Aku tersentak menatap lurus ke depan, melihat dimana dua orang pria yang tak lain adalah Kaisar Feo juga satu temannya, berdiri sejajar menatap tajam pada ku.

"Dari awal aku sudah mencurigai mu, mau mengatakan sendiri atau perlu paksaan?"

Lanjutnya, Kaisar Feo itu memang bersikap seolah menginterogasi ku. Dan itu berhasil. Dia berbakat untuk menjadi polisi sepertinya.

"Anda curiga tentang apa pada saya, Yang mulia. Saya tidak tahu apa apa sampai dibawa ke tempat seperti ini. Saya hanya ingin izin pulang sebentar, mengambil pakaian saya untuk satu minggu ke depan menjadi pelayan anda. Sekaligus mengantar teman saya pulang."

Mengambil nafas lelah juga kaku. Aku sungguh terbata dalam mengatakan kalimatku. Melihat juga merasakan aura tidak mengenakkan dari dua orang sekaligus.

Suara seseorang mendengus terdengar, lihatlah bagaimana dua orang di depanku ini mendengus bersamaan. Mereka saudara atau bagaimana? Tatapan sama, sifat sama, apa mungkin wajah mereka juga sama? Karena satu teman pria yang kata Zani mirip Tyrion itu tidak menggunakan penutup wajah.

Oh, atau dia adik Kaisar yang kemarin baru saja menikah? Sayangnya waktu itu aku tidak sempat melihat pasangan pengantin saat pesta, dan itu semua karena Kaisar mesum satu ini. Padahal aku ingin sekali melihat bagaimana proses penyatuan juga pernikahan orang orang disini, pasti sangat unik.

"Maaf tuan tuan. Sebelumnya kami meminta maaf karena telah menembus apa tadi Sy?"

Aku menoleh memandang Zani, "Portal?"

"Iyyak Portal. Tapi memang kami ditakdirkan untuk bisa melewati portal itu, kami tidak tahu apa apa tengah sihir manapun. Yang mulia kan tahu jika kami hanya 'manusia biasa'"

Aku tidak menyangka sikap playgirl yang dimiliki Zani, berfungsi untuk memberikan keberanian padanya untuk berbicara.

Bahkan dia dengan beraninya mengatakan kalimat sarkasme, dengan menekan kata 'manusia biasa'. Hebat juga temanku satu ini.

"Sihir biasa tidak akan bisa menembus portal itu, bahkan tak ada seorang pun yang bisa menembusnya kecuali sang pemilik, Elvern saja tidak mampu melakukan hal itu. Berikan aku jawaban tepat jika kau siapa?"

Kaisar Feo melangkah maju menambah pacu jantungku yang sungguh tidak nyaman. Apalagi aura semakin tidak enak seiring langkah yang pria itu ambil.

"Apa lagi yang harus ku jawab. Huh, saya Sybil lukela lorenza, cucu manusia generasi ketujuh dari anak pertama Bunda Hadria dan Tuan Elvern, yang tinggal di dunia lain."

Dapat ku pastikan mereka tidak akan semudah itu melepaskan kami berdua. Kecurigaan mereka begitu kuat hingga aku sendiri bingung harus berbuat apa agar mereka percaya dengan apa yang kami katakan.

"Saya Feronika ghazani. Sahabat dari Sybil. Saya juga berasal dari dunia lain sama seperti Sybil. Jadi, identitas apa lagi yang ingin anda tahu?"

Zani ikut memperkenalkan diri. Dengan kalimat santai seakan kedatangan kami berdua ini adalah kewajaran bagi Euthoria. Kenapa pula sahabat ku satu ini begitu jujur?!

𝐏𝐄𝐏𝐑𝐎𝐌𝐄𝐍𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang