THREETY NINE

7 2 0
                                    

Hamil.

Lucine hamil.

Bersama Zhirion.

Kakak Tyrion.

Lalu Tyrion?

Kecewa mungkin. Itu hanya kemungkinan kecil. Bagaimana dengan kemungkinan besarnya? Bagaimana dengan respon Tyrion nanti?

Aku saja sudah seshock ini. Hal itu memenuhi pikiranku sejak tadi. Tapi... Bukannya Kaisar Feo tidak tahu jika ada Lucine disini? Dia saja kaget waktu tahu Lucine diculik oleh Zhirion.

Ada apa sih dengan dunia ini?!

Masalah ini saja sudah rumit. Apalagi ditambah masalah ku juga. Lagipula siapa yang dimaksud Tyrion? Mengapa tiba tiba saja pria itu mengatakan hal ambigu seperti itu. Menurutku ambigu karena aku tidak tahu tujuan perkataannya mengarah kemana.

Kalo sampai benar ada orang yang merindukanku, memangnya aku pernah bertemu seseorang yang spesial disini, begitu? Aish, Tyrion itu menambahkan pikiran saja.

"Apa kau tengah mengatur rencana jahat, di otak kecil mu itu?"

Saat suara itu berhasil terdeteksi oleh pikiran ku, aku mendengus. Ingin sekali aku melempar orang ini ke lautan berisi Piranha. Ekspresi dan cara berfikir nya itu benar benar halal untuk dinistakan. Itu kata Zani.

Aku jadi ingin tahu apa yang sedang terjadi pada Tyrion dan yang lain. Mungkin mereka sudah pergi dari bukit Choiza. Kukira akan sangat lama waktu yang Tyrion butuhkan untuk membuka segelnya.

"Sungguh kau tengah memikirkan apa sedari tadi, hah? Sampai kau tidak mendengar ku bicara?"

"Ck, bisa diam tidak?!"

"Tidak. Memangnya kenapa? Kau berencana untuk kabur dariku, atau melukai Queen, kan? Jawab pertanyaan ku!"

"Kenapa otakmu selalu memikirkan hal buruk tentangku, hah? Bisa tidak biarkan aku berfikir dengan duniaku sebentar saja?"

Atensi ku sekarang sudah beralih untuk marah pada Kaisar Feo. Setelah keterkejutan ku tadi di ruang makan, aku sudah kembali menjadi pelayan pria ini. Hingga sekarang hari sudah mau berganti malam. Dan pria itu tidak pernah sekali pun membiarkan aku beristirahat.

Dia selalu menempatkan ku pada posisi dimana aku harus selalu berada dalam jangkauannya. Padahal aku butuh istirahat setelah menerima kenyataan besar seperti ini.

Meskipun belum sepenuhnya akurat jika wanita itu Lucine, tapi tetap saja perasaan ku gelisah.

"Kau masih ingin mengatakan jika Queen itu adalah Lucine?"

Tidak heran jika Kaisar Feo tahu apa yang sedari tadi kupikirkan. Sebelum datang kemari aku sudah menyinggung soal Lucine. Hingga aku sudah bertemu istri Zhirion yang mirip Lucine.

Kaisar Feo sudah mengatakan jika dia bukan Lucine. Tapi saat aku bertanya siapa dia, pria angkuh itu tidak ingin atau mungkin tidak bisa menjawab. Ada rahasia disini. Dan itu yang juga masih mengganggu pikiran ku. Kaisar Feo saja yang begitu dekat dengan Zhirion tidak tahu apa apa.

"Lalu jika aku bertanya dia siapa, kenapa kau tidak bisa menjawab? Kau juga tidak tahu 'kan?"

Aku mendengus lelah. Menyandarkan tubuh pada kursi gazebo tempat Kaisar Feo meminum teh setelah mengobrol dengan Zhirion tentang urusan kerajaan.

"Kenapa kau sangat berambisi membantu Tyrion? Apa hubunganmu dengannya?"

Aku melirik dia sekilas, lalu kembali memandang berbagai jenis tumbuhan didepan sana.

𝐏𝐄𝐏𝐑𝐎𝐌𝐄𝐍𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang