FOURTY SIX

9 2 0
                                    

"Sy. Kita istirahat dulu. Lagipula yang tahu tempat Viola dikurung itu hanya Zhirion. Sedangkan kakakku itu masih bersama Lucineana. Dia masih sakit."

Aku mengambil nafas lelah. Benar juga. Aku sudah terlalu banyak mengambil tindakan hari ini. Aku harus bisa mengumpulkan tenaga.

"Baiklah, ayo tidur."

Ghizarion terseyum senang. Pastinya, tidur adalah opsi utama yang dia katakan saat sampai kesini. Kami berjalan memasuki kamar yang memang ada beberapa di paviliun sebelah kanan. Untuk urusan kehancuran istana, akan diurus oleh Xilam dan Kaisar Feo.

"Sybil."

Aku menoleh saat suara seseorang memanggil dari belakang. Tyrion datang bersama Lucine disampingnya. Gadis itu sudah mengganti pakaian ke gaun yang lebih indah dari sebelumnya. Bahkan ada binar bahagia dimatanya. Berbeda dari saat aku mengunjunginya pertama kali. Rambut yang saat itu masih tergerai panjang menyapu rumput. Kini sudah tertata rapi karena dikepang.

"Tyrion, Lucine. Kalian akan kemana?"

"Tidak. Kami hanya tak sengaja lewat dan melihatmu. Setelah ini kami ingin istirahat sebentar. Sebelum besok akan pergi."

"Pergi?"

Tyrion akan kemana? Dan baru saja ku sadari saat memperhatikan tubuh pria itu bersih dari luka, tanpa meninggalkan bekas sama sekali.

"Ya, ini bukan duniaku. Kau ingat, dulu aku pernah mengatakan jika aku harus mengambil Lucine dari sini agar aku bisa kembali ke dunia ku?"

"Tapi...Caerhayes kan sudah hancur? Kalian akan kemana?"

"Tyrinthia. Rumahku di sana, aku membuat dunia itu sendiri. Untukku dan Lucine."

"Kau tidak ingin tinggal disini? Bersama yang lain. Kau sudah tahu semuanya kan?"

"Sudah, aku sudah tahu segalanya. Tapi itu impian Lucine. Tinggal di dunia yang hanya ada kami berdua. "

Serius mereka hanya ingin tinggal berdua. Sepertinya kata 'Dunia milik berdua' itu nyata adanya.

"Untuk malam ini saja, bisakah kau menemani Lucine? Aku harus mengerjakan sesuatu yang sangat penting."

Hah?

Aku melirik Ghizarion. Pria itu chubby itu sudah menunjukkan raut malas. Yah, maafkan aku Ghiz. Rencana tidur berdua memang harus gagal hari ini.

"Tidak apa kan Ghiz?"

"Tyrion, kau sungguh pengganggu!"

"Balasan dari kau meneriaki kakak mu tadi." Tyrion menjawab kekesalan Ghizarion dengan santai. Ghiz, dia mendengus menata sedih kearah ku. "Hanya semalam, yah?"

"Ck, kau alay. Ikut denganku sekarang!"

"Apa itu Alay?! Kau mengatai ku ya? Dasar kakak tidak tahu diri!"

Tyrion tidak menggubris adiknya. Beralih menatap Lucine dengan pandangan lembut. "Lucine, aku akan kembali secepatnya. Istirahatlah, dan nikmati setiap waktumu dengan pemandangan luar yang nyata. Tidak seperti saat kau di sana."

Lucine mengangguk dan bergerak memeluk Tyrion. Ish, romantisnya. Setelah nya Tyrion menarik kerah jubah yang dikenakan Ghizarion. Memaksa priaku itu pergi bersamanya.

"Hey, aku belum memeluk Sysyku!"

"Tidak perlu."

"Aih.... SYSY AKU CINTA PADAMU!"

Aku tertawa bahagia. Ternyata Tyrion lebih tinggi dari Ghiz, memudahkan laki laki itu menariknya. Ungkapan cinta Ghizarion pun menggema sepanjang lorong kamar.

𝐏𝐄𝐏𝐑𝐎𝐌𝐄𝐍𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang