Hari sudah menjelang siang meski sekarang tengah gelap, tapi tidak ada apa pun yang terjadi pada kertas kusam bertulis lambang itu.
Tidak dapat kubayangkan bagaimana jika kami mati kedinginan disini. Bersandar lelah di dekat pohon menjadi pilihanku. Memandang wajah wajah lesu dari ketiga orang yang juga tengah bersandar pada pohon tinggi.
Ku perhatikan Tyrion, tatapannya masih belum lepas memandang kertas itu. Kertas yang masih tergeletak di tanah. Senter yang cukup terang disimpan ditengah tengah dekat dengan kertas itu sebagai pengganti api unggun.
Awalnya kami ingin menyalakannya sebagai penerang juga penghangat tapi Tyrion bilang itu dilarang disini. Aku cukup frustasi karena itu. Sudah dingin, dilarang pula menyalakan api, belum lagi kondisi agak gelap seperti ini.
Hadria, nenekku yang ditunggu tunggu itu tidak juga mau menampakkan diri.
"Rion, sampai kapan sih kita nunggu kayak gini? Mending kita cari aja dulu di sekitar sini purple hole itu. Siapa tahu kita bisa ketemu sesuatu."
Tyrion berfikir sebentar, lalu mengangguk menyetujui saran ku. Akan lebih berguna juga jika kami mencari sesuatu dulu di sekitar sini. Setidaknya dengan sedikit bergerak kami bisa menahan rasa dingin.
Kami berdiri, lalu aku mengambil kembali kertas itu. Kertas ditangan ku ini terasa tidak basah sama sekali. "Kita berpencar atau bagaimana?" Kakak bertanya sembari memperbaiki posisi tas ranselnya.
"Enggak, kita gak boleh berpencar. Hutan disini sulit untuk liat arah dari kompas. Kita harus selalu bareng. Ayo, kita jalan ke depan sana!"
Tyrion menjawab, lalu berjalan lebih dulu ke depan, tepatnya di belakangku. Aku mengikutinya, otakku mengiyakan apa yang tadi dikatakan Tyrion jika kami tidak boleh berpencar.
Bukan apa apa, tapi aku tidak ingin mengambil resiko jika sampai salah satu dari kami hilang. Belum lagi karena kompas tidak bekerja dengan baik disini. Entah bagaimana nasib kami nanti saat pulang setelah mengantar Tyrion ke Euthoria.
Aku benar-benar tidak menyangka, niat awal aku hanya ingin membantu menemukan apa penyebab pasti meninggalnya Dewi, kukira Dewi dibunuh oleh orang mabuk, ternyata penyebabnya diluar nalar manusia biasa. Bahkan semua itu ada hubungannya dengan keluarga ku.
Aku jadi bertanya tanya kenapa Dewi bisa ditemukan dalam keadaan berdarah darah juga bau alkohol, juga ditemukannya dua lobang bekas gigitan dileher Dewi.
Kata Tyrion, Dewi dibunuh oleh kakaknya. Memangnya kakak Tyrion itu pemakan darah? Dan suka minum alkohol?
Belum lagi aku ingat apa yang dikatakan Tyrion saat di pemakaman.
"Gu-gue gak nyangka bakal kayak gini, Wi."
"Gue gak tahu itu elo... AARGHHHH!!!"
"Maafin gue. Lo jadi korban dari masalah gue, maafin gue.Seharusnya gue yang ada di pemakaman ini, bukan lo, ini salah gue. Kenapa lo harus ada di sana waktu itu, andai lo gak ada di sana semuanya gak bakalan kayak gini. Gue masih bisa liat lo ketawa, gue masih bisa liat lo marah marah karena masuk BK, gue masih bisa liat lo pusing mikirin urusan OSIS sampek ketiduran, gue masih bisa liat lo... bujuk gue buat nikahin elo, padahal lo masih SMA. Tapi, gue janji gue bakal nyari cara supaya kita bisa ketemu. Supaya, gue
bisa nikahin elo sekarang. Gak peduli lo masih SMA yang penting jaga diri lo baik baik, gue bakal nemuin lo dan kita nikah... Gue janji!"Tyrion tidak menceritakan detail kejadian malam dimana Dewi meninggal waktu dia membawa aku dan Zani ke rumahnya.
Kata jika seharusnya dia yang berada di pemakaman itu membuatku juga berfikir, bukankah dia abadi? Bahkan dia sudah menemui enam reingkarnasi Lucine, calon istrinya di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐏𝐑𝐎𝐌𝐄𝐍𝐎
Fantasy𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐛𝐞𝐫𝐧𝐚𝐦𝐚 𝐓𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 * * * Membantu menemukan penyebab dibalik ditemukannya Dewi dalam keadaan mengenaskan membawaku pada sebuah pengalaman panjang. Awalnya semua biasa saja, kami datang mengucapkan bela sungkawa ke...