57. End (revisi)

11.4K 544 78
                                    

Ini chapter terpanjang sepanjang sejarah aku nulis gaes Haha

Jadi seperti biasa, bacanya pelan-pelan, dihayati biar ngena.

Happy reading❤️

Untukmu, i love you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untukmu, i love you.

....

Shafira memasukkan tumpukan buku-buku tebal itu ke dalam tasnya saat mendengar bel pulang sekolah baru saja berbunyi.

"Mikh," panggil Shafira saat Mikha ingin melenggang pergi begitu saja tanpa menunggunya.

"Tungguin gue bentar,"

"Sorry Sha, gue buru-buru." balas Mikha cepat lalu melangkah pergi dari sana.

Shafira menyernyit bingung melihat sikap Mikha yang hari ini tampak berbeda padanya, kenapa Mikha seakan-akan menjauhinya?

Shafira menggeleng pelan, berusaha mengenyahkan pikiran negatif yang muncul di kepalanya.

Mungkin saja Mikha hanya sedang badmood, dan sedang tak ingin di ajak bicara

Ponsel di saku bajunya tiba-tiba bergetar, terdapat notifikasi pesan disana.

Gama : lo bisa balik sendiri kan? Gue masih ada urusan

Shafira hanya mengetik kata 'oke' sebagai balasan tanpa berniat bertanya apa urusan yang di maksud oleh Gama.

Ya mungkin saja itu ada hubungannya dengan tim basketnya, dan Shafira tidak ingin mengganggu kegiatan cowok itu.

Shafira memasukkan benda pipih itu ke dalam tasnya. Usai berkemas dan merapikan sedikit penampilannya, ia menggendong tas ranselnya kemudian berjalan keluar kelas.

Shafira berniat pulang menggunakan angkutan umum, kini dirinya sudah berada di halte dekat sekolah untuk menunggu bus. Matanya sesekali melirik arloji di pergelangan tangannya, sudah lebih dari sepuluh menit tapi tidak ada satu pun angkutan umum yang lewat.

Tiba-tiba seseorang dengan motor vespa berwarna biru muda berhenti tepat di depan Shafira.

"Shafira, lo belum pulang juga?" Fabian turun dari atas motornya dan berjalan menghampiri Shafira.

"Iya nih gue lagi nunggu bus." balas Shafira seadanya.

"Oh yaudah balik bareng gue aja gimana?" tawar Fabian.

"Emm gak usah deh, makasih. Gue bisa balik sendiri kok." tolak Shafira halus.

"Udah Sha gapapa bareng gue aja, dan sekalian kalo lo gak keberatan gue mau ngajak lo makan di cafe deket sini. Anggep aja ini sebagai bentuk permintaan maaf gue soal kejadian kemarin. Gue bener-bener ngerasa bersalah Sha, cuma ini yang bisa gue lakuin."

Gama's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang