35. Ternyata? (revisi)

8.4K 586 26
                                    

Kamu, adalah hal sederhana yang membuatku bahagia.

....

Sudah hampir seminggu setelah kejadian di kantin waktu itu, Shafira belum sama sekali bertemu dengan Gama atau sekedar melihatnya bermain basket bersama teman-temannya di lapangan. Cowok itu seperti menghilang tertelan bumi.

Seharusnya Shafira senang, karena niatnya menghindari Gama kini terwujud, terbukti cowok itu tidak pernah menampakkan diri di hadapannya. Tapi informasi yang terakhir ia dengar dari Mikha, bahwa Gama seminggu ini memang tidak masuk sekolah, entah untuk alasan apa ia juga tidak tahu.

Suara alarm dari jam berukuran kecil yang berhiasan motif spongebob itu berbunyi dengan nyaring, membuat Shafira tersentak dari lamunannya dan segera mematikan benda kecil itu. Shafira sudah bangun sejak lima menit yang lalu.

Shafira bangkit dari kasurnya saat melihat jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Ia melangkah menuju jendela untuk membuka gorden kamarnya agar sinar matahari masuk.

Shafira menyibak tirai berwarna putih itu, seketika matanya membulat terkejut kala mendapati sebuah mobil hitam mengkilap baru saja berhenti di halaman rumahnya.

Pemilik mobil itu turun, membuat Shafira benar-benar terpaku. Sosok yang seminggu ini tidak pernah tampak, kini malah muncul di depan rumahnya.

Gama melangkah menuju pintu ber-cat putih itu lalu menekan bel disana.

Tidak berpikir apa-apa lagi, Shafira segera turun, masih dengan baju tidur bermotif spongebob dan jangan lupakan sandal bulu-bulu yang kini melekat di kakinya.

Ceklek

"Kena--"

Belum selesai Shafira menyelesaikan kalimatnya, Gama sudah lebih dulu memotongnya.

"Ayok ikut gue!" Gama menarik pelan pergelangan tangan Shafira.

Shafira membulatkan matanya terkejut. Apa-apaan ini? Tiba-tiba datang pagi-pagi sekali dan sekarang malah ingin membawanya pergi? Tidak waras, pikir Shafira.

"Heh! Mau kemana?" panik Shafira, saat Gama membawanya masuk ke dalam mobil.

Ayolah, ini masih jam 6 pagi, dan ia juga belum mandi. Jangankan mandi, Shafira saja bahkan belum menyentuh air sama sekali pagi ini.

"Lo mau culik gue kemana? Astagaaa," panik Shafira lagi saat Gama mulai melajukan mobilnya.

"Udah diem!"

Shafira berdecak kesal.

"Gue tau, lo seminggu ini pasti ngangenin gue kan?"

Shafira berdecih. "Pede gila lo!"

Gama terkekeh pelan. "Gengsi banget cewek,"

Shafira mendengus. "Lo mau bawa gue kemana sih sebenernya? Lo gak liat ini penampilan gue!"

"Cantik." gumam Gama yang masih bisa di dengar Shafira.

Shafira melempar pandangannya keluar jendela, tidak ingin baper hanya karena ucapan singkat Gama. Ingatkan Shafira bahwa ia harus menjauh dari cowok itu.

Gama semakin menambah laju mobilnya, mengejar waktu. Sampai mobil Gama memasuki wilayah bandara, membuat Shafira seketika panik.

"Lo-lo mau ngapain ke bandara?" Shafira membulatkan matanya. "Jangan bilang lo mau jual gue ke luar negeri?" sambung gadis itu bertambah panik.

Gama's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang