9. Tikung menikung (revisi)

14.4K 929 11
                                    

Cobalah lebih peka, mungkin saja manusia-manusia penghianat berada di sekitarmu.

....

Hari minggu menurut Gama adalah hari kebebasan. Kebebasan bangun siang, dan kebebasan melakukan hal yang lainnya tanpa perlu di atur-atur. Seperti saat ini, di jam 10 pagi Gama baru saja membuka matanya. Cowok itu meregangkan otot-otot tubuhnya yang entah mengapa terasa terasa.

Gama bangkit dari kasurnya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. 10 menit berlalu, cowok itu sudah kembali dengan handuk yang melilit di pinggangnya, serta tetesan-tetesan air yang turun melalui rambutnya yang masih basah. Gama melangkah menghampiri lemarinya untuk mengambil kaos dan celana santainya. Hari ini, ia akan bermalas-malasan saja di apartemen.

Gama melangkahkan kakinya menuju dapur saat merasa perutnya mulai keroncongan, cowok itu mengambil roti tawar lalu mengoleskan selai nanas diatasnya.

"Woi Gam!"

"Anjir!" umpat Gama kaget.

"HAHAHA!" tawa menggelegar itu berasal dari seorang cowok yang tanpa tahu malunya langsung ikut mengambil roti tawar milik Gama lalu mengolesi selainya.

"Bisa gak lo dateng, gak usah pakek ngagetin!" kesal Gama.

"Santai dong boskuu!" seru Ansell.

Gama hanya mendengus, lalu ikut mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu bersama Aldeo.

"Gimana Al?" tanya Gama.

"Apa?"

"Olimpiade yang ditawarin pak Umbut kemaren?" jelas Gama.

"Gue tolak," balas Aldeo.

"Ngapa lo tolak Al?" kali ini, Ansell yang bertanya.

"Males." jawab Aldeo singkat.

"Kemaren juga pak Umbut nyaranin lo pindah ke kelas IPA kan? Terus lo tolak juga?" tanya Ansell, yang di angguki oleh Aldeo.

Sebenarnya Aldeo adalah salah satu murid pintar dari jurusan IPS, nilai Aldeo bisa dibilang di atas rata-rata. Oleh karena itu pak Umbut menyarankan Aldeo untuk pindah masuk ke kelas IPA yang sepertinya lebih sesuai. Sedangkan Aldeo menolak karena alasan sudah terlalu nyaman dengan juruan IPS. Dan soal olimpiade itu, dari awal Aldeo tidak pernah berminat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Alasannya tentu saja ribet, karena nantinya ia harus lebih banyak menghabiskan waktu dengan tumpukan buku yang menurutnya membosankan.

"Main ps aja lah kuy!" ajak Ansell, yang di angguki setuju oleh Gama.

Kini Ansell dan Gama mulai bertanding play station dengan club sepak bola kebanggaan masing-masing. Sedangkan Aldeo memilih memainkan game online diponselnya.

"Ck! Sial!" maki Ansell saat Gama kembali mencetak angka.

"Mantap, gue menang!" sorak Gama senang saat club bolanya berhasil menang dengan skor 2 - 0.

"Ahh curang lo!" Ansell mendengus tak terima saat dirinya dikalahkan.

"Bacot lo, udah-udah minggir. Ganti pemain!" titah Gama.

Gama's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang