Penting, untuk merasa dirimu sendiri berharga.
....
CeklekPintu bercat putih itu terbuka, menampakkan seorang gadis kecil berkuncir kuda yang tengah memeluk bonekanya. Tampak sangat menggemaskan.
"Ehh kak Gama, kak Ansell, ayok masuk dulu." ajak gadis kecil itu.
Gama dan Ansell mengangguk, lalu melangkah santai memasuki rumah mewah yang selalu tampak sepi itu.
"Kak Al nya mana Intan?" tanya Ansell pada Intan ---adik Aldeo yang masih berumur 11 tahun.
"Kak Al lagi jemput kakak cantik, tapi bentar lagi juga pulang." balas Intan.
Gama dan Ansell lantas menyernyit, kakak cantik?
"Sia--"
Pertanyaan Ansell itu terpotong, saat pintu rumah Aldeo kembali terbuka. Gama dan Ansell terkejut saat melihat seorang gadis yang kini sudah berdiri disamping Aldeo, keduanya sama-sama terkejut. Tapi Aldeo, tetap santai dan memasang wajah datarnya.
"Nah itu kakak cantiknya!" seru Intan, yang lansung berlari memeluk gadis cantik itu.
"Kak Shafira, ayok temenin Intan buat PR, abis itu kita main ya!" ucap Intan girang.
Shafira masih diam, pandangannya malah tertuju pada Gama yang kini juga tengah manatapnya. Cowok itu menatap Shafira dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Kak!" Intan menepuk bahu Shafira pelan, membuat gadis itu tersadar dan menundukkan kepalanya menatap Intan.
"Ehh iya?"
"Ayo kak," tanpa babibu lagi Intan langsung menarik pergelangan tangan Shafira begitu saja dan membawanya ke lantai atas menuju kamarnya.
Gama masih memperhatikan punggung Shafira yang mulai menjauh, hingga seruan dari Ansell membuat Gama kembali mengalihkan pandangannya.
"Jadi bener Al, kalian ada hubungan?" tanya Ansell, masih tidak percaya. Begitu pun Gama, entah mengapa ia sedikit tak rela. Tapi entah karena apa? Huft.
Aldeo yang duduk di depan Ansell dan Gama, hanya menganggukkan kepalanya singkat menjawab ucapan Ansell padanya.
"Kalian pacaran?" tidak, kali ini pertanyaan itu meluncur dengan mulus dari mulut Gama.
Aldeo menggeleng. Sedangkan Gama mengerutkan dahinya.
"Shafira, dia sepupu gue."
Gama sukses terkejut, begitu juga dengan Ansell yang sudah membulatkan kedua matanya dengan mulut yang terbuka.
Jadi selama ini mereka hanya sepupu?
"Sial lo Al! Kenapa gak bilang dari awal sih, lo malah berbelit-belit! Gue kira lo pacaran sama Shafira!" sungut Ansell, sekaligus mewakili ucapan Gama.
"Lo gak pernah nanya."
Diam-diam Gama menarik kedua sudut bibirnya, hanya sedikit, bahkan tipis. Jika tidak di perhatikan dengan baik, siapa yang tahu jika cowok itu kini tengah menyunggingkan senyumannya.
Ansell yang memang berada di satu sofa yang sama bersama Gama, lantas mendorong bahu cowok itu kuat saat melihat Gama hanya diam-diam saja. "Heh mikirin apa lo, jangan harap Shafira jadi suka sama lo! Dia sukanya sama gue!" Ansell berujar dengan sangat pede.
Gama berdecak, ingin sekali Gama memukul wajah songong Ansell. Tapi berusaha ia tahan, dia masih tahu tatakrama bahwa tidak boleh membuat keributan di rumah orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gama's [End]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Gama Handaru adalah cowok tampan sejuta pesona yang dapat memikat gadis mana pun yang dia mau. Jabatannya sebagai kapten basket di SMA Pusaka membuatnya semakin digandrungi oleh para siswa. Gama juga terkenal dengan julukan pla...