Menepi sesaat, untuk melupakan cerita singkat yang sialnya masih tersemat di otak.
....
Tepat saat Gama berhasil memasukkan bola basket itu ke dalam ring, bel istirahat berbunyi. Gama, Ansell dan Aldeo lantas memilih tempat sejuk di pinggir lapangan, dan mendudukkan dirinya disana.
"Ehh ehhh, mantan lo tuh Gam!" seru Ansell saat melihat seorang siswi bertubuh mungil, dengan rambut sepunggung sedang berjalan ke arah mereka seraya menenteng sebotol air minuman dingin.
"Behh, pas banget tuh mana gue haus!"
"Hai Lolita cantik," sapa Ansell, saat Lolita sudah berdiri di hadapan mereka.
Lolita tersenyum. "Hai kak Gama, kak Ansell, kak Aldeo." sapa Lolita, sok akbrab.
Gama menaikkan sebelah alisnya menatap Lolita. "Ngapain?" tanya Gama tak santai.
"Yaelah Gam, galak banget lo. Maafin Gama ya Lolita, soalnya dia lagi mode senggol bacok alias lagi PMS!"
"Haha, iya kak gapapa.."
Sedangkan Gama menatap tajam Ansell, seolah mengatakan. 'Awas aja lo!'
Ansell malah cengengesan saat Gama menatapnya tajam. "Oh iya lo pasti mau ngasih air minumnya ke gue ya? Aduh pas banget gue lagi haus nih!"
Dengan kurang ajarnya, Ansell langsung merebut botol minuman dingin itu dari tangan Lolita, dan langsung meminumnya.
Mata Lolita membola. "Tapi kak itu kan untuk kak Gama,"
"Yah, udah abis." sesal Ansell menunjukkan botol air minum kosong itu tepat di depan wajah Lolita.
Gama menarik salah satu sudut bibirnya, sekarang ia tahu, pasti Ansell sengaja membuat Lolita kesal. Biarkan saja, Gama tak perduli. Jika sudah menjadi mantan, maka jangan harap bisa mengusik hidupnya lagi. Karena Gama adalah orang yang pantang untuk balikan sama mantan.
"Mending lo pergi deh." ucap Gama yang sudah malas menatap wajah sok polos gadis di depannya ini.
"Tapi kak--"
"Lo budek ya?"
Lolita mendengus, dengan terpaksa gadis itu pergi dari sana dengan kaki yang di hentak-hentakkan pertanda ia sedang kesal. Tapi emang apa peduli Gama?
"Hahaha" Ansell tertawa saat melihat kepergian Lolita yang sudah pasti menahan kesal karena tingkah menyebalkannya.
Gama tersenyum miring, lalu menepuk-nepuk punggung Ansell cukup keras. "Gud..."
"Uhukk-uhukk, sial lo Gam!" Ansell terbatuk karena ulah Gama yang menepuk-nepuk punggungnya.
"Apa nih balesan gue?" tanya Ansell.
"Nanti gue traktir."
Ansell tersenyum senang, uang jajannya hari ini bakal utuh.
"Gama!"
"Mampus lo, si cabe manggil tuh." Ansell menunjuk seorang gadis yang berjalan ke arah mereka dengan pakaian yang ketat, dua kancing seragam gadis itu terbuka dan jangan lupakan rok pendek di atas paha itu.
Gama menolehkan kepalanya, begitu juga dengan Aldeo yang sedari tadi hanya diam.
Gama, Ansell, dan Aldeo memang selalu bergidik jika melihat Citra Renavio si cabe SMA Pusaka. Tentu saja julukan itu disematkan karena dandanan gadis itu yang terkesan menor, dengan dempul yang setebal 5cm, serta bibir yang sudah semerah darah suci Nayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gama's [End]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Gama Handaru adalah cowok tampan sejuta pesona yang dapat memikat gadis mana pun yang dia mau. Jabatannya sebagai kapten basket di SMA Pusaka membuatnya semakin digandrungi oleh para siswa. Gama juga terkenal dengan julukan pla...