Chapter 5

7.6K 332 8
                                    

Suasana di ruang makan ramai dengan kericuhan yang ditimbulkan oleh mulut-mulut lemes The Danawangsa Teenagers. Ah lebih tepatnya hanya Aska dan Zico saja yang mendominasi keramaian itu. Sedangkan yang lainnya hanya menyimak dan sesekali menimpali ocehan tak berbobot mereka.

"Cie yang mau nikah," ucap Zico yang langsung mendapatkan dukungan penuh dari saudara seperjulitannya itu.

"Kenapa acara nikahan kalian nggak diberengin aja? Biar hemat gitu biayanya," kali ini Aska lah yang berbicara dan ucapannya itu sukses menghantarkan Allegra pada batuk yang berkepanjangan hingga membuat wajah cantiknya memerah.  Allegra menepuk pelan dadanya sendiri.

"Hati-hati, sa--" Keenan menghentikan ucapannya. Menyadari jika dirinya hampir kelepasan memanggil Allegra dengan sebutan 'sayang'. Dia segera meralat perkataannya, "Hati-hati, Allegra."

Pria itu menyerahkan gelas yang langsung diterima Allegra tanpa banyak kata. Tenggorokan dan dadanya terasa sakit karena tersedak makanan yang dimakannya sendiri.

"Dek, kamu mau bikin kakak meninggal?" tanya Allegra setelah meletakkan gelas di atas meja. Dia menatap tajam adiknya.

Aska mengernyit bingung, "Loh emang ada yang salah sama ucapanku?"

Dalam hati Allegra mengggeram mendengar penuturan Aska. Ada yang salah? Ya jelas ada! Cih! Sampai mati pun Allegra tidak akan pernah mau menikah di waktu dan tempat yang sama dengan Keenan. Allegra tidak bisa membayangkan betapa sakit hatinya nanti ketika melihat orang yang sangat dicintai akan terikat dengan seseorang yang pasti bukan dirinya dalam ikatan pernikahan yang sakral.

"Apa kamu lupa di keluarga mana kamu dibesarkan? Di keluarga Danawangsa yang nggak akan semudah itu jatuh miskin meski kita mengadakan pesta pernikahan selama tujuh hari tujuh malam sekalipun,"  ujar Allegra santai namun terdengar menyebalkan di telinga yang mendengarnya.

Aska berdecak. Dia kembali menyuapkan makanan yang ada di piringnya. 

"Seharusnya kalian ngajak pasangan masing-masing. Biar kita bisa saling mengenal. Lagian aku belum pernah lihat calonnya kak Alle," saran Zio tanpa melihat perubahan ekspresi yang terjadi di mimik kedua insan yang saling mencintai itu.

"Jangankan elo, Zi. Kak Alle yang calon istrinya aja nggak pernah lihat gimana wajah calon suaminya," timpal Aska.

"Serius?!!" kaget Zico, ah bukan hanya Zico, tapi mereka semua yang ada di meja makan. Terkecuali Allegra pastinya.

"Emang tampang gue ini tampang-tampang pembohong?" tanya Aska pura-pura tersinggung, namun diabaikan sepupu kembarnya.

"Kok bisa?"

"Dijodohin kayak bang Keenan ya?"

Tanya Zico dan Zio bergantian. Allegra hanya diam tanpa berniat membuka suara. Dia menoleh saat merasakan aura tak mengenakan dari pria di sampingnya dan matanya langsung menangkap mata Keenan yang tengah menatapnya lekat. Secara impulsif, tangan Allegra bergerak mengelus genggaman tangan Keenan yang berada di bawah meja.

"Kayaknya sih iya," jawab Aska sok tahu, padahal dia mah tidak tahu apa-apa. Yang ia tahu hanya Allegra yang akan menikah dan itu dengan seorang lelaki yang masih duduk di bangku perkuliahan.

"Dih, amit-amit deh! Jangan sampai gue dijodoh-jodohin kayak mereka. Kayak yang nggak laku aja. Bener-bener gila tuh orang tua!" ungkap Zico menggebu-gebu. Diantara The Danawangsa Teenegerstermasuk Daffa—, memang Zico lah yang sedikit memiliki sifat pemberontak. Dia tidak suka diatur oleh siapapun. Apalagi menyangkut masa depannya. Seperti yang terjadi dengan Keenan ini.

Terpaksa Menikahi Berondong (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang