Chapter 27

3K 158 20
                                    

"Hebat ya elo? Mentang-mentang cucu pemilik LM. Seenaknya aja dua hari mangkir dari pemotretan. Dengan bantuan direktur utama lagi!" Suara nyinyiran penuh kedengkian itu menyambut pendengaran Allegra ketika dia baru saja memasuki ruang ganti.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan menejer Allegra. Karena selama ini tidak ada yang berani berkata sedemikian rupa selain Serena Aquilen Maheswari. Sahabat yang juga merangkap sebagai asisten dan manajernya.

"Diam, Lo! Berisik!" desis Allegra lalu mengambil langkah meninggalkan Seren dan mendekati penata rias yang tengah berbincang serius dengan fashion stylish dan hair stylist.

Namun, bukannya mendengarkan perintah modelnya, Seren justru semakin merecoki Allegra.

"Konsep pemotretan kali ini apa, Kak??" tanya Allegra mengabaikan Seren sembari mendudukkan dirinya di kursi depan meja rias.

"Glamour photography dengan menggunakan rancangan busana dari salah satu designer yang baru saja memenangkan kontes World of WearableArt Awards," sahut sang fashion stylist. "Gimana menurut kamu, All?" tanyanya sembari menunjukkan sebuah gaun satu setel Sabrina one-shoulder berwarna merah dengan ciri khas bagian bahu terbuka yang memberikan tampilan menawan dan seksi tanpa kesan berlebih pada penggunanya dan juga bawahan rok di atas lutut yang berwarna senada dengan atasan. Serta sebuah ekor gaun terpisah yang memanjang dan menjuntai di lantai.

"Cantik. Aku suka. Mewah dan mempesona," komentar Allegra singkat.

"Kamu benar. Gaun ini memang cantik dan akan lebih cantik kalau kamu yang pakai."

Allegra hanya tersenyum untuk menanggapi pujian yang dilontarkan fashion stylish. Dia kembali memfokuskan pandangan pada bayangannya di cermin. Dia menyeringai puas. Ini adalah konsep pemotretan yang sangat dia sukai. Jika fotografi biasa akan menjaga keseimbangan proporsi antara model dan objek yang di tampilkan, maka konsep kali ini akan sangat berbeda.

Fotografi glamor adalah semua tentang kecantikan model dengan memberikan penekanan pada fitur wajah yang dipahat sempurna dengan cahaya riasan, seksualitas dan daya tarik yang dimiliki oleh sang model. Dengan kata lain, konsep ini lebih menonjolkan kesan seksi, romantis, kecantikan, dan keindahan dari sang model. Dan Allegra sangat menyukai konsep ini.

"Beri riasan yang sedikit mencolok dan lebih berani dari biasanya. Kita akan menampilkan kesan mewah, seksi, elegan dan misterius secara bersamaan," kata fashion stylish pada penata rias, lalu beralih pada hair stylist. "Untuk gaya rambut karena ini konsepnya glamour photography dan busana yang dipakai sejenis sabrina, maka sebaiknya gunakan ide gaya rambut Messy Updo untuk memperlihatkan leher jenjang dan bahu telanjang Allegra agar semakin menarik."

"Siap!"

Setelah hampir satu jam berkutat dengan pekerjaan masing-masing, saatnya Allegra menggunakan busana yang telah dipersiapkan. Dia memasuki ruang ganti.

"Wow!!" seru para staff melihat Allegra yang baru keluar dari walk in closet bersama fashion stylish yang berjalan di belakangnya sembari mengangkat ekor gaun Allegra yang menjuntai panjang.

"Sesuai yang diharapkan," puji penata rias. Mereka bertos ria dan saling melemparkan senyum bangga atas kerja keras diri mereka masing-masing.

Allegra berjalan mendekati Seren yang duduk di kursi tunggu. Dia menyuruh sang fashion stylish untuk meninggalkan mereka berdua. "Gimana, Ser?"

"Seperti biasa selalu mengangagumkan." Seren tersenyum seraya mengangkat dua jempolnya. "Eh, tunggu-tunggu." Perempuan itu tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke leher Allegra saat matanya tak sengaja menangkap hal ganjal di sana, lalu di detik berikutnya, mulut Seren sedikit terbuka setelah menyadari bahwa sesuatu itu adalah sebuah hickey. "All?!!"

Terpaksa Menikahi Berondong (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang