Chapter 36

4.4K 198 10
                                    

Allegra bohong, nyatanya ia tak sanggup membalas Keenan dengan tidur dengan Saka. Dia tidak bisa membohongi dirinya dengan melibatkan Saka yang tidak tahu-menahu mengenai permasalahannya. Allegra masih memiliki hati. Ia tak tega menjadikan pemuda kaku itu pelampiasan atas rasa kecewanya pada Keenan. Allegra benar-benar tidak bisa melakukan semua ancamannya itu.

"Ah, Brengsek!" umpat Allegra. Ia menjambak rambutnya untuk menyalurkan rasa kalut yang tengah ia rasakan. Bayangan-bayangan Keenan yang tengah bercinta dengan Raina berhasil membuat kepalanya hampir meledak. Allegra mengerang frustasi.

Dari kejauhan, Seren yang melihat itu hanya bisa menatap Allegra prihatin. Dia menghela napas, lalu menghampiri Allegra dengan sebuah nampan di tangannya. "Tenang, Allegra. Semuanya akan baik-baik aja. Tolong kendalikan emosi lo, oke? Nih minum dulu."

Allegra menggeleng putus asa. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia langsung memeluk Seren dengan erat. Untuk saat ini dia hanya butuh seseorang yang bisa memahami perasaannya. "Lo salah, Ser. Semua nggak akan baik-baik aja saat dia udah nidurin wanita itu sampai hamil. Dia udah bohong dan khianatin gue. Dan yang paling menyakitkan, dia juga udah tampar gue, Ser."

Seren menghela napas. Sebenarnya sah-sah saja Keenan meniduri Raina, karena bagaimanapun mereka sudah berstatus sebagai suami istri yang sah. Tapi di sini situasinya sangat rumit untuk dijabarkan. Pernikahan mereka benar-benar aneh. Seren saja yang berperan sebagai penonton merasa pusing, lalu bagaimana dengan Allegra dan Keenan yang menjalaninya?

"Udah-udah. Gimana kalo sekarang lo lupain Keenan dan mulai fokus sama pernikahan lo dengan Saka. Nggak mungkin kalian terus-terusan begini kan? Apalagi sekarang istri Keenan lagi hamil. Gue takut hubungan lo dan Keenan bakal jadi bom waktu yang akan meledak di saat kalian udah nemuin kebahagiaan masing-masing, All." Seren berkata. Dia mengurai pelukan Allegra dan menatap perempuan itu lekat.

Allegra menepis tangan Seren yang berada di pundaknya. Lalu menghapus air mata yang tanpa sadar telah mengalir membasahi pipinya. "Nggak bisa. Gue cinta sama Keenan. Gue nggak cinta ataupun sayang sama Elsaka."

"Tapi selama ini gue lihat lo nyaman-nyaman aja sama si Saka. Kalian kelihatan bahagia dan akur." Seren memutar memori tentang kebersamaan Allegra dan suaminya beberapa hari ini.

"Beda. Elsaka ... di mata gue, dia seperti Aska. Gue nggak bisa ngubah perasaan ini begitu aja. Apalagi gue udah bersama Keenan hampir sepanjang hidup gue. Nggak mudah buat mengakhiri semuanya, Ser. Lo tau itu."

Seren menghela napas. Tidak tau harus berkata apa. Jatuh cinta dan mencintai orang yang tidak tepat memang serumit ini. Makanya Seren selalu menghindar dari yang namanya cinta. Seren tidak ingin jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.

"Gue pulang dulu," celetuk Allegra merasa beban yang ditanggungnya sama sekali tidak berkurang. Dia menyugar rambutan yang cukup berantakan dan membenahi penampilannya agar kembali rapi.

"Nggak mau nginep di sini?" tawar Seren. Dia takut Allegra nekat melakukan hal yang dapat merugikan dirinya sendiri. Gimanapun dia tau seberapa gila dan nekatnya orang yang lagi patah hati.

"Gue pulang aja. Di apartemen ada Elsaka." Seren mengerut bingung. Di saat seperti ini Allegra masih mengkhawatirkan seseorang yang katanya tidak dia sayang? Tapi mengingat itu bukan urusannya, dia segera mengedikkan bahu tak acuh.

"Jangan punya pemikiran buat bunuh diri, oke? Nanti kalau lo mati gue yang repot karena harus dikejar-kejar wartawan sinting itu," seloroh Seren membuat Allegra tersenyum miring.

Terpaksa Menikahi Berondong (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang