Chapter 37

4.3K 169 0
                                    

"Gimana perasaanmu, All?"

Allegra tersentak kaget setelah mendengar suara bariton yang masuk ke indra pendengarannya. Ia menoleh dan mendapati lawan mainnya telah mendudukan dirinya di sampingnya. Allegra tersenyum simpul. Karena terlalu banyak melamun, dia jadi tidak menyadari kehadiran pria itu.

"Sedikit nervous, Om," jawab Allegra singkat lalu kembali fokus pada skrip di tangannya. Dia terlihat sibuk membaca teks dan menghapal semua naskah yang akan diperagakan. Sesekali mendesah gusar saat mengetahui adegan yang harus ditampilkan merupakan adegan yang kurang berkenan di hatinya.

"Coba minum dulu." Pria itu menyodorkan sebotol air mineral pada Allegra menyadari kegugupan yang dirasakan perempuan itu.

"Terima kasih."

"Kamu nggak usah khawatir. Adegan yang diperagakan bukan adegan seks yang sesungguhnya. Itu cuma trik sutradara dan apabila terlihat nyata di layar, percayalah itu hanya efek dari visualisasi komputer. Terus waktu adegan ranjang, tidak semua kru juga ada di sana." papar Alex menjelaskan panjang lebar membuat Allegra semakin dilanda kegugupan. Tanpa sadar dia meremas kertas di tangannya.

"Jadi deg-degan aku." Allegra menjadi panik sendiri.

"Rileks. Santai aja, Sayang. Bayangin aja kalau kamu lagi bercinta beneran sama pasanganmu."

Allegra membulatkan matanya.
"Kalau Om kebablasan gimana? Nanti aku yang rugi dong?" Dia menatap tidak terima.

"Ya bagus kalau seandainya sampai kebablasan," saut pria itu santai.

"Bagus ndhasmu!" sentak Allegra dengan mata yang melotot garang. Alex tertawa.

Allegra hanya menatap datar pada pria yang masih tertawa itu. "Heran. Kenapa ngotot banget sih pilih aku jadi lawan mainnya? Padahal ini pertama kalinya aku terjun ke dunia akting. Aku yakin, di luar sana pasti banyak banget aktris berbakat yang cocok buat jadi partnernya Om Alex."

Pria itu mengangkat bahunya tak acuh. "Saya melihat potensi besar di diri kamu."

Allegra tersenyum miring mendengar jawaban tak masuk akal itu. "Yakin cuma itu? Nggak ada alasan lain seperti," Allegra sengaja menjeda ucapnya. "hm ... biar bisa beradegan ranjang denganku?" bisiknya sembari menaik turunkan kedua alisnya menggoda.

"Ya itu alasan terbesarnya."

Allegra terbahak. Tak menyangka dengan jawaban singkat dan gamblang pria di depannya. Inilah yang dia sukai dari lokasi syutingnya. Terkadang dengan melakukan pendekatan dengan orang lain dia bisa melupakan masalahnya sejenak.

"Om jujur banget," ucap Allegra menatap tak percaya pada Alex.

"Karna memang begitulah kenyataannya. Toh percuma saya menutupi kalau kamu pun sudah tau alasan yang sebenarnya." Alex menjeda ucapannya. Dia menatap Allegra lekat. "Sejujurnya saya cukup penasaran kenapa kamu tidak menerima lamaran yang pernah Saya ajukan? Saya tampan. Di luar sana banyak perempuan yang mengantri ingin bersanding dengan Saya, tapi kamu yang jelas memiliki peluang besar malah tidak dimanfaatkan dengan benar."

Allegra memutar bola matanya malas mendengar jawaban penuh percaya diri itu. "Ya karena aku nggak cinta sama Om Alex. Gimana dong? Masa aku harus memaksakan perasaanku sendiri?" Allegra langsung terdiam menyadari ucapannya sendiri. Ia terhenyak. Apa kabar dengan pernikahannya dengan Elsaka? Bukannya dia juga memaksakan dirinya untuk menerima pemuda itu?

"Wow impresif. Jawaban yang sangat tidak terduga." Allegra tidak menanggapi ucapan itu. Dia memilih fokus pada kertas di tangannya. Tiba-tiba pikirannya melalang buana memikirkan nasib pernikahannya setelah ini. Apa dia akan tetap bertahan dengan pernikahan hambar dengan pemuda itu?

Terpaksa Menikahi Berondong (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang