Chapter 10

5.8K 267 1
                                    

"Udah cocok jadi ibu kamu, All," celetuk suara bariton seorang pria membuat Allegra tertawa. Dia tidak menyahuti ucapan pria itu, tangannya justru sibuk mengelus rambut lembut batita dihadapannya.

Allegra tersenyum gemas kala melihat wajah serius bocah itu yang tengah asik memainkan lego dengan tangan kecilnya yang turut aktif dalam menyusun lego tersebut menjadi bangunan memanjang ke atas.

"Pintar banget sih, kamu," puji Allegra seraya mencium pipi batita bernama lengkap Vazelio Savier Atmaja yang membuat si empu langsung mengalihkan perhatiannya dan menatap Allegra dengan mata bulatnya yang lucu. Batita itu tersenyum, menampilkan giginya yang kecil nan putih lalu kembali fokus pada kesibukannya semula.

Saat ini Allegra tengah berada di kediaman salah satu sahabat Keenan yang juga merupakan mantan kekasihnya dulu. Siapa lagi kalau bukan Sean Savero Atmaja.

Setelah menghubungi pria itu yang mengatakan kalau dirinya sedang berada di rumah. Tanpa banyak kata, Allegra langsung mengemudikan mobilnya menuju kediaman elit milik Sean.

Dan sekarang, di sinilah dia berada. Duduk di sebuah karpet bulu yang luar biasa lembutnya dengan memandangi anak laki-laki berusia 3 tahun yang tak lain adalah putra tunggal Sean dengan sang istri, Zelena Danier Atmaja.

Walau Allegra dan Sean adalah mantan kekasih, namun status itu tak membuat mereka canggung ketika bertemu. Justru sebaliknya, mereka sangat dekat layaknya dua saudara kandung yang saling menyayangi.

Menurut Sean maupun Allegra, semua kisah mereka yang terjadi sebelumnya hanya masa lalu yang sudah berlalu. Tak perlu dipikirkan lagi, karena mereka sudah memiliki jalannya masing-masing.

Begitu pun dengan Zelena. Dia sama sekali tak cemburu melihat kedekatan suaminya dan Allegra. Bagi perempuan itu, Allegra adalah sosok malaikat yang telah membuat hidupnya berubah.

Karena bagaimanapun, Allegra merupakan orang yang sangat berperan penting dalam keuntuhan rumah tangga Zelena dulu. Membuat ikatan pernikahan yang awalnya tak dilandasi cinta bisa bertahan sampai sekarang. Allegra begitu baik pada Zelena. Dia juga yang meyakinkan kedua orang tua Sean terutama mamanya yang pada saat itu menentang keras pernikahan mereka.

Bahkan, perempuan itu nyaris dilecehkan oleh seseorang di masa lalu untuk menyelematkan nyawanya yang pada saat itu tengah mengandung buah hatinya dengan Sean.

Jadi tak ada alasan khusus untuk Zelena merasa cemburu pada Allegra yang nyatanya sudah dianggap sebagai adiknya sendiri.

"Walna?" ucap suara itu membuat Allegra mengalihkan perhatiannya dan mendapati Lio yang tengah memandang dirinya sembari menunjukkan sebuah lego berwarna biru.

Allegra tersenyum, "Coba Lio yang tebak itu warna apa?" alih-alih menjawab, dia justru melemparkan pertanyaan untuk mengasah kemampuan bocah 3 tahun itu.

"Iyo?" Allegra mengangguk saat Lio menujuk dirinya sendiri.

"Ijau?" tebaknya polos.

Allegra menggeleng lalu tersenyum, "Coba tanya sama papanya Lio."

Lio mengangguk lucu. Dia bangkit untuk menghampiri ayahnya yang tengah duduk di sebuah sofa yang tak jauh dari tempatnya.

"Pa, ini walna apa?" Diperlihatkan lego itu pada Sean setelah Lio sampai di hadapan pria itu.

"Lio tau langit warnanya apa?" Sean bertanya sambil mengangkat tubuh Lio dan mendudukkan di atas pangkuannya.

Allegra tersenyum melihat interaksi Sean dan Lio. Dia mengamati tanpa mau ikut campur dalam obrolan menyenangkan antara ayah dan anak itu. Tanpa sadar, dia mengelus perutnya yang hanya berisi sisa makanan. Sembari membayangkan betapa menyenangkan pasti melihat interaksi seperti itu setiap hari di rumahnya.

Terpaksa Menikahi Berondong (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang