Malam harinya...
Allegra menunduk dengan tangan yang sibuk mengaduk-aduk makanan tanpa minat. Rasa pusing serta tekanan di perutnya membuat Allegra ingin sekali meninggalkan meja makan ini. Namun, ia tidak bisa. Yang bisa dia lakukan saat ini hanya menggertakkan giginya untuk menahan dorongan pada perutnya yang semakin menjadi.
"Masakanku nggak enak ya?" tanya Raina mendapati Allegra yang hanya diam menunduk.
Allegra tersentak, "Ah ... Bukan," sangkalnya dan secepat mungkin langsung menutup mulutnya saat desakan itu semakin kuat. Allegra merasa mual. Dan semua gelagatnya disadari oleh semua orang yang ada di meja makan.
Karena sudah tak tahan. Dia berlari ke wastafel dan berusaha memudahkan isi perutnya. Namun karena sejak siang tak ada satupun makanan yang ia konsumsi. Dia hanya memutahkah cairan yang terasa pahit di mulutnya.
Huek...
Huek...
Allegra memegangi perutnya. Dia nyaris terhuyung jika Keenan tidak segera berlari dan menahan perempuan itu. Keenan merengkuh pinggang Allegra dengan tangan kanan yang memijat tengkuknya.
Allegra membasuh mulutnya, kemudian menumpukan kepalanya di bahu Keenan. Badannya sangat lemas. Apalagi beberapa hari ini pola makannya sangat berantakan.
"Kamu nggak papa?" bisik Keenan terdengar sangat khawatir. Dia terus memberikan pijatan-pijatan ringan di kepala Allegra.
Allegra menggeleng. Dia memejamkan mata untuk menstabilkan nafasnya. Tersadar tidak hanya Keenan dan dirinya di ruang ini, Allegra segera melepaskan diri dan menjauh dari pria itu. Allegra berjalan ke tempatnya semula dengan badan yang lemas.
"Sorry," ucapnya merasa bersalah, karena dengan tak sopannya ingin muntah dihadapan orang yang sedang makan. Dia juga gugup, karena kini pandangan semua orang tertuju pada dirinya.
"Kak All nggak hamil kan?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Zio membuat keempat orang dewasa di sana terpaku dengan tubuh menegang kaku. Terlebih Allegra. Dia memandang Zio tak percaya.
"Ngaco! Kak Allegra mah jomlo. Dia mau buat anak sama siapa? Sama bantal guling? Sama kasur? Atau sama tembok?" sahut Daffa menatap adiknya sinis.
"Ya, kan gue cuma nanya," jawab Zio acuh tak acuh, lalu kembali menyuapkan makanannya. Tanpa peduli efek besar yang ditimbulkan karena perkataannya barusan. Dia menyempatkan diri untuk melihat wajah Allegra dan Keenan yang tampak kaku. Kemudian tersenyum sinis tanpa disadari semua orang.
"Hei! Kalian lupa? Kak All itu punya calon suami. Siapa tau aja mereka khilaf dan nyicil DP buat malam pertama. Coba-coba, eh nggak taunya jadi dong!" serunya heboh tanpa memperhatikan raut disekelilingnya.
"Zico!!!" tegur Keenan memberi peringatan pada sepupunya itu.
"Peace, Bang cuma bercanda."
"Kakak gue nggak seperti itu ya!" timpal Aska tidak terima. Dengan sengaja dia menendang kaki Zico di bawah meja, membuat si empunya meringis, lalu balas menendangnya.
"Iya! Iya! Gue tau! Udah dibilang cuma bercanda juga."
Namun, atmosfer di ruangan itu tetap tak merubah. Masih hening, bahkan jauh lebih hening dan mencengkam dari sebelumnya. Daffa, Zico dan Aska yang biasanya membuat keributan untuk menghidupkan suasana. Entah mengapa, kali ini mereka mendadak tidak ada yang mau buka suara.
Hingga deritan kaki kursi yang saling bergesekan dengan lantai akhirnya mengalihkan perhatian mereka.
"Allegra, ikut kakak!" Maura berkata dengan nada dingin setelah menyelesaikan makan malamnya. Semua orang memusatkan atensinya pada perempuan itu. Menatap penasaran akan apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Berondong (SUDAH TAMAT)
RomanceRomance - Adult - Comedy JUDUL AWAL => ALLEGRA: MÀS JOVEN ---|||--- Allegra Kiana Danawangsa, seorang super model yang diam-diam menjalin hubungan dengan sepupunya sendiri. Keenan Alterio Danawangsa. Namun, tanpa sepengetahuan mereka, ternyata orang...