"Kompensasi apa yang aku dapatkan?" tanya seorang gadis cantik berperawakan tinggi semampai dengan rambut yang tergerai sepunggung. gadis itu duduk santai, namun mata coklat terangnya menatap lekat pria paruh baya yang duduk dihadapannya.
Pria yang baru memasuki kepala lima itu mengetuk bolpoin ke meja beberapa kali. Dia perpikir sejenak. Menimbang keputusannya. "Apapun," katanya mantap.
"Apapun?" tanya sang gadis skeptis. "termasuk nggak ada batasan untuk hadir di pemotretan dan pagelaran fashion show luar negeri?"
Pria itu mengangguk mantap. "Ya."
"Deal?" gadis itu mengulurkan tangannya sebagai pertanda negosiasi telah disepakati oleh kedua belah pihak dan uluran tangan itu disambut pria dihadapannya. "Deal."
Mereka berdua sama-sama tersenyum.
"Papi kira akan ada segmen kamu marah-marah sambil gebrak meja," canda pria yang disinyalir sebagai ayah gadis itu setelah diam beberapa detik.
Gadis yang diajak bicara hanya terkekeh, "aku nggak mau membuang energiku untuk marah-marah, Pi. Nanti yang ada otot wajahku jadi tegang dan keriput. Aku seorang model. Aku harus menjaga wajahku agar tetap cantik dan menawan."
"Ya, ya, ya terserah apa kata putri Papi aja," pria paruh baya itu melebarkan senyumnya. "Tapi kamu benar-benar menerima lamaran yang sudah papi terima itu kan?" tanyanya memastikan.
"Memang aku bisa menolak? Pernikahan ini akan tetap berjalan, karena papi udah menerima lamaran itu tanpa berunding denganku," ucap gadis itu malas. Hati terdalamnya terus mengutuk sang papi yang seenak jidat menerima lamaran dari pria yang sama sekali tidak ia kenal. Tapi yang membuatnya sangat kesal yaitu-
"Kamu nggak bisa nolak," kata pria setengah abad itu. "Lagian papi yakin, walaupun usianya 4 tahun di bawahmu, dia bisa bersikap dewasa. Lebih dewasa daripada kamu."
Iya... calon suaminya lebih muda, dan artinya dia akan menikah dengan seorang berondong. Benar-benar menyebalkan! Dia ingin marah dengan papinya tapi tidak bisa karena selama ini hanya sang papi lah yang merawat dia dan adiknya. Pria tua itu sungguh sangat berjasa dalam hidupnya.
"Selama papi bertemu dengan laki-laki itu, nggak ada hal ganjil dalam dirinya. Dia sopan, rajin dan penurut."
"Itu di depan papi. Pura-pura baik biar bisa nikah sama aku. Di belakang? Mungkin dia berniat jahat, seperti menjualku ke tempat prostitusi atau yang lebih gilanya lagi dia seorang mafia yang ingin menguasai kekayaan keluarga Danawangsa lewat aku. Kita nggak tahu semuanya, Pi. Termasuk baik buruknya seseorang."
Tak
Dan ucapan gadis itu sukses mendapat lemparan bolpoin tepat di dahinya. Gadis itu mengaduh sambil mengusap hasil aniaya papi tersayangnya. "Sakit, Pi. Jahat banget sama anak sendiri. Besok ada pemotretan juga. Kalau dahiku benjol papi mau bergaya di depan kamera buat gantiin aku?"
"Lagian kamu ngomongnya ngelantur. Sama sekali nggak masuk akal. Papi kenal baik dengan keluarganya. Calon papa mertuamu adalah teman nongkrong papi waktu SMA."
"Dengan kata lain aku dijodohin, nih?"
"Dibagian mananya kamu mengira ini perjodohan?" tanya pria tua itu mengernyit bingung. "Dengar baik-baik, perjodohan terjadi apabila. Satu, kedua calon yang ingin dijodohkan sama sekali nggak terlibat. Dan papi nggak menemukan itu, calon suamimu terlibat bahkan dia sendiri yang meminta restu sama papi. Dua, perjodohan direncanakan jauh-jauh hari tapi rencana ini terjadi begitu saja kemarin sore di kantor papi. Jadi dimana letak perjodohannya?"
"Ck! Terserah Papilah yang penting, mulai saat ini papi nggak bisa lagi ngelarang aku buat perjalan fashion ke luar negeri," gadis itu mendengus tapi tak ayal. Hatinya saat ini tengah berjoget ria bersama organ lainnya di dalam sana.
Tak apa menikahi laki-laki yang usianya lebih muda, terpenting dia bisa meraih mimpinya. Yaitu menjadi model internasional. Juga dengan menikahi lelaki itu, dia bisa menutupi sesuatu yang tidak boleh diketahui orang lain.
Gadis itu menggeleng tak percaya. Sebentar lagi, dia akan melepas masa lajangnya di diusianya yang ke-24 tahun, dan itu dengan lelaki bau kencur yang sialnya lahir waktu dirinya masuk TK.
Papinya benar-benar senewen. Entah apa yang merasuki pikiran pria tua itu hingga mau-maunya menerima lamaran dari anak yang lulus kuliah saja belum.
Ah.. menyebalkan!
Namun lebih dari itu, sebenarnya dia menerima lamaran dari lelaki yang tak dikenalnya karena ingin membalas rasa kecewa dan sakit hatinya pada seseorang.
'Kamu yang udah memulainya lebih dulu, Kee. Jadi jangan salahkan aku kalau aku juga mengikuti jejakmu.'
❌❌🔜❌❌
Cerita ini hanya fiktif. Murni imajinasi tidak ada sangkutnya dengan kehidupan nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Berondong (SUDAH TAMAT)
RomanceRomance - Adult - Comedy JUDUL AWAL => ALLEGRA: MÀS JOVEN ---|||--- Allegra Kiana Danawangsa, seorang super model yang diam-diam menjalin hubungan dengan sepupunya sendiri. Keenan Alterio Danawangsa. Namun, tanpa sepengetahuan mereka, ternyata orang...