Chapter 31

5.5K 204 4
                                    

"Cieeee Saka yang nikah sama yang lebih tua. Enak dong bisa manja-manja ke istrinya."

Suara bualan itu berasal dari sekumpulan lima pemuda yang tengah berdiri di salah satu stand makanan yang disediakan pada acara resepsi sederhana di pernikahan Allegra dan Saka.

"Emang kenapa kalau nikah sama perempuan yang lebih tua?! nggak suka lo?" sahut Gara seperti orang ngajak gelud. Marvel menaikkan satu alisnya heran. Begitupun dengan yang lainnya mendengar ucapan Gara yang nyolot.

"Kok lo yang sensie?" tanya Marvel bingung. "Lagian gue nggak pernah mempermasalahin Saka yang nikah sama perempuan yang lebih tua kok. Kenapa lo?"

"Nggak!"

"Dasar aneh!"

"Gara mah emang udah aneh dari dulu. Jadi penasaran apa yang sebenarnya dia sembunyiin dari kita." Cio menyaut dengan mata yang memicing curiga.

Gara semakin gelagapan. Dengan kepiawaiannya dalam mengelabuhi, dia langsung mengalihkan topik pembicaraan dan berhasil. Namun, tak berselang lama dia harus pamit ketika mendapatkan panggilan telepon. Wajah pemuda itu terlihat sangat tegang, membuat keempat sahabatnya menjadi penasaran.

"Kenapa sih tuh orang? Aneh banget hari ini," celetuk Marvel memandang kepergian Gara. Lalu beralih menatap Valeri. "Kenapa sama sepupu lo? Dari tadi wajahnya kayak tegang banget. Dikit-dikit lihat hp, dikit-dikit ngecek notifikasi panggilan. Nggak biasanya dia begitu."

Valeri hanya menggeleng tak acuh, membuat Marvel berdecak sebal.

"Payah lo! Masa gitu aja nggak tau?!" cibirnya yang tidak mendapatkan balasan.

"Kalian tau nggak? Jantung gue rasanya mau copot waktu liat Saka tiba-tiba nyosor ke model itu, Anjir!" ungkap Cio dengan nada excited. "Nggak nyangka ternyata Elsaka gue udah dewasa. Udah jadi suami orang aja lo," Cio menyeka sudut matanya dramatis. Kemudian memberikan tinjauan kecil di bahu sahabatnya.

"Ciuman di bibir enak nggak, Sa? Gimana rasanya?" timpal Marvel seolah melupakan rasa penasarannya pada Gara. Dia memepet tubuh Saka membuat pemuda itu mundur selangkah.

Saka berdecak, lalu mendorong tubuh Marvel untuk membentang jarak diantara mereka. Tanpa sadar, telinganya memerah. "Biasa," sahut Saka mencoba bersikap tidak peduli.

"Biasa?" Marvel mengulangi ucapan Saka. Dia menatap tak percaya pada pemuda lempeng itu. "Gila ya lo? Nggak ada efek atau sensasi kebakar-kebakar gitu di tubuh lo?"

"Kebakar? Rumah kali ah kebakar!" timpal Cio.

"Eh, tapi, Sa, gue masih penasaran. Kalo kalian dijodohin atas nama bisnis keluarga, kenapa nggak Bang Geo aja gitu? Secara dia udah dewasa dan cucu tertua di keluarga lo pula. Kenapa harus lo yang masih bocah? Kenapa nggak dia aja?"

Saka hendak membalas ucapan Marvel, namun terlebih dulu diintrupsi oleh kedatangan Gara. Kali ini, wajah pemuda itu jauh lebih panik dari sebelumnya. Dia menghampiri keempat sahabatnya dengan napas yang ngos-ngosan.

"Gue cabut dulu!" pamit Gara tiba-tiba dan mengejutkan. "Sorry, Sa, tapi selamat atas pernikahan lo. Semoga langgeng sampai ke anak cucu. Meski gue penasaran kenapa lo bisa tiba-tiba nikah sama model cantik itu, tapi gue akan selalu berdoa buat kebahagiaan lo. Sekali lagi selamat."

"Gue pamit," sambung Gara pada para sahabatnya. Kemudian perhatiannya jatuh pada Valeri yang sejak tadi menatapnya seakan menuntut jawaban. "Val, bisa tolong pesenin tiket pesawat dengan jam penerbangan pertama sekarang juga?"

"Ada apa, Gar?" Valeri bertanya mewakilkan rasa penasaran mereka semua.

"Rumah sakit. Celine."

Tiga kata itu mampu membuat mata Valeri membulat sempurna. "Dia?" Gara mengangguk panik.

Terpaksa Menikahi Berondong (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang