Episode 5 : Soni Netana🍁

18 8 5
                                    

Marah itu berbatas, tetapi kata-kata yang dikeluarkan saat marah akan melukai orang lain seumur hidup
_______

Soni Netana. Diantara teman-teman Kayla, hanya Soni yang paling pendiam. Gadis itu hanya menghabiskan waktu seharian dengan mendengarkan lagu favoritnya melalui earphone yang selalu menempel di telinga yang ternyata dipenuhi tindikan. Sekilas Soni tampak seperti gadis biasa yang pendiam, tapi sebenarnya gadis itu telah menutup rapat- rapat mengenai kelakuannya yang kelam.


Tidak ada yang tahu mengenai jati dirimu, selain kau sendiri

Perumpaan yang tepat untuk menggambarkan sosok Soni. Hanya Soni yang tidak datang ke pentas seni, ia lebih memilih duduk menikmati angin semilir yang menyentuh helain rambut panjangnya.

Tiba-tiba terdengar bunyi erangan yang keras. Soni segera mencari asal suara itu, dia membuka gudang kosong dekat sekolah. Disana ada pria yang disekap di dalam sebuah karung goni. "Ah. Tolong! "

Soni mendadak kaget, ia mendekati ke arah karung yang isinya adalah manusia.

"Jangan-jangan korban penculikan," gumam Soni sambil berjalan menatap karung yang kini berguling-guling.

"Siapapun tolong!" teriak pria itu. Soni segera membuka ikatan di dalam karung itu, dan ia terkejut menjumpai Danu.

"Kau Soni? " tanya Danu. Wajah Soni mendadak gugup, ia kemudian berlari, namun Danu keburu menggapai lengannya. Danu tak mau melepaskan peganganya sampai perempuan itu menjerit minta tolong. "Tolong. Pria ini mau berbuat jahat! "

Mendengarnya Danu jadi kesal dan menutup mulut Soni. "Saya tidak berniat jahat, kamu Soni kan? Sahabat Kayla. Saya hanya ingin berbicara padamu," ungkap Danu membawa Soni menjauh dari gudang sekolah.

"Jangan bicarakan orang yang sudah mati. Percuma, dan jangan sebut nama Kayla. Dia sudah tenang di surga," sahut Soni ketika Danu melepaskan tangannya dari mulut Soni.

"A--ku harus pergi." tegas Soni, tapi Danu dengan lancang menjabah kantung seragam Soni, dan menemukan secuil rokok yang baru terhisap ditemukan oleh Danu yang langsung menatapnya.

"Kau merokok? Lalu apa lagi yang kau lakukan? " Danu yang penasaran tampak mengepung Soni yang kini berlari laju.

Soni terus berlari, hingga di jalan sempit, ia berbelok dan berusaha mengelabui Danu. Soni menghela napas, setidaknya ia bisa bernapas lega saat Danu menghilang dari penglihatannya.

"Mau lari kemana Soni? " tanya Danu menyengir. Bak kesetanan Soni menampar pipi Danu.

Danu sempat memperhatikan lengan dan leher Soni yang dipenuhi luka sayatan. Ia menebak kalau gadis itu sering menyakiti diri sendiri. Danu berpikir keras, mengapa semua sahabat Kayla menjauhinya dan seolah-olah mengganggapnya sebagai orang jahat, padahal Danu hanya mau berbicara baik-baik pada mereka.

Pria itu masih mengingat hari-hari sebelumnya, dimana saat dia menjumpai sahabat Kayla, maka tak menutup kemungkinan mereka akan berakhir mengenaskan seperti sahabat-sahabat lainnya. Danu bingung dengan peristiwa yang ia alami.

Soni mengendap-ngendap ke dalam rumahnya. Pria itu mengintip dari balik celah rumah sederhana milik Soni.

"Ibu, maaf aku terlambat. Soni akan segera menghidangkan sesuatu untukmmu bu," kata Soni berlari menuju dapur mereka. Tidak ada jawaban pasti dari ibu Soni. Wanita tua itu hanya tertawa sambil memainkan helain benang sutranya. Sesekali merenung. Ibu Soni memang mempunyai penyakit gangguan mental yang tidak diobati oleh Soni dengan alasan biaya.

Bad Girls Tamat☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang