Episode 6 : Kejutan di Musim Semi🍁

14 7 4
                                    

Mengandung Gore !!!


Musim semi, terjadi setelah musim dingin. Musim yang menusuk di kulit akan tergantikan dengan pemandangan bunga yang bermekaran. Musim semi juga musim yang dibilang paling nyaman, pasalnya cuaca di musim ini cenderung ramah. Semua orang menantikan musim semi, musim bunga yang saling menawarkan mahkotanya untuk saling ditatap.

Dari jendela sekolahnya. Danu melihat bunga-bunga kecil berjatuhan dari dahannya, dia menjadi murid paling pendiam tahun ini. Tak banyak kegiatan yang ia lakukan, hanya berdiam diri di dalam kelas dengan tangan yang menelungkup di meja.

Pagi ini guru Yiruma menjelaskan pelajaran matematika yang membuat anak muridnya menguap dengan tidak jelas. Untuk sebagian murid pembangkang, ia lebih memilih tertidur nyenyak di pojok paling belakang.

"Guru!' terdengar teriakan dari dalam kelas yang berasal dari suara Asoka dari kelas 2-b. Adik kelas mereka yang terlihat tergesa-gesa datang ke kelas seniornya. Wajahnya terlihat ketakutan dan penuh dengan keringat. Asoka melilit lipatan roknya, ia mengingit bibir bawahnya. Murid-murid yang tadinya suntuk, heran dan kompak saling menatap ke arah Asoka, tapi tidak pada Danu yang sudah tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya lagi.

"Guru Yiruma, di bawah taman sekolah di dekat bunga sakura yang menjalar, di dekat kelas kalian, aku menemukan potongan jari manusia," kata Asoka dengan napas yang tersengal-sengal.

Mendengar kalimat misteri yang dicetuskan Asoka, membuat Danu menatapnya dan segera berlari ke taman sekolah. Murid yang lain juga ikut tersulut dan mengikuti jejak Danu.

****

Sebelum kedatangan Danu. Siswa-siswi yang berpakain olahraga memang berkumpul di taman sekolah untuk membersihkan taman-taman dari dedaunan oleh musim gugur bulan lalu. Mereka bercengkrama dengan riang- gembira, membicarakan bagaimana mereka akan pergi liburan bersama pasangan untuk menghabiskan musim yang penuh cinta ini, dan murid lainnya masih sibuk membicarakan mengenai misteri kematian dari Kayla yang seolah-olah ditutup rapat oleh pihak sekolah.

Taburan-taburan bunga sakura merah muda di kepala mereka membuat mereka betah untuk berlama-lama di taman, namun, mendadak ketakjuban Asako, berubah menjadi rasa takut. Saat ada sakura merah jambu yang meneteskan darah dari kelopaknya yang diatasnya tertaruh jari-jemari manusia yang sudah dipotong.

"Hei teman-teman. Aku menemukan jemari manusia." Asako menatap ke arah teman-temannya, ia bahkan mengucek matanya berulang kali untuk memastikan kebenaran penglihatannya.

"Guru Yiruma adalah wali kelas 2-b dan 3-A. Aku harus memberitahunya," kata Asoka lagi, lalu ia berlari.

Danu yang baru sampai dikejutkan dengan kerumuman siswa-siswi yang mengingatkannya pada kejadian menabur bunga di meja, atas meninggalnya Kayla. Apakah lima potongan jari manusia tanpa jasad sama halnya dengan Kayla.

Pria bermanik teduh itu melemparkan pandangannya di bawah pot bunga yang bertaburan bunga sakura, disana ia melihat potongan jari yang bekas dipotong. Ceceran darahnya masih terlihat berwarna ranum kemerahan. Dipastikan bahwa potongan jari itu sengaja diletakkan disana baru saja.

"Bagaimana kalau ada pembunuh di sekolah kita atau seorang psikopat?" celoteh salah seorang dari mereka yang langsung disambut ketegangan dari siswa-siswi lainnya. Ternyata tidak hanya sekali, kejadian aneh ini terjadi di waktu yang bersamaan. Danu memperhatikan dengan detail potongan jemari tangan tersebut.
Ia teringat warna cat kuku milik Hanindya waktu ia berebutan piala, kuku Hanin bercat hitam dengan gambar bulan sabit. Jantung Danu berdegup dengan kencang. Apa ada seseorang yang sudah menyabotase mayat Hanin?

Danu terlihat frustasi, ia mengambil tasnya dan memutuskan untuk bolos sekolah, namun bukannya bebas dari situasi yang rumit, Danu malah dicegat oleh seorang siswi dari kelas 1-B dia bernama Lily.

"Kakak. Kakak, syukurlah kau disini, aku sangat takut saat seseorang memberikan aku kertas ini." kata Lily dengan gugup ia menyerahkan kertas itu pada Danu yang awalnya berniat untuk tak memperdulikannya. Danu merebut kertas itu dari Lily yang terlihat tertekan dan khawatir.

"Memang apa bacaannya, kau terlihat ketakutan. Wajahmu pucat, kau dapatkan dari mana kertas ini?" tanya Danu membuat Lily menelan ludah kasar.

"Temukan sesuatu di tempat sampah."

"Ada seorang wanita muda yang memakai topeng, dia mengancamku untuk mau menerima kertas ini, kalau tidak aku akan diculik," ungkap Lily membuat Danu terkesima mendengarnya.

"Kamu masih ingat ciri-ciri wanitanya, seperti apa dia? Rupanya?"

"Aku---dia memakai jubah hitam dan topeng, aku tidak mengenalinya, aku hanya mendengar suara wanita," jawab Lily, ia mendongak menatap Danu yang segera menarik lengan Lily dan membawanya ke tong sampah di dekat mereka. Danu terlalu kesal, lalu ia menggumpal kertas itu dan melemparnya.

"Arghhh! " teriak seorang petugas pembersih sampah yang kebetulan dekat dengan keberadaan Danu dan Lily. Danu pun mendekatinya, lalu memandang ke dalam kantung plastik yang sekarang mereka hadapi. "Ada darah saat saya mengais plastik ini," keluhnya pada Danu dan Lily yang mendekatinya.

Danu yang penasaran, dengan hati-hati ia menggunakan pengait milik petugas sampah itu untuk mengorek lebih dalam ke kantung plastik, Danu menekan-nekan pengaisnya, semakin di tekan cairan merah seperti darah itu mengalir dari sela-sela tong sampah. "Apa bapak bisa buka plastiknya. Tolong dibuka saja pak," titah Danu, ia merasa tidak nyaman dengan keadaan ini. Petugas itu awalnya menolak, tapi akhirnya, dia membukanya dan menemukan potongan tubuh manusia yang sudah dicincang didalamnya, hanya berisi kaki dan lengannya. Danu langsung merasakan perutnya mual, "Tutup pak tutup! " Danu tak tahan lagi. Dia memuntahkan isi perutnya, lendir-lendir dari mayat yang dimutilasi itu berhasil membuat Danu dan Lily jijik.

"Apakah yang dimaksud dengan kalimat di kertas ini adalah mayat ini, mayat di dalam tong sampah? " batin Danu, ia memgambil kembali kertas itu dan memasukkannya ke dalam kantung.

Danu kembali mendekati petugas sampah itu. "Kalian.Coba lihat lagi di dalam kantung plastik itu, ada foto orang"

"Hah? Siapa pak? " tanya Danu menatap lekat ke dalam tong sampah yang membuat hidungnya berkerut, karena bau. Mereka membeku saat menjumpai foto berukuran kecil di kantung plastik. Di atas tumpukan badan yang sudah dimutilasi itu, foto seorang anak yang sedang memegang balon merah, dan sebelah tangannya lagi terlihat memegang balon yang sudah meletus. Raut wajah anak itu menangis, mungkin karena balonnya meletus.

Lily mengambil foto itu tanpa menggunakan sarung tangan, Danu menepuk jidatnya. "Jangan diambil Lily, kau bodoh. DNA mu akan menempel disana!" Danu menatapnya dengan kecewa ke arah Lily yang terlanjur membalik foto di tong sampah yang bertuliskan nama Kayla Ananda Megan. Danu langsung membulatkan matanya.

"Kak Kayla?" Lily menjatuhkan foto itu. Mereka disambut oleh deburan angin yang menderu, Danu berbalik lagi ke sekolah, sedangkan petugas sampah, Lily dan Danu juga memberitahukan itu pada pihak sekolah.

"Musim semi kali ini, benar-benar seperti kejutan untukku." bisik Danu.

****







Bad Girls Tamat☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang