Episode 19 : Sweet Day With Agnes🍁

8 1 2
                                    

Hai manis

Happy reading teman. Jangan lupa vote dan komentar, gratis kok teman😜💛

Rambut panjangku terurai mengudara, lalu tiba-tiba Agnes mendekat ke arahku dan menyelipkan ke telingaku. "Makasih Nes," kataku tersenyum manis. Agnes mengangguk, lalu menggandeng lenganku.

"Hari ini aku nginep di kamar kamu ya?" pinta Agnes memelas dengan wajah anggunnya. Sejujurnya, akhir-akhir ini aku merasa risih, jika berdekatan dengan Agnes yang sering memujiku, selalu membelaku yang digoda murid lelaki di sekolah dan parahnya lagi dia terlihat mengekang aktivitasku.

"Boleh kok, tapi aku ada janji sama Hanin, jadi aku gak bisa seharian sama kamu," sahutku merasa takut, karena pasti Agnes akan membuat diriku jadi teman posesifnya.

"Apa? Sama si bebek jelek itu. Kayla cantik, ngaca dong. Kamu gak pantas sahabatan sama dia udah miskin, terus bahan bullyan di sekolah lagi."

Agnes yang awalnya ku kenal sebagai vibes putri bangsawan mengeluarkan kalimat kasar saat aku tidak bisa sehari saja tidak berteman dengannya.

"Kok kamu ngomong kek gitu. Dia juga manusia Nes, sama kaya kita." Aku menatap Agnes yang bibirnya langsung cemberut dan terlihat kesal.

"Kamu selalu aja belain Hanin. Sahabat kamu itu aku, bukan Hanin, Soni dan Sofia!"

"Tapi mereka juga sahabatku Nes," tegasku meninggalkan Agnes yang terdiam dengan perasaan kesal.

Agnes mengikuti langkah Kayla. Dia menggendor-gendor pintu kamar Kayla.

"Kay, buka pintunya dong. Aku mau bicara. Kamu gak malu apa temenan sama Hanin si cupu, Soni dan Sofia yang aneh. Aku khawatir kamu jadi bahan gosip Kay, kamu tahu sendiri kan, kalau kamu temenen sama orang yang gak sederajat sama kamu bakal digunjingkan oleh orang lain. Pliz Kay, aku punya bukti," jelas Agnes. Aku yang sering mengalah dan tidak tega membuka pintu kamarku dan Agnes langsung memelukku.

"Aku gak mau kamu diomongin sama orang-orang. Coba kamu dengar rekaman ini." Agnes membuka suara perekam di ponselnya. Terdengar sekelompok gadis-gadis sedang menggosipkan Hanin dan Kayla.

"Idih. Si Kayla mau-maunya temenan sama sama si bebek jelek, sama si aneh terus sama si bau busuk."

"Iya ya, miring kali otak Kayla, atau si Kayla disantet kok bisa Kayla sebodoh itu mau berteman sama orang jorok kek mereka, dan malah nyuekin si Agnes yang lebih cocok bersama si dia. Lebih kelihatan berwibawa aja gitu Kayla."

Aku tercengang mendengarnya. Bagaimana mungkin orang di luar sana bisa berpikiran jahat seperti apa yang ada dalam rekaman milik Agnes. Memang selama berteman dengan mereka aku sering mendapat ejekan 'bodoh' tapi bukan berarti mereka bisa mengikis kebaikan di dalam hatiku.

Sehabis jam pelajaran pertama. Agnes menghampiriku yang sedang membereskan buku-buku pelajaranku.

"Kay, aku udah bilangin sama kamu. Jangan temenan sama mereka, tapi kamu masih aja baik-baikin mereka?" Agnes menatapku dengan kecewa. Aku menghela napas, lalu memegang pundak Agnes.

"Nes. Jujur, aku gak suka diatur," jawabku menggeleng-gelengkan kepala.

Agnes tersenyum simpul. "Oke Sorry, ke kantin aja yuk." Aku menurut ajakannya. Kami berdua ke kantin. Banyak lelaki yang berusaha mendekatiku untuk saling bertegur sapa, tapi Agnes malah memarahi mereka.

"Ngapain ngedipin mata sama sahabatku?" Agnes mendorong sebelah bahu Jordan yang terkenal dengan keplayboyan kelas kakapnya.

"Maaf Kay," kata seorang wanita berkacamata yang tidak sengaja menjatuhkan kopinya ke seragamku dan membuat rokku jadi lecet dengan noda. Belum sempat aku berbicara Agnes sudah merebut kopi Jordan yang terisi penuh, lalu menyiramkannya pada wanita itu.

Aku kaget. "Nes. Kenapa kamu?"

"Coba aja dia hati-hati, kamu gak sampai basah dan kotor gitu," sewot Agnes, membuat sebagian murid geleng-geleng kepala pada Agnes yang awalnya ramah dan lemah lembut berubah menjadi ganas saat berusaha menjaga Kayla, yang hanya merupakan seorang 'sahabat'

Memilih untuk tidak meladeni Agnes. Aku segera duduk dan memesan makanan. Agnes dengan sumringah sudah lebih dulu membawakanku sup yang masih hangat.

"Aku bawa sup. Sini aku suapin kamu Kay," tawar Agnes lalu menyorongkan sendok ke mulutku.

"Nes. Aku bisa sendiri. Gak usah terlalu lebay deh. Maaf," tegurku mengigit jari, karena takut dia tersinggung, namun Agnes malah tertawa sembari memakan coklat batangnya.

Perlakuan posesifnya dalam persahabatan juga semakin gila saat dia mengajak aku jalan dan memergokiku tidak memakai pakaian yang sama dengannya, padahal Agnes sudah capek membeli menurutnya.

"Aduh Kayla. Aku bilang kan hari ini makai dress kuning, bukan putih. Coba lihat aku dress kuning lo, biar kita couple gitu," senyum Agnes mengembang. Dengan manja ia mengambilkan pakaianku di lemari. 

"Tapi Nes, aku gak suka warna kun--," kalimatku terjeda ketika Agnes menutup mulutku dengan jarinya. Setelahnya ia mendudukkan aku di meja rias. Agnes mengambil lipstik dengan warna merah menyala, lalu menempelkannya di bibirku.

"Kamu cantik kalau pakai lipstik dengan warna tebal. Kan sebagai seorang sahabat, juga mau lihat wajah kamu yang cantik," cengir Agnes.

"Tapi Nes. Aku gak suka lipstik merah. Biarin dong aku yang putusin diriku harus gimana."

"Aku kan mau yang terbaik buat sahabat aku," keluh Agnes dengan mulut yang maju. Aku menghela napas melihat raut wajah sedihnya. Ibarat dia tidak dihargai sebagai seorang sahabat.

Aku meruntuku diriku sendiri. Begitu parahnya menjalani hidup sebagai orang yang tidak enakan. Aku ingin bilang tidak, tapi rasanya tidak mampu.

Kepalaku semakin tenggelam dalam bathub kamar mandi sembari menikmati sensasi mandi di malam hari, tapi tiba-tiba hawa dingin menusuk di kulitku, lalu aku bangkit untuk mengambil handuk. Mataku tertuju pada shower di atas sana. Ada sebuah benda kecil disana, aku segera mengambil tangga dan menaikinya.

"Bodoh! Kenapa ada kamera kecil dikamar mandiku?" Aku syock, bahkan untuk menelan ludah saja rasanya sesak. Aku keluar dari kamar mandi. Entah kenapa perasaanku jadi tidak nyaman, dan aku memutuskan untuk melihat-lihat seisi kamarku. Aku mengantupkan mulutku ketika dibalik televisi aku menemukan kamera kecil berupa cctv.

Aku tidak bisa membayangkan lagi, bagaimana aktivitas privasiku diketahui oleh orang lain. "Gak. Gak mungkin, pasti aku cuman mimpi." Aku menepuk-nepuk pipiku dan terjatuh ke lantai.

Apapun yang ku lakukan dia mengetahuinya. Privasi yang selama ini aku jaga dengan baik sekarang malah jadi bahan tontonan. "Siapa yang sudah melakukan hal bejat ini?"

"Mereka pasti yang pernah masuk ke dalam kamarku, tapi siapa?"

Aku mulai menerawang dan teringat Agnes.

"Kay. Kenapa sih kamu buang minuman pemberian aku. Kamu gak suka ya, bisa aku ganti baru kok, rasa Sirsak atau Mangga?"

"Hah dari mana kamu tahu minuman kamu aku buang. Maaf Nes aku gak suka minuman teh."

Agnes langsung gugup dan secepat kilat dia mengalihkan pembicaraan.

Dari balik layar monitor yang besar. Di dalam kamarnya Agnes menggepalkan kedua telapak tangannya.

"Kamu jahat Kay.  Kenapa kamu rusak cctvnya!"


Bersambung

Vote dan komentarnya manis 😜💛 biar author semangat 45 buat ngetik.

Bad Girls Tamat☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang