Aku menatap pantulan diriku di kaca sekolah. Aku terkekeh, karena menertawakan kelainan yang aku miliki. Menyukai sesama jenis merupakan rahasia terbesar dalam hidupku. Ku akui aku bodoh menganggap Kayla sebagai sahabat yang baik, ternyata ia hanyalah teman yang toxic.
"Tolong!"
"Jangan lakukan. Ku mohon!"
Terdengar suara isakan seseorang dirundung di dalam toilet. Agnes mengupingnya, lalu membuka pintu yang tak dikunci. Nampak Audia yang merupakan murid paling bodoh dan cupu sedang dibullyy beramai-ramai. Agnes menatap ke arah mereka dengan puas, bukannya membela orang yang sedang dibully, Agnes malah bertepuk tangan.
"Pemandangan yang waw. Lanjutkan, kau tidak akan tahu bagaimana nikmatnya menjadi jahat, jika tidak merasakannya."
Gerombolan siswi mulai melucuti pakaian Audia dan membagikannya ke aplikasi Coka.... Di aplikasi itu foto-foto Audia tersebar, beberapa orang memberikan komentar menggoda.
Bawa dia untukku
Dia sangat indah
"Hahaha."
Mendadak aku teringat kalau semua aktivitas Kayla terekam di cctv miliknya.
"Kalau aku bermain-main denganmu dulu, sebelum kau meninggalkan aku tidak apa-apa kan?" Aku menyeringai.
Suara merdu nyanyian Kayla saat di kamar mandi, bahkan waktu dia tertidur dan melakukan berbagai kegiatan aku simpan ke dalam sebuah folder video berjudul "Video Bidadari" di komputerku.
Aku menggungah semua video Kayla, sebelumnya aku modifikasi terlebih dahulu agar terlihat ia melakukan dengan sukarela semua kegiatannya, tanpa unsur paksaan, sehingga ia yang dianggap sudah rusak.
Klik
Bukankah itu Kayla
Waw, ia menunjukkan seluruh tubuhnya, tanpa dipaksa
Apakah ini pemotretan
Apakah dia tidak sadar
Video ini sangat memalukan
Menjijikkan
Aku tertawa di dalam kamar seraya menghadapi layar laptop yang menyala.
"Mudah sekali untuk menghancurkanmu lebih dulu," bisikku menatap bulan sabit di atas langit malam, sembari meminum teh hangat perisa bunga melati.
"Selamat depresi Kayla."
Kayla terbangun dari tidur lelapnya. Ia terkejut, karena mendengar bunyi notifikasi ponsel yang berentetan. Kayla menyandarkan diri pada bantal, ia mengambil ponselnya dan langsung melemparnya begitu video dirinya sedang dipamerkan di grup chat sekolah.
"Gila! Siapa mereka?"
"Ya Tuhan, apa aku sudah memilih teman yang salah?"
"Siapa yang menerorku. Siapa yang menguntit aku?" Kayla meremas rambutnya sambil mulai menangis ketakutan.
Hanin memukulkan kepalanya ke meja. Ia sudah berpikir keras untuk meladeni perintah Kayla untuk membuatkan sebuah cerita yang mana tokoh utamanya harus dia, tapi dari jam 09.00 pagi sampai tengah malam, Hanin masih belum rampung menyelesaikan ceritanya, meski hanya satu bab.
"Berpikir bodoh!" Hanin memukul kepalanya dengan tangan.
"Kalau kau tidak berpikir. Kayla pasti selalu meneror hidupku dan membuatku menderita seumur hidup. Tidak!" Hanin mendobrak mejanya dan mulai kembali menulis di secarik kertas, namun ia tetap gagal, bolpoin di tangannya jatuh. Wajahnya pucat dengan bibir yang memutih.
Setetes demi tetes cairan merah keluar dari hidungnya. Hanin mimisan dan ia membiarkan darahnya mengalir di kertas dan otakknya mulai berinteraksi dan memberikan kenangannya bersama Kayla saat mereka masih akrab.
"Aku capek berpikir, aku akan menulis cerita yang pernah aku alami ketika bersamanya." Hanin mantap menulis demi bait kejadian yang pernah ia rasakan, seperti menulis diary dengan lancarnya ia mengingat dan menuangkannya ke dalam sebuah bentuk tulisan.
Cahaya pagi menerobos masuk ke dalam kamar Kayla yang termenenung di jendelanya. Pantulan sinar mentari dan bisikan embun, membuat Agnes yang sedang menyisirkan rambut Kayla terkekeh.
"Kayla, semakin hari demi hari, kulitmu kering. Malang sekali kau," ratap Agnes yang dengan tenangnya mengelus pipi Kayla. Akhir-akhir ini Kayla sering bermuram durja. Ia memilih izin dari sekolah dengan alasan sakit, tapi Agnes memilih untuk tidak percaya.
"Karena aku tahu, Kayla pandai menyembunyikan perasaanya. Cih, sok bahagia, sama dengan menyiksa diri sendiri," ejek Agnes kembali menyisirkan helain rambut dari Kayla.
Agnes menyipitkan kelopak matanya, karena kebingungan dengan rambut Kayla yang banyak sekali rontok.
"Rambutmu juga rontok," tegur Agnes menatap Kayla, namun Kayla hanya tersenyum manis.
"Bagaimana kalau kau memakai krim dariku. Krim ini adalah krim alami dari bahan kunyit dan bengkoang. Kau pasti cocok, jika memakai krimnya. Percaya kan denganku? Apa kau meragukan aku? bahkan rahasia terbesarku, ku bilang padamu," ucap Agnes dengan lembut, tapi matanya yang bulat nampak mengintimidasi Kayla.
Kayla mengangguk. "Aku percaya padamu."
Agnes mengambil krim wajahnya dari dalam tas, lalu menyerahkannya pada Kayla.Lebih setengah jam dari kepergian Agnes, Kayla memilih beranjak dari tempat tidurnya. Ia menatap krim pemberian Agnes seraya menatap wajahnya di cermin.
"Mana aku yang selalu bahagia? Wajahku juga terlihat berkerut. Sial, gara-gara selalu memikirkan orang lain dan si penguntit itu, aku jadi tidak bisa mengurus diriku sendiri," batin Kayla mengoleskan dengan perlahan krim di pipinya.
"Akh!!"
Kayla menjerit saat sedang asyik mengoleskan di pipinya. Rasa pedih dan panas yang menjalar langsung di kulit pipinya, membuat Kayla berguling-guling di lantai.
"Panas! Pengkhianat," jerit Kayla sambil meniup-niup pipinya, lalu berlari ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, namun rasa nyeri yang dirasakan Kayla tak kunjung reda, Kayla bahkan sudah putus asa dan akhirnya tak sadarkan diri.
Seseorang mendobrak pintu kamar Kayla. Ia memakai topi hitam serta kemeja putih yang casual, tanpa mau berpraduga pemuda itu menggotong Kayla untuk masuk ke dalam ruang rahasia tersendiri di kamar Kayla, yang bahkan empu kamar tidak tahu ada dimana.
"Kayla, Kayla."
"Polos kadang berbahaya juga," gumamnya membaringkan Kayla yang sekelilingnya terdapat bunga cicuta.
Kayla terbangun dari pingsannya. Pemandangan pertama yang ia hadapi adalah sosok pria yang menyeringai padanya, Kayla berteriak ketakutan melihat pemuda asing ada di hadapannya.
"Siapa kamu?" tanya Kayla dengan gelisah. Pria itu hanya tertawa dan mengisap rokoknya,hingga asapnya menyerbak ke seluruh ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls Tamat☑️
Mystery / ThrillerMisteri & Thriller. Mengandung gore. Danu harus terjebak dalam misteri kematian seorang gadis di sekolah, setelah dirinya menerima pernyataan cinta dari gadis itu, malam sebelum dia ditemukan meninggal bunuh diri. Gadis itu bernama Kayla Ananda Mega...