Epidode 4 : Sofia Almara🍁

17 7 3
                                    

Kadang, ambisi dari sebuah impian atau keinginan akan membunuhmu lebih cepat, daripada yang pernah kau bayangkan.
_________

Sofia Almara. Gadis dengan lesung pipi yang manis. Bersurai pendek sebahu yang akhir-akhir ini tampak bermura durga. Banyak orang-orang mengira dia masih bersedih atas kematian sahabatnya. Walaupun begitu, Danu masih bersikeras untuk menantang Sofia sebagai salah satu teman terdekat Kayla yang patut dicurigai.

Di balik panggung seni sekolah, Sofia bernyanyi dengan suara lembutnya yang siapapun mendengarnya akan merasakan sensasi alunan melodinya yang indah, namun masih kalah dengan Kayla yang menerima piala seni sekolah tahun ini.

Danu meliriknya di balik dinding. Bukan sebuah lagu yang ternyata dinyanyikan oleh Sofia, melainkan sebuah mantra rahasia, hanya dirinya sendiri dan penciptalah yang tahu.

Danu lalu menyibak gorden, dan terlihatlah paras ayu Sofia yang memegang sebuah kertas kecil diatas sebuah lilin. Ruangan yang biasanya digunakan bernyanyi itu disulap Sofia menjadi tempat gelap yang penuh dengan nuansa mistik.

Danu mulai merasa bahwa teman-teman Sofia memiliki rahasia gelap tersendiri di dalam hidupnya. Contohnya saja, Sofia yang tampak berdiri dari tempatnya, sambil memegang lilin kecil di tangannya, dia masih tidak menyadari, jika Danu merengsek masuk ke dalam ruangan itu.

"Hei!" teriak Danu saat Sofia mengarahkan langkahnya ke badan Danu, sesaat lagi mereka akan bertabrakan, jika Danu tidak berteriak.

Sofia yang tampaknya menutup mata segera membukanya dengan kasar, dia langsung kaget dengan kehadiran Yohan Danu.

"Kau kenapa, menutup mata dalam kegelapan?"

"Dan kertas yang berisi mantra ini?" tanya Danu polos, dia mengambil salah satu mantra yang tertera nama Kayla.

Danu melirik ke arah Sofia yang meniup lilin di hadapannya, lalu menatap tajam ke arah Sofia. Mata mereka saling bertautan. "Kenapa kau disini?" tanya Sofia dengan tegas. Danu mengangkat kedua bahunya, "Seharusnya aku yang bertanya padamu? Kenapa kau ada disini, dan mengapa kau membaca sesuatu yang aneh?"

"Bukan urusanmu!" tukas Sofia merapikan seragamnya, lalu keluar dari ruangan, namun lengannya keburu ditahan Danu.

"Kertas itu kenapa ada nama Kayla?" bisik Danu.

Sofia menghempaskan lengannya dari Danu, "Berhenti bertanya, jangan terlalu penasaran, maka kau akan menerima akibatnya!"

"Kau kenapa? Aku hanya mencoba baik-baik bertanya denganmu."

"Kau bilang akan menerima akibatnya? Apa karena terlalu penasaran akan membahayakan diriku?" Danu menantang gaya bicara Sofia yang terkesan mengancamnya.

"Jangan mengurusi urusan orang lain, ahh, sudahlah!" Sofia menarik lembaran kertas di atas piano, lalu berbalik badan untuk meninggalkan Danu.

"Hei. Dasar sahabat Kayla yang aneh!" Bisik Danu menatap punggung Sofia yang di ternyata di belakang tubuhnya jatuh bunga hamslock putih, Danu segera memungutnya dan kembali teringat kejadian peristiwa di rumah angker itu. Dimana saat itu Agnes meninggal terbunuh, hanya dengan minuman perasan sari dari bunga hamslock.

"Sofia."

Panggil Danu kencang, sampai seorang guru muda datang menyuruh anak didiknya agar segera berkumpul di panggung seni. Danu berpikir pasti Sofia akan kembali, karena dia adalah anggota seni kelas 3-B yang dipanggil.

Dengan tergesa-gesa Sofia ikut berbaris dalam kerumunan, termasuk Danu yang sengaja berbaris berdempet di samping Sofia dengan sengaja, membuatnya risih dan kesal.

Bad Girls Tamat☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang