Hai manis. Happy reading ya, dan berikan dukungan kalian ke aku dengan tekan bintang di pojok kiri😜💛
"Arghhh!!"
Sofia beteriak. Ia meremas rambutnya dengan marah, lalu menangis di pojok kamar. "Gak guna aku dilahirkan. Kenapa aku gak mati saja sih," gumamnya melirik ke sekeliling kamarnya yang seperti kapal pecah dengan tempat tidur yang berantakan. "Aku mau mati," batinnya lagi.
****
Aku mendengar kalau ada bunyi keras lemparan ke depan pintu kamar Sofia yang berada di seberang kamarnya. Aku mencoba mendengarkannya lagi, dan hening ketika aku mendengar suara tangisan yang terisak.
"Sofia, Sofia," panggilku sambil mengetuk pintu kamarnya dengan keras, karena takut terjadi sesuatu padanya. Sofia yang berada di dalam kebingungan dan bergegas merapikan kamarnya dan menyembunyikan barang-barang pribadinya.
"Bentar. Eh ngapain Kay?" tanya Sofia yang enggan keluar.
"Kamu kenapa Sof. Ada yang bisa aku bantu?"
"Gak ada, ih." Aku menghentakkan kedua kakiku ke lantai, karena kesal pada Kayla yang datang pada waktu yang tidak tepat.
Sofia berada di dalam perpustakaan. Disana dia membalik halaman demi halaman, namun otaknya tak kunjung bekerja.
"Kenapa otakku. Aku harus jadi yang terbaik. Harus!" Sofia membulatkan matanya, kemudian mengambil pen di meja dan mulai menjawab beberapa soal dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
Namun detik itu juga Sofia merobek halaman demi halaman buku. "Sial. Aku lelah, bosan. Aku capek," keluh Sofia menyimpan kembali bukunya.
Sofia memilih bersandar di ujung perpustakaan. Kini hanya tinggal ia sendiri yang berada disana, karena semua siswa masuk jam pelajaran pertama.
"Mereka hanya menjadikan aku boneka sampai membusuk. Padahal aku sudah bosan menjalani hidup dengan paksaan dan kekangan." Sofia terkadang menangis, lalu tertawa bahagia, seolah-olah tanpa beban.
"Sofia?" aku menyapa Sofia saat ponselnya tiba-tiba terjatuh, karena terkejut mendengar panggilanku. Saat aku ingin membantu memanggilnya, Sofia malah mencekal lenganku cukup keras.
"Biar aku aja!"
"Kamu nonton film ya?" tanyaku melihat gelagap Sofia yang gugup dan khawatir. Sofia memalingkan wajahnya. "Iya," sahutnya dengan cepat.
Pada saat ujian tengah semester Sofia terlihat menatapku dari kejauhan. Aku jadi tidak enak. Ada apa dengan Sofia? Apa Sofia mau meminta jawaban padaku, tapi mana mungkin, dia kan pintar.
Sofia menuliskan sesuatu di dalam kertas putih yang digulungnya sampai kecil, lalu ia lemparkan dan untung saja tidak ketahuan guru pengawas.
"Kay. Tolong aku. Aku minta jawaban kamu dong. Pliz Kay, aku lagi down banget, gak konsen ≥﹏≤ "
Aku memperhatikan gerak-gerik Sofia yang memang terlihat gelisah dan panik. Melihatnya sering marah dan mentalnya terganggu membuatku tak tega, jika tidak memberikan jawaban ujian padanya, kemungkinan akan menghancurkan persahabatanku dengannya. Aku tidak sempat menuliskan jawabanku, makanya aku langsung memberikan dia kertas ujianku untuk dia contek langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls Tamat☑️
Mystery / ThrillerMisteri & Thriller. Mengandung gore. Danu harus terjebak dalam misteri kematian seorang gadis di sekolah, setelah dirinya menerima pernyataan cinta dari gadis itu, malam sebelum dia ditemukan meninggal bunuh diri. Gadis itu bernama Kayla Ananda Mega...