Epidode 3 : Agnesia Hamslock🍁

17 8 3
                                    

Agnesia Hamslock adalah sahabat Kayla yang sudah dua hari ini tidak masuk sekolah. Sejak kematian Kayla, dia menghilang bak ditelan bumi. Marga yang bernama Hamslcok itu mengundang Danu yang suka memunculkan teori sendiri, lalu ia ikut-ikutan mencurigai Agnesia Hamsclok sebagai dalang dari peristiwa bunuh diri Kayla.

Danu masih mengingat dengan jelas isi pesan terakhir dari Kayla.

Saya menyukaimu dibawah senja dengan ditemani tanaman hamlock water dropwort.

Danu yakin kalau Agnes terlibat dalam kematian Kayla, walaunpun Danu merasa, jika pada akhirnya yang ia lakukan adalah sia-sia. Untuk apa mencurigai siapa yang sebenarnya membunuh Kayla, yang tak lain adalah Kayla sendiri, dia yang bunuh diri, tapi Danu merasa ada yang janggal dengan kematian Kayla yang mendadak.

Danu yang barusan kehilangan sosok bertopeng hitam itu malah memutar balik arahnya ke salah satu rumah yang terkenal dengan suasana horornya. Setahu Danu, Kayla sering pergi kesana.

Waktu itu, Danu tidak sengaja melihat Kayla dan teman-temannya setiap pulang sekolah sering berkunjung kesana.

Suasana rumah itu terlihat sepi dan senyap, hanya terdengar bunyi gemercit kecoa yang hinggap di rumah tua yang angker, megah, namun berdebu dan kotor. "Apa ini basecamp Kayla?" Tanya Danu. Walau sedikit ada rasa takut dan gelisah, kalau-kalau ada muncul sesuatu yang mengerikan di hadapannya membuat Danu jadi ragu menjejakkan kaki ke tempat itu.

Daun yang berjatuhan ditiup angin kencang seakan-akan menyambut Danu dengan bunyi pintu yang terbuka. Tampaknya pintu ini tidak tertutup dari tadi.

Tik tik tik, bunyi air yang menetes di lantai. Danu mengira ada orang di dalam sini. "Permisi," sapa Danu.

Brug

Terdengar langkah seseorang yang menabrak ujung meja, karena kurang hati-hati dalam membersihkan rangkaian bunga hamslock di nakas. Dengan telatennya dia meracik bunga itu seraya bersenandung kecil. "La la la la." Yohan yang penasaran, mulai mengintip lewat celah pintu.

"Agnes?"

Jantung Yohan berdegup dengan kencang. Angin semilir tampak menerbangkan helain rambut panjang dari Agnesia atau gadis yang biasa disapa Agnes. Sahabat dekat Kayla yang parasnya terlihat cantik dengan rambut panjang yang hampir menutupi area wajahnya.

Danu menahan dirinya untuk tidak masuk dan membiarkan Agnes bernyanyi gembira di dalam sana. Tangan mungil Agnes menari di atas gemuruhnya air panas yang tertampung di wajan.

Selang waktu tidak lama dari kedatangan Danu, Agnes malah membuka pintu dengan raut wajah tersenyum manis. Dia tampak tidak kaget sedikitpun dengan kehadiran Danu yang ketahuan.

"Kau? orang pintar bersama dengan Kayla kan?" sapa Agnes ramah, tangannya memegang air dan teko hasil rendaman bunga hamslock. Air itu baru mendidih, dan tercium bunga yang harum. Saking harumnya bunga itu, Danu sampai terpancing untuk mencicipinya sedikit.

"Sayangnya Kayla sudah pergi meninggalkan kita dahulu?" keluh Agnes ramah, lalu mempersilahkan Danu untuk duduk di sofa.

"Kau sahabat Kayla kan?" tanya Danu duduk dengan cepat, karena seharian ini tubuhnya sudah melemah dan ia sangat kecapaian dengan kasus Kayla.

"Hehehe, sahabat?" Agnes terkekeh malu.

"Bisa dibilang seperti itu," jawab Agnes, seraya menyampingkan helain rambutnya yang selalu terjatuh ke depan.

"Senang ya, sejak kematian Kayla kau jadi tidak punya saingan di sekolah," terka Agnes membuat mata Danu membulat, ia kini bungkam dengan sikap Agnes.

"Terkadang, orang yang ambisius sepertimu, selalu tidak suka jika dirinya disaingi. Menyenangkan bukan, jika di dunia ini hanya kau yang dipuji?" alis Agnes terangkat ke atas.

Bad Girls Tamat☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang