Episode 15 : Camera Misteri🍁

4 1 3
                                    

Di pagi harinya Danu tak menemui gadis itu, padahal dia sudah menyuruhnya untuk istirahat malam tadi di apartemennya dan Danu terpaksa keluar, karena tidak nyaman berdua. Hari ini Danu terlihat lesu dia berjalan ke tong sampah dan membuang kertas-kertas berisi cerita tentang 'Kematian dewi' yang ditemukannya di ruang bawah tanah kamar Kayla. Danu berniat melupakan segala macam bentuk rasa penasarannya terhadap Kayla, mulai sekarang Danu akan berniat menjalani hidup dengan normal.

Namun, matanya melirik pada jendela di sampingnya, Danu melihat gadis itu berjalan ke apartemen gadis di sekolah. Ia terlihat mengendap-ngedap saat satpam lengah, Danu segera mengejarnya dan akan menghentikannya, tapi langkah gadis itu malah ke arah kamar Kayla. Danu mendengus. "Aku terjebak lagi.  Aku benar-benar tidak bisa lari dari kematian Kayla," gumam Danu, tiba-tiba dadanya terasa sesak.

Gadis itu berjongkok dan menjatuhkan diri ke kolong kamarnya, namun setelahnya dia berteriak di dalamnya. Jantung Danu berdegup dengan kencang. Ada apakah gerangan, hingga gadis itu berteriak dengan nyaring, ingin rasanya Danu lari, tapi langkahnya bagai tertahan untuk menolong gadis itu. Danu lalu menengok ke kolong meja, disana dia melihat Alu dan gadis itu terbaring disana, seraya Alu yang menutup mulut gadis itu. Danu mengambil balok kayu di dekatnya dan memukul Alu.

"Pergi!!" Danu memukul Alu yang langsung berlari meninggalkan gadis yang sudah tidak berdaya lagi. Danu memandangnya dari bawah. Di mulutnya dipenuhi oleh sumpalan rambut, Danu curiga kalau gadis itu juga gila. Danu berlari sepanjang jalan.

"Aku tidak seharunya berhubungan dengan kematian Kayla. Mengapa aku sangat bodoh! Aku harus segera menuntaskan semuanya sebelum aku yang akan menjadi gila. Aku harus mulai percaya dan yakin, kalau Kayla memang bunuh diri," bisik Danu melawan arah angin.

Danu menghapus semua pesan masuk chat dari Kayla, namun ketika ia menscroll gawainya, terlihat pesan beberapa bulan yang lalu dari nomor tidak dikenalnya. Danu membulatkan matanya saat nomor yang mengirim pesan padanya adalah nomor Kayla.

Isi pesannya adalah.

"Tolong. Seseorang telah berada di kamarku dan aku sangat takut sekali, bisa kau membantuku?"

Danu menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin, Kayla meminta tolong padanya. Selama dia hidup Danu tak pernah sekalipun akrab dengan Kayla. Pemuda itu mulai mengingat kembali pertemuan terakhirnya dengan Kayla.

Flasback

Kayla berlari dengan tergesa-gesa. Ekor mata dari balik punggungnya selalu melirik ke arah belakang, seakan sedang khawatir, kalau seseorang mengikutinya, hingga tak sengaja mereka bertabrakan Danu dan Kayla. Dengan sigap Danu meraih pinggang Kayla untuk menolongnya. Kayla yang kaget segera menjauh dan mengambil kamera miliknya yang jatuh di samping sepatu Danu yang terdahulu mengambilnya.

Danu sempat melihat isi kamera Kayla yang menunjukkan dirinya sedang tidur dalam kegelapan, lalu ada sepasang tangan yang terlihat memeluknya dari belakang.

"Hai! Kembalikan. Maaf, dan terimakasih," kata Kayla merebut dengan kasar kamera di tangan Danu yang juga terkejut. Senyum tipis ditunjukkan oleh Kayla, namun Danu yang kaku tak bisa membalas senyumannya dan menjauh. Kayla sampai meremas kameranya, setelah melihat sikap Danu.

"Aku harus menemukan kamera itu, aku yakin sekali petunjuk selanjutnya disana. Sekarang bukan lagi menuduh teman Kayla sebagai pembunuh, tapi apa penyebab Kayla bunuh diri," batin Danu sangat berambisi. Ambisi kecil yang menjadi darah daging.

**//**

Di sekolah, Danu melamun dan memutuskan untuk pergi ke toilet, sesampainya disana dia dikejutkan dengan teriakan seorang gadis di dalam toilet wanita.

"Kyaaaa," teriaknya dengan nyaring. Danu berlari ke toilet wanita, dengan gugup Lily keluar dari dalam toilet tepat di hadapan Danu.

"Hei. Kenapa Li?" tanya Danu melihat ekspresi Lily yang syock. Tangannya memegang sebuah kamera. Danu mengambilnya dan menemukan nama Kayla di atas kamera itu.

"Darimana kamu dapatkan kamera Kayla?" tanya Danu dengan agresif.

"Aku menemukannya di samping sini," tunjuk Lily pada lantai toilet 5 sekolah.

"Toilet 5 memang jarak digunakan oleh siswi wanita, karena pipinya bocor, tapi karena aku tidak bisa menahannya, aku masuk ke dalam toilet ini dan menemukannya," sahut Lily.

"Aku kaget kak. Didalam video itu kak Kayla diteror saat malam hari di kamar apartemennya. Maaf jika teriakan ku mengganggu kakak." Lily menunduk.

"Kamera ini boleh aku ambil," seru Danu menatap Lily. "Boleh kak, aku juga tidak mengetahui hal apapun tentangnya, dan tidak ingin terlibat dalam kasus kematian kak Kayla," jawab Lily. Dia akan pergi menjauh dari hadapan Danu setelah menyerahkan kameranya.

Namun, seketika Lily berhenti di koridor sekolah. Dia membalikkan badannya dan menatap Danu yang senang menemukan kamera Kayla. "Kak Danu?" panggil Lily.

"Eh?" Danu menyahut.

"Kenapa ka Danu terlihat sangat tertarik dengan kasus kematian ka Kayla? bukannya sudah jelas ka Kayla bunuh diri?" tanya Lily dengan polos. Danu terdiam di tempatnya. Dia bingung sendiri akan menjawab apa.

"Aku-----entahlah Li, aku juga tidak tahu." Danu tersenyum konyol.

Lily menghela napasnya. "Jika itu cinta, maka ka Danu ingin lebih mengetahui tentangnya, meski waktu hidupnya sudah berlalu," sahut Lily dengan tenang. Danu menatapnya. "Ah Li, kau bicara apa, untuk memikirkan hal seperti itu, aku tidak tahu."

Danu buru-buru meninggalkan Lily. Pulang dari sekolah, dia langsung pergi ke kamarnya dan segera membuka tasnya, lalu membuka isi kamera Kayla.

Bersambung....

Bad Girls Tamat☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang