Episode 8 : Bunga Beracun🍁

7 6 2
                                    

Badan Danu langsung merinding setelah selesai membaca cerita itu. Ia mulai berpikir, jika Hanin yang paling berpotensi untuk membunuh Kayla. Otak Danu masih berpacu dengan kejadian aneh di sekolah itu, setahu Danu memang ada seorang psikopat yang berkeliaran di sekolah, dan dia adalah Sonia. Danu ingat betul pertemuan terakhirnya dengan Sonia, gadis yang pernah membunuh seseorang, bisa jadi Sonia yang membunuh Kayla. Danu sampai memijit pelipisnya, karena memikirkan mereka.


Mendadak, telinga Danu disuguhi dengan suara nyanyian merdu dari seseorang. Suaranya halus bak pesinden. Iramanya sangat mellow dan lambat, membuat bulu kuduk Danu meremang. Ia memang seseorang yang sensitif akan nyanyian.

"Suara siapa itu?" gumam Danu, ia membuka pintu kamarnya dan suara itu semakin jelas terdengar. Musik zaman 80-an itu menggema dan membuatnya penasaran. Apartemennya tak begitu jauh dari sekolah. Danu yang penasaran menuju ke sekolahnya malam itu juga. Sekolah itu terang, karena terkena sinar bulan purnama.

You're the ship of my horizon
You're my harbour in the storm
You're my lifeline
You're the anchor
So hold me closer and give me warmth.

Danu tak mengenali dengan baik suara seriosanya yang dicampur dengan alunan biola yang berat dan tak seirama dengan suara gadis itu.

I'll do anything to keep me close to you
Oh darling you look thru me
You know what love's about

Langkah kaki Danu terhenti dalam kelas musik, ia melihat seorang gadis sedang memainkan biolanya dengan posisi duduk, tanpa menghadap ke pintu, membuat Danu jadi tak jelas melihat wajahnya.

I'll do anything to keep me close to you
Oh darling you ring to me
Tell me inside out
Love me tender love me true
Hold me closer up to you
Baby, I'll do anything to keep me close to you

Lekukan tubuhnya begitu indah dan sempurna, kaki jenjangnya tertaruh bagai undang tidur, dirinya seperti bidadari yang jatuh dari langit, tapi sayangnya Danu salah. Di bawah asuhan gadis itu keluar darah dari dalam rok sekolahnya. Pekatnya cairan darah itu seakan tidak diacuhkannya, ia terus bernyanyi sampai Danu kaget, karena darah gadis itu menggenang di lantai.

"Kau baik-baik saja?" Danu menyapanya, ketika Danu hendak menepuk pundaknya, ia dikejutkan dengan tatapan menyeramkan gadis itu. Wajahnya pecah, lendir dari uratnya keluar dan ia menyeringai pada Danu.

Danu berusaha menstabilkan pikirannya, ia hanya mengira, kalau semua ini hanyalah halusinasinya, tampaknya gadis itu habis disayat menggunakan pisau berkali-kali,  dan ia sedang melawan kesakitannya. "Ya, gadis itu belum mati."

Bau anyir darah yang menusuk, membuat hidungnya mengerit dan kepalanya menjadi pusing. Danu menaruh telapak tangannya di lantai, betapa terkejutnya ia saat telapak tangannya dipenuhi oleh darah dari wajah gadis itu, seketika Danu tak sadarkan diri.

Keesokan harinya, ia terbangun dengan keadaan bingung saat melihat beberapa siswa mengitari badannya dan badan gadis yang sedang tergeletak bak mayat di samping tubuhnya.

"Kenapa?" kata itu yang tercetus dari mulut Danu sesaat ia mendekati mayat itu, Danu menyilihkan anak rambut yang menutupinya dan menemukan adik kelasnya Asoka Sosa, ia ditemukan sudah tak bernyawa di samping biola yang dimainkanya malam tadi. Danu langsung panas dingin, ia mendekap lututnya, karena ketakutan. Pihak sekolah segera menghubungi kepolisian lagi dan ambulance untuk membawa jasad Asoka.

Bad Girls Tamat☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang