Episode 17 : Pengantin Wanitaku🍁

4 0 0
                                    

Les malam di sekolah sedang berlangsung. Aku yang notabennya tergolong murid pintar wajib untuk mengikutinya, karena juga untuk mempersiapkan olimpiade sekolah, bersama tiga orang gadis lainnya dan dua pemuda termasuk Danu, dia adalah sainganku selama ini.

Aku menjadi tidak konsen saat mengerjakan soal fisika di hadapanku, karena akhir-akhir ini aku sering merenung dan terbayang-bayang si peneror.

"Guru. Aku izin keluar sebentar," kataku, lalu pergi meninggalkan kelas dan berjalan-jalan di koridor sekolah untuk mencari angin segar, hingga ponselku berbunyi, mataku langsung membelalak, nomor baru yang kembali mengirimkan pesan padaku.

"Kalau kamu mau ketemu aku, pergi sekarang ke taman sekolah. Jangan takut. Aku juga manusia, sama sepertimu."

Aku terdiam beberapa detik, karena tidak mau merepotkan orang di sekitarku, maka aku akan pergi kesana sendiri dan mencoba menyelesaikan masalahku sendiri.

"Aku pasti bisa Kay," gumamku lalu melangkah menuju taman sekolah dengan bermodalkan sebuah senter di ponsel aku terus melangkah dengan mengendap-ngendap. Aku sampai disana, dan tidak melihat seseorang. Aku jadi gila dibuatnya, tak seharusnya aku menuruti perintah sialan seperti ini.

Namun, bahuku terasa berat untuk digerakkan, seseorang memegangnya dan aku berbalik, tapi dengan cepat dia mengarungkan plastik hitam ke kepalaku. Dia membopong aku di pundaknnya. Aku terus berontak dan minta tolong.

"Lepas!!!!!"

Dia membawaku ke atap sekolah. Suasana angin malam yang dingin bersemi di kulitku.

Sosok pemuda misterius itu membaringkan Kayla di dalam sebuah peti, kemudian dia membuka penutup matanya.

"Heiii!!!! Siapa kamu?"

Kayla tidak sempat melihat orangnya, karena dia buru-buru menutupnya dengan tangannya. Tanpa berpikir panjang panjang lagi, si peneror mengikat kaki serta tangan Kayla di dalam peti yang sudah diberi lubang di setiap ujungnya untuk diikatkan pada sebuah tali.

Dia tertawa dengan kejam. Pakaian Kayla digantikannya dengan sebuah gaun putih yang terang terkena sinar rembulan. Tak lama kemudian, pemuda itu memukul bahu Kayla cukup keras, membuatnya pingsan dalam sekejap.

"Rasa obsesiku padamu begitu tajam dan menusuk hatiku," gumamnya sambil melirik ke langit yang malu, karena pemuda itu juga berganti pakaian disana dengan sebuah jas hitam. Bak menuntun orang mati, pemuda itu mengarahkan Kayla untuk berdiri, meski kepalanya yang tak sadarkan diri nampak terjatuh pada bahu si pemuda.

Seolah-olah mereka menikmati waktu dansa berdua. Pemuda itu mengarahkan tangan dan kaki Kayla untuk mengiringi laju dansanya, sesekali dia tersenyum geli.

"Jadilah pengantinku selamanya Kayla."

**//**

Matahari bersinar dengan terang seakan-akan menyambut hari dengan penuh semangat. Aku terbangun di atap sekolah, masih dengan memakai seragam sekolah. Netraku langsung melirik ke sekitar dan menjumpai foto berukuran panjang dan sebuah lukisan yang menggambarkan fotoku dan foto-fotonya yang sengaja diblur saat aku berpakaian gaun putih dengan tulisan.

"Kamu adalah pengantinku Kayla. Terimakasih untuk dansa malam tadi."

Dadaku berdegup dengan kencang. Sendiku langsung lemas, akibat olah brutalnya. "Bagaimana mungkin aku bisa berpakaian seperti itu, dan mengapa aku bisa berdansa dengannya dalam keadaan tertidur?"

"Akhhhh!!" aku berteriak dengan kesal dan merasa aku adalah barang yang bisa dipermainkan olehnya kapan pun ia mau.

Aku kesal dan membuang lukisan lekuk tubuhku ke bawah atap sekolah dan sialnya mengenai Danu. Danu menoleh padaku dengan kebingungan di atas sini, membuatku menjauh.

Bad Girls Tamat☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang