Aku tidak perlu merasa malu, andai saja kejadian ciuman itu hanya aku dan Rifando saja yang mengetahuinya. Ini pasti nasib sial semakin melekat erat padaku. Aku masih ingat kejadian itu terjadi di siang hari, di lantai atas rumah teman dekat kami, Bang Jay dan Jonny. Mereka adalah adik-kakak yang sangat akrab dengan kami.
Sebelum Rifando khilaf kehilangan akal sehatnya sampai berani menciumku, kami terlibat cekcok sebentar. Rifando marah padaku, Kelvin, kakakku, Bang Jay, dan juga Jonny. Karena Rifando tak dibantu oleh mereka untuk memperbaiki hubungan baiknya denganku. Rifando merasa terkucilkan di lingkungan pertemanan kami. Rifando meminta agar dibantu untuk menyelesaikan masalahnya. Aku tak menyangka bahwa kejujuranku yang mengatakan merasa lebih tenang saat menjauh darinya membuat cowok itu marah dan perasaannya kacau. Sampai Rifando nekat ngerjain dan melakukan hal tak terduga padaku.
Aku bisa saja menyimpan rahasia bahwa kami melakukan hal yang tak sepantasnya di rumah orang. Aku bukanlah pacarnya, tentu kejadian itu bukan hal yang wajar terjadi. Cowok itu memiliki pacar, namun tak peduli melakukannya demi melampiaskan kemarahan, kekesalan, dan katanya rindu padaku.
Pikiranku masih menyimpan lekat kejadian itu, dia menciumku dengan alasan kangen. Alasan yang membuatku semakin sakit. Memangnya ada orang yang melampiaskan rasa kangen dengan cara seperti itu? Apalagi orang itu tak memiliki perasaan cinta.
Kesialan terus berlanjut, kegiatan kami berdua terekam masuk dalam CCTV koriodor lantai atas. Keluarga di rumah itu mendapati adegan kami di tengah-tengah file rekaman. Tentu saja video rekaman itu membuat Bang Jay, sang warga di rumah itu, melaporkan ke Kakakku, Kelvin. Kelvin menginterogasiku, aku memiliki perasaan bahwa dia pasti akan sangat marah pada Rifando. Aku berbohong bahwa kejadian itu memang atas kami sama-sama mau. Waktu itu terdesak, sekarang aku menyesali kesannya aku sangat murahan sampai mau berciuman dengan pacar orang. Kelvin yang mengetahui gelagat anehku memaksa aku untuk mengaku. Aku jujur, daripada memiliki perasaan terlecehkan, aku bingung dan marah dengan alasan lain. Aku menerima ciuman dari orang yang tak pernah menganggap perasaanku serius. Aku bingung mengapa Rifando melakukannya padaku. Apa itu caranya untuk membalas kekesalan padaku? Kelvin sudah memberi perhitungan pada Rifando, sebuah pukulan saat berbicara membahas video. Kelvin tak habis pikir bahwa sahabatnya sendiri melakukan hal menjijikan padaku.
Kini aku harus terus memasang wajah setebal mungkin sebab malu banget ketahuan melakukan hal senonoh. Aku sering menghindari Kelvin, bahkan sudah beberapa hari tak berkirim pesan dengan Bang Jay, dan Jonny. Aku sangat khawatir kalau mereka akan ngeledek, membuatku malu. Karena memang usil banget padaku.
Di meja kantin aku sedang duduk berhadapan dengan Sasa, sahabatku sejak masuk kuliah. Kami pernah satu SMA, namun baru akrab saat kami Ospek kampus. Sasa adalah satu-satunya orang yang menjadi tempatku mencurahkan segala masalah. Aku tak punya banyak teman, sebab sifat pemilihku ini.
Raut wajah Sasa menegang, sambil tangannya menyentuh tangan kananku. Di meja tergeletak ponselku dengan tampilan ada panggilan telepon dari Bang Jay, Sanjaya Halim. Salah satu yang sudah menjadi teman dekatku, yang memiliki kafe bernama Tiramissyou. Bang Jay adalah Kakaknya Jonny, sahabatnya Kelvin, dan Rifando. Aku lebih akrab dengan Bang Jay dibanding Jonny, sebab tak ada kecocokan antara aku dengan Jonny. Jonny terlalu nakal untukku. Kadang Jonny sulit diajak berbicara serius saking menyebalkannya. Bang Jay lebih akrab denganku karena sebelumnya aku sering bantu-bantu di kafe itu mengantarkan pesanan, bahkan dipercaya olehnya aku pernah magang bekerja saat liburan semester sebagai pelayan.
Saat ini Bang Jay meneleponku bukan tanpa alasan. Beberapa kali mengirimkan pesan untuk menemuinya. Bahkan cowok itu menanyakan ketersediaanku untuk bertemu di luar kafe. Pria itu salah satunya yang tahu kejadian memalukan itu, mungkin dia mengira aku masih terguncang berat. Namun aku sangat malu untuk bertatap mata padanya. Dia melihat video panasku. Mungkin imej gadis manis padaku sudah luntur menjadi gadis bernapsu tinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terang
RomanceRated 18+ Saat dia mengatakan, "Kamu sakit hati di kisahmu. Ya memangnya aku enggak?" Saat itulah sebenarnya aku tidak tahu apa-apa dan larut dalam prasangka bahwa dia sudah dan selalu bahagia. Copyright©2021