(Turn on the song and you'll hear)
Are you, are you coming to the tree?
The strung up a man, they say who murdered three.
***
Dalam satu upacara yang berlangsung setiap seratus tahun, kata mereka, jika kau adalah corong bagi kekuatan para dewa dan dewi, bukan cuma alam titisannya, maka permintaanmu akan dikabulkan. Janjimu adalah kenyataan.
Setiap seratus tahun, selama tiga puluh hari penuh, upacara berlangsung di pura tertua dan terbesar untuk menghormati Tri Loka dan mendoakan keselarasannya. Semua do'a dipanjatkan, setiap mantra dikumandangkan manusia; semua orang berduyun-duyun berdoa.
Di alamnya, Swang Loka, kekuatan ilahi dan keturunan-Nya memberikan sinar matahari terbaik, langit tercerah, bahkan hujan paling menyegarkan. Manusia menghaturkan sesajen terbaik, berdo'a paling khusyuk. Bhun Loka, yang paling ditakuti momoknya dan dijauhi di bawah sana, merasakan kesejukan dan penghormatan yang jarang-jarang mereka dapatkan; mereka tersenyum.
Dasa Rudra, nama upacaranya. Berlangsung di masa-masa akhir pendudukan Elisian. Mereka memberikan perayaan besar-besaran, memperingatinya gila-gilaan, seolah berusaha menarik empati Kahyangan dan dukungan alam lainnya. Sayangnya, berita kekalahan pihak mereka di negara tetangga sudah kepalang menyebar, posisi mereka yang lemah sudah jadi rahasia umum.
Selagi semua orang sibuk dengan upacara dan perayaan, para cendikiawan dan pejuang mendesak deklarasi kemerdekaan. Raja terakhir, duduk di ruangannya, dalam balutan pakaian serba putih di tengah keheningan. Situasi makin genting karena ada ancaman negara lain yang mengincar tanah airnya; seperti menunggu giliran merampok setelah yang sekarang angkat kaki dalam kekalahan.
Dia sudah mencoba menyeragamkan keputusan, benar-benar menginginkan kesepakatan yang didukung semua orang, tetapi tidak bisa. Sudah berlarut-larut dia bernegosiasi soal bentuk negara yang akan memengaruhi masa depan Shangkara.
Satu pihak mendesak, leburkan monarki dan aturan kasta yang menyimpang. Pihak lain menolak, menyandera posisinya dengan menolak bentuk negara baru jika aturan itu diubah.
"Turuti yang kedua." Seseorang berkata. "Prioritas kita adalah negara."
"Tidak bisa ada negara baru kalau aturan itu tidak dihapus." Menteri membalas.
"Makin lama kita ribut soal ini, makin dekat ancaman dari timur!" Lawannya menggebrak meja di tengah ruangan, seolah-olah Sang Raja tidak ada di sana.
Di belakangnya duduk para pendukung yang mengangguk setuju.
Pengorbanan lain diambil, kemerdekaan dideklarasikan. Negara baru diterima, aturan yang sama bertahan.
Di tengah perayaan ada perang, tapi itu tidak memutus perayaan itu sendiri. Mantra-mantra tetap melantun suci, karena tidak ada satu pun yang berhak menyentuh rumah ibadah maka semuanya mengungsi ke titik yang sama.
Hampir sulit membedakan mana api yang datang dari pembakaran rumah penduduk dan api yang hidup dari batang-batang dupa. Untuk pertama kalinya, mantra dan darah bersanding sepanjang waktu, Kahyangan yang suci berada begitu dekat dengan Bhun Loka di bawah tanah dan suara kul-kul pemanggil umat nyaris tidak ada bedanya dengan kul-kul peringatan serangan.
Seorang lelaki naik ke puncak tertinggi pura seorang diri, mulai berlutut di bawah tugu tertinggi.
Seorang perempuan berusaha menghentikkannya, dia tahu jika perjalanan dilanjutkan maka tidak akan bisa kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Jazirah (TAMAT)
FantasyRANK #1 FANTASIINDONESIA 15 NOV 2024 #5 BUMI 20 NOV 2024 #4 writteninaction 20 NOV 2024 Dia berusaha menyelamatkan diri dari Ilmu Hitam. Satu-satunya kitab yang mampu menyelamatkannya, dibentengi oleh status kasta yang berlaku. __ Avattara meng...