RANK
#1 FANTASIINDONESIA 15 NOV 2024
#5 BUMI 20 NOV 2024
#4 writteninaction 20 NOV 2024
Dia berusaha menyelamatkan diri dari Ilmu Hitam. Satu-satunya kitab yang mampu menyelamatkannya, dibentengi oleh status kasta yang berlaku.
__
Avattara meng...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalki mengangkat tangan ke kepala Atman. "Nikmati perasaan itu selagi kau bisa, karena... itu tidak akan bertahan lama."
Pengetahuan Atman tidak boleh keluar dari ruangan ini tapi Gada juga tidak mau mengurung Atman sebagai tahanan karena pria itu bermanfaat sebagai wakilnya. Dia perlu mengukuhkan posisinya, dia perlu Atman untuk mendulang dukungan lain. Yang tidak dia perlukan adalah pengetahuan Atman soal hal yang sudah disebutkannya, dan itu bisa diatasi Kalki.
Wanita itu adalah ancaman tapi bukan hanya untuk Gada melainkan seluruh Shangkara. Setidaknya, itulah yang Gada paksa dirinya untuk yakini. Dia murka pada kenyataan bahwa hampir segala yang diucapkan Atman sudah terlintas di pikirannya sejak lama dan itulah yang memotivasi Gada mendorong Dhatu melaju sejauh ini.
Gada mengawasi bagaimana Atman berusaha menghindar, meronta-ronta dan merapal mantra yang dengan cepat dipatahkan Kalki. Dia mendengar erangan Atman perlahan-perlahan hilang, dia lihat sejumlah helai rambut Atman yang hitam legam berubah menjadi kelabu.
Kini, kekasih Avattara terkulai lemas di lantai sel. Sama seperti yang Avattara alami di rumah bordir bertahun-tahun yang lalu. Kini, dinding yang bersemayam di benak Avattara sudah berdiri di alam bawah sadar Atman.
Ada keterikatan yang ganjil antara pasangan ini, Gada sudah melhat sejak lama. Sedikit banyak, dia sudah menduga bahwa keduanya terhubung secara mistik setelah ledakan di balairung. Yang tidak Gada duga adalah bagaimana hubungan keduanya bertumbuh dan kenyataan bahwa mereka berdua menemukan badan halus murni satu sama lain; satu kondisi bersih yang hanya dihuni nurani dan jati diri mereka.
Mudah sekali jatuh cinta dalam kondisi demikian. Avattara yang haus kasih sayang dan kuasa segera lupa rencana-rencananya, kepalang terbuai tampilan bangsawan seperti Atman. Atman? Dia menemukan sauh yang cukup kokoh untuk kepercayaan dirinya, kekuasaannya dan kekuatannya. Mereka berdua membuat satu sama lain merasa tak terkalahkan.
Menemukan pasangan yang membuat merasa tak terkalahkan adalah hal lumrah, tapi menemukan pasangan yang membuat merasa berkuasa dan tetap mencintai satu sama lain sedemikian rupa adalah perkara yang berbeda.
Itu bisa membunuh. Tidak bisa dihindari.
Gada hanya harus memastikan mereka saling bunuh dan belati apapun yang dihunuskan salah satu dari mereka, tidak menikam dirinya.
"Kau akan membayar semua ini." Suara Sonaka menyadarkan lamunan Gada. Mata si Penyingak Narasimha memerah karena air mata.
"Kau yakin soal itu?" Gada memasuki sel lalu menarik belati yang selama ini tersembunyi di balik punggung. Tanpa menunggu jawaban Sonaka, ia berjongkok lalu menyilet daun telinga Sonaka.
"Kau selalu saja terlalu takut untuk memerangi perangmu sendiri," balas Sonaka. "Setidaknya Rayyan lebih jujur soal tujuannya daripada kau dan Kalki. Rayyan memerangi perangnya sendiri!"
Gada kembali menyilet kulit di bawah telinga kanan Sonaka, membuatnya berdarah lebih banyak. Sonaka tidak mendesis kesakitan, malah terus bicara. "Kau mewariskan perangmu pada mereka berdua, berpikir ini adalah tindakan pintar. Kau salah, aku beri tahu kau dari sekarang. Kau salah besar."