6: Idealisme dan Leluhur

393 106 32
                                    

Setelah menyampaikan permintaannya, Gada menyorokkan Ava ke dalam kereta kuda yang dijaga oleh sais

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menyampaikan permintaannya, Gada menyorokkan Ava ke dalam kereta kuda yang dijaga oleh sais. Kereta kuda bergerak meninggalkan rumah bordir, Ava menuntut dibawa kembali namun Gada menolak mentah-mentah.

"Aku melindungimu. Kamu adalah orang yang paling dicari di Alodhya hari ini. Kelayapan seperti ini tidak akan membawa Kalki kembali atau memperbaiki semuanya,"

Kereta kuda milik Gada selalu membuat Ava tidak nyaman. Tidak semua orang Dhatu punya kesempatan memiliki kereta kuda, rata-rata anggotanya hanya punya sepeda gayung atau tidak punya kendaraan sama sekali. Mereka terlalu miskin untuk itu, namun Gada adalah seorang bangsawan, ia berasal dari puri yang dia tinggalkan dengan sukarela untuk hidup bagai rakyat jelata dengan sisa-sisa kekayaannya.

"Dengarkan, aku. Dia pergi ke Wulus untuk menemui mata-matanya" Gada mencengkram bahu Ava. "Aku tidak bisa mengatakannya di depan teman-teman dan jelas tidak di rumah bordil itu, kita tidak pernah tahu siapa yang mendengarkan."

Ava bergerak gusar, ia tidak suka disentuh tanpa izin. "Wulus? Siapa mata-mata di Wulus?"

"Mata-matanya, dia bahkan tidak cerita siapa. Dia hanya bilang, mata-matanya adalah bagian ring satu, dekat dengan Widura."

Mulut Ava ternganga tapi tidak bisa mengeluarkan suara, pikirannya belum mampu mencerna kenyataan bahwa diam-diam Kalki memelihara penyusup.

Gada menambahkan. "Mata-mata punya sesuatu untuk Dhatu, menyangkut pendukung Babad Kasta. Ini bisa mematahkan kredibilitas aliansi pendukung Babad Kasta, kita bisa menang dengan ini."

Ava geleng-geleng tidak percaya. Gada bersikeras. "Ini yang sebenarnya terjadi. Kita punya kesempatan menang, Ava. Kalki tahu senjata kita."

"Kalau benar itu adalah senjata andalan, mengapa Kalki pergi sendiri?"

"Karena dia tidak membiarkanku ikut. Kamu pikir aku sudi membiarkannya sendirian?"

Gada mengatakan hal yang masuk akal, tapi Ava terus menelaah. "Mengapa tidak kabari teman-teman yang lain?"

"Ini bukan berita yang bisa diumbar, sekalipun dengan rekan satu aliansi. Manusia tidak bisa diprediksi, Ava. Jika aku bilang ada mata-mata yang bakal memberi kita amunisi, teman-teman akan merasa percaya diri, mungkin akan merasa terlalu di atas angin dan... gegabah."

"Apa lagi yang kau sembunyikan dari kami?" Ava memicingkan mata penuh curiga.

Gada menggeleng. "Aku tidak menyembunyikan apapun. Kalki sendiri yang meminta untuk tidak bicara banyak. Dia bahkan tidak memberitahuku siapa yang dia pelihara di sekitar Widura."

"Lalu kenapa kau memberitahuku?"

"Karena kau bisa melakukan yang orang lain tidak bisa lakukan," tukas Gada dan jawaban itu membungkam Ava.

Kondisi permukaan jalan yang tidak rata membuat kereta berguncang, kepala Ava membentur langit-langit kabin. Jendela kabin memamerkan toko-toko yang tutup lebih awal, pemilik toko mengunci pintu dengan buru-buru, gerakan mereka lebih waspada, bahkan beberapa meninggalkan usaha mereka ditemani polisi.

Senandung Jazirah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang