Tidak lewat dari dua hari, hidup Ava porak-poranda lagi.
Telinganya hampa. Suara orang-orang di sekitarnya hanya numpang lewat. Berkali-kali Gada mengguncang tubuhnya, berusaha menarik perhatian kembali. Ia merasa dirinya terperangkap dalam tubuh sendiri, Kalki dilihatnya berdiri di belakang Gada, tidak menyentuhnya dan tidak bicara.
Tentara menemukan rombongan Dhatu menuju Kransam. Siapapun yang mencoba kabur, ditembak mati.
Termasuk Sorran. Ibunya meninggal.
Ava merasakan sesuatu hancur dalam dirinya. Segala yang ia perjuangkan, sirna dalam satu malam.
Berita serangan sampai di telinga Gada dan Ava saat subuh, tiga jam setelah mereka tiba di ashram Bisha. Konsorsium ikut berkumpul di lokasi rapat, saat itu semua orang kalang-kabut, tidak menduga serangan akan menimpa.
Dunia Ava berputar acak, tangannya menggapai-gapai dinding, mencari pegangan. Kalki meraihnya, menopang sebelum ia terjungkal.
Jiun memerintahkan orang untuk menyelidiki, Kalki mengikuti mereka. Selama lebih dari satu hari, Ava mengurung diri di kamar. Dua puluh empat jam paling lama dalam hidupnya. Yolanda mencoba membuatnya makan, tapi Ava mengabaikan, bahkan Kharra pun tidak bisa membuatnya keluar kamar.
Dia tidak menangis, tidak menjerit. Benar-benar membatu di dalam kamar, beberapa kali Gada datang menemuinya, hanya untuk duduk di sebelahnya tanpa mengatakan apa-apa.
Pikirannya dipenuhi oleh kalimat-kalimat terakhir Sorran, seketika satu-satunya aroma yang sanggup dihidu hidungnya adalah aroma rempah-rempah olahan Sorran. Perutnya menolak apapun, selain yang beraroma serupa.
Kalki kembali pada hari kedua, sore hari dengan wajah pucat. Tangis Ava tidak pecah sampai orang suruhan Jiun membawa potongan pakaian berdarah-darah.
Semua berlangsung cepat, tanpa akhir.
Berita datang dalam bentuk kata-kata, melintas di telinga begitu saja. Ava meyakinkan diri sendiri bawah ini mimpi, tetapi akhir tidak kunjung datang.
Kata-kata adalah hinaan pada kematian-kematian itu. Cara berita disampaikan; mayat-mayat dikubur di bawah pohon, kereta dibakar habis bersama dengan penghuni di dalamnya.
"Ibu?" gumam Ava. Kedua tangannya digenggam Gada erat-erat, punggung Ava bersandar lemah pada dinding sementara Gada bersimpuh di depan. Berusaha keras menyadarkannya.
Tapi Ava tidak mau sadar, dia mau mati saja. Sayangnya, belum mati.
Lalu, Gada terpaksa pergi karena panggilan Konsorsium. Yolanda, Runan dan Kharra mendampinginya. Meninggalkan Ava dan Kalki dalam ruangan.
Kalki merendahkan tubuh, sampai wajahnya sejajar dengan mata Ava. Baik-baik, Ava memindai sosok Kalki di depannya. Nyaris tidak ada emosi apapun di wajahnya, apakah dia merasakan sesuatu? Apa dia sudah menduga ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Jazirah (TAMAT)
FantasíaRANK #1 FANTASIINDONESIA 15 NOV 2024 #5 BUMI 20 NOV 2024 #4 writteninaction 20 NOV 2024 Dia berusaha menyelamatkan diri dari Ilmu Hitam. Satu-satunya kitab yang mampu menyelamatkannya, dibentengi oleh status kasta yang berlaku. __ Avattara meng...