Sehari setelah menemui Manggali, Atman mendapati diri sakit kepala melihat berkas RUU Bangun Karya. Pembahasaan RUU ditunda karena ledakan, konsentrasi semua orang terpecah karena Dhatu. Dalam berkas terselip pula memo dari Kindama, ada banyak nama Maghda tertulis di sana, kerjasama penanaman modal didominasi oleh Maghda, bahkan memo mengatakan Maghda mengajukan kerjasama kemiliteran.
Memo itu mengingatkan Atman pada kenyataan Maghda sedang berada dalam perang dingin dengan negara di benua barat, dan pada saat yang bersamaan mengirim pasukan ke negara-negara di benua selatan. Maghda sedang melancarkan perang selagi menawarkan kerjasama dan modal untuk Shangkara.
Risikonya terlalu besar, tapi mereka punya yang Shangkara butuhkan.
Keputusan soal pengesahan RUU tidak ada di tangan Atman, namun dia adalah orang yang dicari jika muncul 'masalah' dalam proses pemungutan suara. Yolanda adalah salah satu masalah yang dia selesaikan, Kindama mengurus masalah yang melenting jauh ke kementerian di atas majelis.
Atman mendorong jauh-jauh tumpukan kertas di atas meja lalu menyandarkan diri ke punggung kursi. Kedua tangannya ditekan dalam-dalam ke pelupuk mata, ia membiarkan kegelapan menyelimuti sesaat sebelum mengerjap kembali.
Kalimat-kalimat Manggali kembali menghantuinya semakin jauh dia membaca tugas-tugasnya di atas meja.
Kau bicara atas nama siapa?
Atas nama siapa kau bertindak?
Sejak terpilih sebagai anggota majelis, Atman selalu sadar bahwa dia adalah bagian dari Adnyana lebih dulu. Sempat dia berpikir, menjalani kedua peran akan lebih mudah karena dia bisa membuat keputusan-keputusan sendiri, tetapi dia salah karena posisi resmi menjadikan beberapa hal lebih rumit.
Dia bisa melontarkan ide, mengutarakannya. Namun, ketika mengubahnya menjadi perintah, akan selalu ada pertanyaannya balasan bernada serupa dengan pertanyaan Manggali. Segala ide yang dilontarkan, harus diterjemahkan ulang oleh Kindama, Trisirah atau Shapati, bahkan Rayyan sendiri. Setiap gagasan, perlu validasi.
Lantas, sekarang, jika dia hendak mengingatkan soal perang dingin Maghda. Apa yang bisa terjadi?
Atman kembali menekan pelipis kemudian mengalihkan perhatian ke dindin ruangan.
Ada empat peta Shangkara di kantor pribadi Atman di Balairung Majelis Agung. Keempat benda itu jadi pengalihan yang praktis. Setiap peta merepresentasikan fase kehidupan Shangkara yang berbeda. Setiap kali Atman berusaha memahami potensi yang Shangkara punya, yang pantas diperjuangkan setelah Elisian mengacak-acaknya, peta Shangkara yang pertama adalah sumber inspirasinya.
Peta pertama merepresentasikan kedatangan nenek moyang Shangkara. Peta kedua adalah Shangkara di masa pemerintahan Istana Agung. Peta ketiga adalah Shangkara di bawah jajahan Elisian.
Peta keempat adalah Shangkara sebagai diri sendiri.
Seiring dengan berkembangnya waktu, detil dalam peta Shangkara selalu bertambah, wilayahnya melebar karena para ilmuwan berhasil menemukan wilayah-wilayah baru Shangkara yang belum dijamah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Jazirah (TAMAT)
FantasiRANK #1 FANTASIINDONESIA 15 NOV 2024 #5 BUMI 20 NOV 2024 #4 writteninaction 20 NOV 2024 Dia berusaha menyelamatkan diri dari Ilmu Hitam. Satu-satunya kitab yang mampu menyelamatkannya, dibentengi oleh status kasta yang berlaku. __ Avattara meng...