2: Bunuh Aku dan Kalian Akan Kehilangan Dia Juga

157 42 3
                                    

Keberadaan Atman membuat Ava berhenti bernafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keberadaan Atman membuat Ava berhenti bernafas. Kemunculannya di hutan ashram, memancing semua mimpi buruk. Respon pertamnya adalah menghantam wajah pria itu, memastikan dia nyata atau tidak.

Secara fisik, di dunia nyata, Ava tidak yakin sudah berapa waktu berlalu sejak terakhir mereka bertemu. Akan tetapi, dalam dunia mereka, di mana Ava bertemu energi halusnya, rasanya baru satu malam berlalu.

Perbedaan kontras energi halus Atman dan tubuh fisiknya, lebih membuat Ava sakit kepala. Sebelumnya, Ava melihat Atman sebagai pria yang ringan tangan, menalangi energi mistik yang memburu Ava di tengah dinding, melindunginya.

Di dalam kamar Gada —yang diubah jadi penjara sementara —Ava menemui Atman bersama keangkuhan yang membuat Ava ingin mencekiknya.

Atman mana yang harus dipercaya? Apa prinsip yang dipegangnya?

Seandainya Ava tahu lebih banyak soal energi halus manusia dan perbedaannya dengan tubuh fisik, mungkin Ava bisa memutuskan sendiri.

Kenyataannya berbeda. Maka, sebelum menemui Atman, ia menyempatkan diri membongkar kereta yang membawa Atman pada Dhatu. Mencari-cari Kitab Utama milik Atman, barang bawaan rombongan kecil itu tidak banyak. Sialnya, Ava hanya menemukan pakaian yang dijejalkan dalam peti di belakang kabin.

Saat memasuki kamar Gada, Atman sedang Semadhi, alasan lain yang membuat Ava ingin langsung menikamnya. Atman punya semuanya, sedangkan Ava tidak bisa Semadhi sedikitpun.

Kalau bukan karena Runan datang menyela, Ava pasti sudah memukul Atman lagi setelah pria itu membuat kesimpulan dirinya teralu berharga untuk dibunuh.

"Kau tidak bisa membunuhku, kau membutuhkanku." Adalah kalimat Atman pada Ava sebelum dia digiring oleh Runan.

Bibir Ava mendadak kram, kalimat yang sama diucapkan padanya kala Rakht mengamuk di hutan. Saat Sugriwa dan Sattwam menjerit kesakitan setelah disentuh oleh ujung kuku raksasa itu.

Atman ingat, dia tahu. Mereka punya pengetahuan yang sama.

***

Gada dan Atman berada dalam satu ruangan. Tidak ada perwakilan Konsorsium, tetapi ada Runan, Yolanda dan Khorib. Terlihat pula Shaka, duduk di sebelah Yolanda di pinggir ruangan. Tidak seperti Atman yang diposisikan di tengah ruangan, Shaka nampak aman nan nyaman di sebelah Yolanda, seolah mereka berada di pihak yang sama sejak awal.

Rekan Atman, datang tidak lama kemudian, didudukkan di belakang Atman. Penampilannya tidak terekspose sebanyak Atman yang jelas-jelas terpapar di tengah ruangan. Pria itu memandang sekeliling, tersenyum geli sambil mengangguk-angguk, menyadari penempatannya punya makna tertentu.

Ava menyukai makna yang tersirat.

Pelan-pelan, Kalki memasuki ruangan. Ava belum berbicara padanya sejak kejadian Rakht, Kalki lebih sering menghindarinya. Sibuk mengurus Sattwam dan Sugriwa yang terluka parah, melibatkan diri dalam diskusi untuk menghalau Rakht agar tidak memburu Ava terus- menerus. Ava tidak yakin itu berhasil. Bagaimanapun, Ava yang memanggil Dirah untuk menemui Sorran, memancing kemunculan Rakht dan yang lain.

Senandung Jazirah (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang