Warning Content!Cerita ini mengandung unsur seksual atau kata-kata dan tindakan yang tidak pantas. Harap bijak dalam membaca! ⚠️🔞
Terima kasih dan selamat membaca. ^^
___
Sava merasa tubuhnya cukup pegal. Ia melenguh dan menggeliat, namun tubuhnya seperti terkurung sesuatu. Ia membuka mata, melihat pemandangan asing tapi nyaman dirasakannya. El mendekap tubuhnya selama tidur. Dan gadis itu jadi lebih hati-hati melepaskan diri. Agar El tidak terbangun karena gerakannya. Namun gagal, El membuka matanya yang terpejam. Menatap lembut gadis itu, lalu tersenyum simpul. Kembali mendekap tubuh gadis itu, dan memejamkam mata.
"El, udah siang." Ucap Sava memberitahu. Ia dapat melihat tirai yang terlihat terang. Dan jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh pagi.
"Biarin aja. Aku pengen kayak gini dulu." El membenamkan wajahnya di leher Sava. Membuat gadis itu kegelian.
"El, geli." Sava mendorong dada El namun pria itu tetap tak berkutik.
"Biarin gini bentar aja." El masih membenamkan wajahnya di ceruk leher Sava.
Sava mengalah dan membiarkan El melakukan itu padanya. El memeluknya erat, entah kenapa terasa berbeda dari biasanya. Apa karena laki-laki itu habis mabuk?
Tok tok tok
Tak berselang lama, pintu kamar diketuk dari luar. Membuat Sava terkejut, segera membangunkan El lagi.
"El, ada yang datang." Sava melepaskan lengan El yang memeluknya.
El berdecak lalu akhirnya bangkit dari tidurnya. Dengan santai El berjalan menuju pintu kamar. Ingin sekali menonjok orang yang menginterupsi istirahatnya. Namun niat itu ia urungkan saat melihat yang datang adalah Galen.
"Dia udah menutup acara lelangnya, lebih awal dua jam dari seharusnya." Galen langsung berucap tanpa basa-basi. "Tapi tenang aja, lo yang menang." Sambungnya.
El merasa sangat lega karena tak dikalahkan orang lain. Selain memang dia menaruh harga yang lumayan tinggi. El tahu jika Bobby bukan penjual yang pintar. Laki-laki itu pasti sangat tergiur dengan uang yang dia tawarkan. Sebab itu Bobby langsung menutup acara lelangnya sebelum batas waktu yang ditetapkan.
"Bagus. Kalo gitu mulai aja rencananya." Ucap El pada Galen.
"Oke." Galen menjawab singkat dan pergi dari hadapan El.
___
El tahu acara di villa ini tidak seperti acara kelompok lagi. Pasalnya masing-masing pasangan sibuk sendiri-sendiri. Termasuk Dehan dan Galen yang sibuk dengan tugas darinya. Jadi dirinya juga tak ingin kalah, jarang-jarang mendapat momen seperti ini. Dia sangat jarang beristirahat. Mungkin ini saatnya untuk melepas penat. Dan biarkan Galen dan Dehan bertugas.
"Acara ini udah gak kelompok lagi rasanya. Lingga dan Putri sama Ricky dan Arum udah kayak bulan madu aja." Keluh Sava yang ternyata sepemikiran dengan El.
"Kurasa juga begitu." El merebahkan dirinya di sofa ruang tengah. Villa sepi hanya ada dirinya dan Sava.
"Galen sama Dehan juga kencan mulu mereka." Sava mengeluh. Tidak tahu jika Galen dan Dehan sedang pergi menjalankan tugas dari El.
"Mau pergi ke suatu tempat?" Tanya El yang melihat Sava begitu bosan.
"Mau. Ayo pergi!" Raut wajah Sava berbinar ceria.
"Tunggu bentar, ambil kunci mobil dulu." El berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, untuk mengambil kunci mobil.
"Aku juga mau ambil tasku." Sava mengikuti El dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]
RomanceTelah terbit di Gente Books! Untuk info pemesanan bisa hubungi Author! 🧡 ___ Tidur satu kamar dengan El, Sava jadi mengetahui sisi lain dari laki-laki itu. Sisi lain yang belum pernah Sava ketahui sebelumnya. Sisi lain yang berbanding terbalik dari...