24 - Gadis 500 Milyar

16.2K 989 112
                                    

Warning Content! ⚠️🔞

Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.

Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!

Terima kasih dan selamat membaca. ^^

...

***

Terkadang aku ragu, ingin berlari menjauh. Terkadang aku ingin tetap berada di dekatmu. Terkadang aku takut padamu. Namun aku selalu merasa aman saat bersamamu. Bagaimana caranya agar aku tetap percaya padamu?

***



___

Suasana pesta menjadi lengang. Suara musik yang berdentuman kini senyap. Beberapa anggota duduk di sofa yang dipakai El dan Sava tadi. El yang masih babak belur belum juga mau diobati. Laki-laki itu memandang Dehan dan Galen bergantian. Kedua pria yang ditatapnya itu menunjukkan ekspresi yang berbeda. Dehan nampak khawatir jika El akan marah lagi, namun Galen duduk dengan santai dan memasang wajah datar. Siap menjawab pertanyaan yang akan keluar dari mulut El.

"Akhilendra datang sama siapa?" Tanya El tenang.

"Sendiri, kayaknya dia cuma mau nyari Bobby." Jawab Galen langsung.

El mengangguk, menatap ke arah Dehan. Laki-laki berparas cantik itu memalingkan wajahnya sejenak. Lalu kembali menatap El. Mengernyit menunggu pertanyaan yang akan dilontarkan sang ketua. Dehan sudah mempersiapkan jawaban. Dan jika dimarahi karena ngotot mengadakan pesta dia akan segera minta maaf. Sesungguhnya El sangat menyeramkan kalau sudah benar-benar marah. Dan Dehan tidak ingin kena tonjok lagi seperti kejadian di pesta ulang tahun lalu.

"DJ yang lo undang dateng jam berapa?" Tanya El santai.

Dehan membulatkan kedua bola matanya. Dirinya tidak salah dengar kan? El menanyakan DJ yang dia undang untuk acara pesta ini? Jantungnya sudah hampir copot jika saja El marah, tapi laki-laki itu malah menanyakan perihal pesta.

"Hah? Lo yakin nanya itu?" Dehan balik bertanya.

"Pikir lo gue mau nanya apa ke lo?" El mengernyit.

Dehan menghela napas sangat lega.

"Gue kira bakal dimarahin." Jujur Dehan.

Galen menarik sudut bibirnya. Menoyor kepala Dehan dari samping.

"Parno amat." Ujarnya.

"Lo mau gue marahin?" Tanya El bermaksud mengusili.

"Gak. Gue mau party." Dehan menggeleng cepat. "Btw, DJ nya dateng jam sepuluh." Imbuhnya.

Suara musik kembali terdengar. Sepertinya anggota sudah tahu jika El tidak marah dan juga tidak menghentikan pesta. Dehan langsung berjalan ke tengah ruangan. Bergabung dengan para anggota lainnya. Laki-laki itu menarik lengan seorang gadis yang entah siapa, yang jelas anggota gang juga. Mereka berjoget dengan diiringi suara musik yang menghentak-hentak.

ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang