Warning Content! ⚠️🔞
Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.
Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!Terima kasih dan selamat membaca. ^^
...
Part sebelumnya...
"El! Gue butuh bantuan lo, lo segera ke sini ya! Penting." Ucap Ivy dari seberang.
El terdiam, belum menjawab kata-kata Ivy. Suasana menjadi tegang, Sava mengernyit kebingungan. Dehan bersikap biasa saja, sedangkan Galen menunggu kata-kata yang akan terlontar dari mulut El. Galen ingin mendengar langsung jawaban yang keluar dari mulut laki-laki itu. El akan memilih siapa?
___
"Lo bisa minta tolong yang lain dulu, Vy. Gue lagi nemenin Sava di sini. Dia sedang terluka." El menjawab dengan suara beratnya.
"Oh, oke kalo gitu." Jawaban dari seberang mengakhiri obrolan mereka.
Dehan mematikan speaker ponselnya, lalu menempelkan benda pipih itu ke telinga. Laki-laki itu bicara sejenak pada Ivy, lalu memutuskan sambungan teleponnya. Menyimpan kembali benda itu ke dalam saku celana. Kemudian membenarkan posisi duduknya.
Galen menghela napas lega, bersyukur dengan keputusan yang diambil oleh El. Galen tahu jika tidak mudah bagi El untuk memilih, namun keputusan El cukup bijak. Sava adalah tanggung jawab El. El bisa meninggalkan gadis itu untuk kepentingan mendadak, tapi untuk seperti sekarang, El harus memprioritaskan Sava. Gadis itu sedang trauma. Dan harus ditemani juga dihibur untuk menghilangkan ketakutannya.
Sementara itu Sava tersenyum kecil, gadis itu memeluk pinggang El. Membenamkan wajahnya di dada bidang pria itu. Cukup bahagia karena El tidak pergi meninggalkannya. Sava akan sangat kecewa jika El memilih pergi. Sava sudah berniat untuk bercerita pada El perihal Akhilendra nanti sesampainya di apartemen.
El tersenyum juga melihat kebahagiaan Sava. Laki-laki itu mengusap-usap lembut rambut panjang gadisnya. Keputusannya tepat, El harus memprioritaskan Sava. Karena Sava adalah tanggung jawabnya, gadis yang harus dia jaga. Meskipun begitu, perasaan El belum cukup tenang. Dia juga masih memikirkan hal lainnya. El memikirkan Ivy juga yang pasti sedang kesusahan di sana. Mau bagaimana lagi, posisinya memang sulit. El berusaha untuk menyelesaikan satu persatu masalahnya. El akan mulai dari Akhilendra.
"Gue numpang mandi di apartemen lo ntar." Ujar Dehan memulai pembicaraan. Tidak betah sejak telepon dari Ivy tadi, mereka diam saja.
"Numpang aja." El menjawab singkat.
"Gue juga mau numpang tidur di apartemen lo." Galen kini yang berucap. Suasana sudah tidak tegang seperti tadi.
"Iya, boleh." Jawab El lagi.
El sendiri kasihan dengan kedua temannya itu. Mereka sudah banyak menjalankan tugas dan kelelahan. Kegiatan mereka memang seperti itu saja. Mungkin menurut sebagian orang tugas mereka itu keren. Mengawasi orang, melakukan bisnis, memata-matai musuh, menjaga seseorang, dan sebagainya. Semua tidak seseru pikiran orang, karena bagi mereka juga menjemukan.
Galen memarkirkan mobilnya dan membiarkan teman-temannya turun terlebih dahulu. Galen berjalan paling akhir, mengikuti Sava dan yang lainnya. Sekarang mereka berempat sudah berada di lift apartemen. Menunggu lift itu membawanya ke lantai tujuan mereka. Hingga bunyi lift terdengar, dan pintu pun terbuka. Mereka bergantian keluar dari sana.
"Lo pake kamar gue, gue sama Sava ke kamar sebelah." El memasuki apartemennya dan langsung membawa Sava ke kamar. Sementara itu Dehan dan Galen juga langsung masuk kamar El.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]
RomanceTelah terbit di Gente Books! Untuk info pemesanan bisa hubungi Author! 🧡 ___ Tidur satu kamar dengan El, Sava jadi mengetahui sisi lain dari laki-laki itu. Sisi lain yang belum pernah Sava ketahui sebelumnya. Sisi lain yang berbanding terbalik dari...