Warning Content!Cerita ini mengandung unsur kekerasan, seksual, adegan dewasa, atau kata-kata dan tindakan yang tidak pantas lainnya. Harap bijak dalam membaca! ⚠️🔞
Terima kasih dan selamat membaca. ^^
___
El membopong tubuh Sava dan membawanya ke kamar. Gadis itu tertidur di dekapannya setelah lama menangis. Bahkan El dapat merasakan dadanya basah karena air mata. Dan itu seperti membunuh El karena menyaksikan gadisnya terluka. El akan membuat perhitungan dengan Dehan yang mengajak Karen ke villa.
Setelah menyelimuti tubuh Sava, El berjalan keluar kamar. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Tapi pesta masih berlangsung, memang tidak seramai tadi, tapi masih ada orang. El mengajak Dehan keluar. Ingin membuat perhitungan.
"Kenapa lo ajak Karen ke sini?" Tanya El menahan emosi. Laki-laki itu tak seemosi itu biasanya.
"Dia ikut sendiri, El. Kebetulan dia ada di markas pas gue mampir. Lalu dia maksa ikut." Dehan memberi alasan.
Bugh!
Satu bogeman melayang mengenai rahang Dehan. Membuat laki-laki itu terhuyung, namun kembali tegap. Menatap El tanpa ingin membalas.
"Gue minta maaf." Ucap Dehan kemudian.
"Maaf lo basi. Lo gak ngerti udah bikin Sava sakit hati. Dia nangis semaleman." Teriak El sambil menunjuk wajah Dehan. Satu tangan kembali melayangkan pukulan namun dapat ditepis oleh Galen yang muncul dari belakang Dehan.
Bugh!
Kini Dehan yang melayangkan pukulan ke rahang El. Tidak terhuyung sama sekali, namun darah mengalir dari sudut bibir El. Laki-laki itu tersenyum sinis. Lalu mengangkat kaki, hendak menendang tubuh Galen namun seketika pergerakan itu berhenti. Suara panggilan menginterupsinya.
"Hentikan!" Sava berlari dari dalam menuju ke arah mereka bertiga.
Gadis itu menatap satu persatu laki-laki yang tengah berdiri menatapnya. Entah sejak kapan Sava melihat kejadian itu.
"Aku gak tau kamu bisa sekasar ini El." Sava berdiri di hadapan El, nampak kecewa. Dirinya terlihat sangat marah hanya dari kilatan matanya.
"Aku bener-bener kecewa sama kamu!" Sava mendorong dada El, membuat laki-laki itu mundur selangkah. Lalu Sava pergi entah ke mana.
"Sava! Mau ke mana?" El hendak menyusul Sava namun dicegah Galen.
"Gue aja, kalian berdua rawat luka kalian." Galen memperingati, lalu pergi dari hadapan El dan Dehan.
El menatap Dehan sejenak, berdecak, lalu pergi dari hadapan Dehan. Ia berjalan masuk ke dalam villa, lalu menaiki tangga. Membiarkan orang-orang yang melihatnya bingung. Dirinya ingin ke balkon, menyendiri. Sava sudah ada Galen yang menemani, jadi gadis itu akan aman.
Di tempat lain, Galen menghampiri Sava yang tengah duduk di teras sebelah villa. Gadis itu terlihat menunduk, menangis. Galen melihatnya begitu rapuh. Perlahan dirinya duduk di samping Sava. Gadis itu sepertinya sudah menyadari kehadirannya, sebab itu biasa saja.
"Kamu mau minum?" Galen menawarkan minuman dari botol air mineral pada Sava, entah dapat dari mana.
Sava yang memang haus pun menerima botol itu. Membukanya, lalu meneguk isinya. Dinginnya air membasahi tenggorokannya, mengalir ke dalam sistem pencernaannya. Menghilangkan dahaga yang dia rasa.
"Terima kasih." Lirih Sava. Galen mengangguk, lalu diam beberapa saat.
"Dingin loh, gak mau masuk?" Tanya Galen basa-basi. Dijawab gelengan oleh Sava.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]
RomanceTelah terbit di Gente Books! Untuk info pemesanan bisa hubungi Author! 🧡 ___ Tidur satu kamar dengan El, Sava jadi mengetahui sisi lain dari laki-laki itu. Sisi lain yang belum pernah Sava ketahui sebelumnya. Sisi lain yang berbanding terbalik dari...