Warning Content! ⚠️🔞
Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.
Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!Terima kasih dan selamat membaca. ^^
...
___
Seminggu berlalu semenjak El putus dengan Sava. Mereka berdua menjalani hari seperti seharusnya. Tidak ada kesedihan yang nampak begitu mereka berada di sekolah, atau ketika sedang bertemu secara tak langsung. Mereka berdua menampilkan raut wajah seperti biasanya. Meski keduanya tahu dalam hatinya sedang tidak baik-baik saja. Seperti saat ini saat Sava berjalan beriringan dengan Dehan yang tadi menjemputnya di rumahnya dan Bobby.
Sava sudah kembali ke rumahnya yang dulu. Rumahnya bersama Bobby. Tiga hari lalu kakaknya sudah dibawa pulang dan menjalani perawatan di rumah. Merawat Bobby juga menjadi pelipur tersendiri agar Sava tidak terus-menerus kepikiran El. Bobby juga mulai membaik hari demi hari. Begitu juga sikap laki-laki itu pada Sava. Bobby tahu juga jika Sava putus dengan El. Dan laki-laki itu tidak ingin menambah rasa sakit Sava lagi. Meski sikapnya masih dingin pada Sava.
"Sebagian barang-barang aku masih di apartemen El." Ucap Sava pada Dehan.
"Lo mau ngambil?" Tanyanya langsung.
Dehan benar-benar menjadi bodyguard Sava sekarang. Ke mana-mana Sava pergi, Dehan selalu mengikuti. Termasuk saat pulang dan pergi sekolah, Dehan mengantar dan menjemput Sava. Sebenarnya Sava tak mau merepotkan dan menolak halus Dehan. Namun laki-laki itu bersikeras.
"Ntar aku kabarin kalo aku mau ambil." Jawab Sava lembut.
Dehan mengangguk sebagai jawaban.
"Keren kan gue sekarang? Gue udah mulai tobat nih gak kelayapan dan selalu jagain elo." Ujar Dehan bangga.
Sava tersenyum mendengarnya. Memang benar akhir-akhir ini Dehan pasti tidak ada waktu untuk berkencan dengan para perempuan. Dehan selalu berada di sekitarnya. Kecuali kalau Sava di rumah, itu pun Dehan selalu menanyai keadaannya. Atau laki-laki itu selalu berada di sekitar rumahnya untuk mengawasi.
"Kamu ngelakuin itu atas perintah El." Jawab Sava yang sudah tahu kebenarannya. Sava tahu bahwa El yang mengutus Dehan untuk menjaganya.
"Lo udah tau ya?" Tanya Dehan menampilkan raut kecewa yang dibuat-buat.
Sava tersenyum kecil menanggapi ucapan Dehan. Gadis itu tak menjawab, terus melanjutkan perjalanan menuju kelas. Sebenarnya hari ini mereka free, setelah seminggu yang lalu digembleng materi, kini mereka tak ada tugas apa-apa. Seminggu lagi mereka akan melakukan ujian akhir sekolah. Jadi butuh waktu untuk rileks juga.
"Yah gak jadi keren." Gumam Dehan kecewa.
"Kamu keren, Han." Sahut Sava. "Kamu relain wanita-wanitamu dan milih jagain aku. Itu keren banget menurut aku." Ucap Sava jujur, gadis itu menepuk pelan lengan Dehan.
"Wah, lo baik banget sih." Dehan masih terheran ada orang sebaik Sava.
Dehan tahu jika Sava dan El sudah putus. Hampir seluruh anggota gang tahu kenyataan itu. Hanya saja Dehan tidak membahas hal itu jika bersama Sava. Dehan menjaga perasaan gadis itu. Dehan sendiri yakin baik Sava mau pun El masih saling suka. Hanya saja keadaan yang belum berpihak pada mereka.
"Permisi, Kak!" Ucap gerombolan siswi yang datang menghampiri mereka. Terhitung sekitar enam siswi yang mungkin saja adik kelas sepuluh.
Dehan langsung membenarkan posisi rambutnya dan tebar pesona. Laki-laki itu sudah percaya diri jika semua siswi itu menghampiri dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]
RomanceTelah terbit di Gente Books! Untuk info pemesanan bisa hubungi Author! 🧡 ___ Tidur satu kamar dengan El, Sava jadi mengetahui sisi lain dari laki-laki itu. Sisi lain yang belum pernah Sava ketahui sebelumnya. Sisi lain yang berbanding terbalik dari...