23 - Berkelahi

16.6K 977 43
                                    


Warning Content! ⚠️

Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.

Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!

Terima kasih dan selamat membaca. ^^

...

Kau hadir dan memberi warna pada hidupku. Membuatku merasa bahwa dunia tidak hanya berwarna gelap dan abu-abu.

...

___

El menggenggam erat tangan Sava saat memasuki sebuah rumah besar yang memiliki halaman luas. Begitu mereka berdua melangkahkan kaki ke dalam, suara dentuman musik keras menyapanya. Suasana sangat riuh, padahal waktu baru menunjukkan pukul delapan malam. Dibanding dengan pesta ulang tahun Arum, ini terlihat sangat berbeda. Ruangan luas itu minim pencahayaan. Tidak terlihat banyak makanan. Namun minuman beralkohol dapat dijumpai di setiap sudut ruangan. Ini lebih mirip club malam.

Pertama menginjakkan kaki di rumah itu saja Sava langsung merasa tidak cocok berada di tempat itu. Jika dirinya tidak pergi dengan El, berani bersumpah gadis itu tidak akan mau. Beruntung sekali Sava memakai gaun yang tidak terlalu terbuka juga tidak mencolok. Bukan karena tidak diperhatikan, salah. Sava sudah menjadi pusat perhatian saat baru saja turun dari mobil El. Namun dirinya beruntung tak ada tatapan cabul pada dirinya. Beruntung tak memakai pakaian terbuka saat menjadi pusat perhatian seperti itu.

Telapak tangan Sava berkeringat, dan Sava sadar El bisa merasakannya. Laki-laki itu menatapnya lalu tersenyum menenangkan. Seolah berkata semua akan baik-baik saja jika ada dirinya di sisinya. Dan Sava mengangguk, percaya pada laki-laki di sebelahnya.

El mengecup tangan Sava yang berada di genggamannya, lalu menarik gadis itu agar mengikuti langkahnya. Perlakuan romantis El selalu saja mendebarkan jantungnya. Laki-laki itu benar-benar bersikap lembut pada dirinya. Hingga Sava tidak tahu alasan untuk tidak bahagia dengan laki-laki itu.

El membuat Sava duduk di sebuah sofa besar yang berada di sudut ruangan. Sofa itu kosong, seperti memang dikhususkan untuk El dan Sava. Sementara tempat duduk lainnya terlihat penuh. Dan di sofa itu, Sava bisa melihat dengan jelas seluruh isi ruangan meski dalam pencahayaan kurang. Ini seperti tempat strategis untuk mengamati pergerakan orang.

El duduk di sebelah Sava, posisi mereka sangat dekat. Bahkan saling menempel satu sama lain. Lengan pria itu dengan posesif merangkul pinggang Sava. Serta membalas beberapa sapaan untuk dirinya dari para anggota. El adalah ketua gang, dan Sava tidak boleh melupakan hal itu.

"Hei, El!" Sapa Ivy, anggota gang perempuan yang dulu pernah membantu El dan Sava datang menghampiri mereka. Gadis itu dengan sopan menjabat tangan Sava. Lalu duduk di sebelah gadis itu.

"Mana Fey?" Tanya El ramah.

Ivy mengendikkan bahu dan menatap sekitar sejenak.

"Mungkin datang agak maleman." Ujarnya.

"Lo lihat Galen atau Dehan?" Tanya El karena laki-laki itu belum melihat penampakan keduanya.

ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang