Warning Content! ⚠️🔞Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.
Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!Terima kasih dan selamat membaca. ^^
>>> Part ini aku dedikasikan untuk readers yang ulang tahun hari ini.
Happy Happiest Birthday, and wish you all the best!!! ^^ 🎉💜....
***
Ketakutanku dalam menggunakan senjata tak lebih besar dari ketakutanku kehilanganmu.
***
___
"Nona, Anda harus menurut dengan ucapan Tuan Muda. Jangan nekat atau Anda akan terluka!"
Sava tidak mendengarkan ucapan Tomo. Gadis itu berdiri di sisi mobil, mengacungkan sebuah pistol yang tadi diberikan oleh El padanya. Sebelum laki-laki berambut gondrong itu mengayunkan katana ke leher El. Sava memberanikan diri menggunakan senjata api itu. Sava berusaha tenang meski dadanya berdebar kencang. Kedua tangannya gemetar, namun ketakutan memegang senjata tak lebih besar daripada ketakutannya kehilangan pria yang kini tengah menoleh ke arahnya.
"Hahaha, gadis lemah kayak lo emang berani nembak gue?" Ejek laki-laki gondrong itu yang ternyata adalah orang yang sama yang menyerangnya di villa dulu. Jeffrey.
Sava tak menjawab, suara gadis itu tercekat di tenggorokan. Dirinya sangat takut, bahkan benar-benar mengeluarkan tenaga cukup untuk tetap menjaga tangannya mengarah ke depan. Gadis itu lemas, berkeringat dingin. Pertama kalinya dalam hidup Sava memegang senjata api dan juga menghadapi penjahat seperti itu. Sava berusaha tak gentar, gadis itu melangkah maju beberapa langkah. Lalu berhenti, kembali mengamati tajam Jeffrey yang masih mengarahkan katananya pada El. Sementara El masih dengan ekspresi tenang menoleh pada Sava. Menunggu tindakan gadis itu.
"Gue gak takut sama lo, gadis kecil!" Jeffrey yang tak percaya akan tindakan Sava pun mengayunkan pedangnya. Bertekat memenggal kepala El yang masih di posisi semula.
"Membunuh atau dibunuh."
Kalimat itu terlintas di kepala Sava, dan tak perlu berpikir panjang, gadis itu menarik pelatuk pistolnya.
Dor.
Dor.
Dua kali tembakan dilepaskan oleh Sava. Satu peluru mengenai dada Jeffrey, dan satu peluru lagi mengenai lengan pria itu. Jeffrey terpelanting ke belakang. Jatuh terlentang dengan katana yang masih dipegang.
El dengan cepat bangkit. Meninju beberapa anggota yang tersisa dan menghajarnya. Namun mereka memilih untuk menghentikan perlawanan. Beberapa anggota mengangkat tubuh Jeffrey dan membawanya masuk ke dalam mobil. Kemudian melajukan mobil meninggalkan tempat kejadian peristiwa.
El dengan cepat berlari ke arah Sava. Gadis itu terduduk di aspal yang dingin dan basah karena sisa hujan. Wajah gadis itu tertunduk, mengamati pistol yang berada di genggamannya. El segera merengkuh tubuh mungil gadis itu. Menggendongnya masuk kembali ke mobil. Tubuh Sava menggigil, wajahnya pucat pasi. Setelah itu kehilangan kesadaran di dalam dekapan El.
"Jalan, Pak. Dan tolong batalkan panggilan untuk para anggota. Mereka tidak perlu ke tempat ini atau akan ada polisi yang ikut campur." Ucap El setenang mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]
RomanceTelah terbit di Gente Books! Untuk info pemesanan bisa hubungi Author! 🧡 ___ Tidur satu kamar dengan El, Sava jadi mengetahui sisi lain dari laki-laki itu. Sisi lain yang belum pernah Sava ketahui sebelumnya. Sisi lain yang berbanding terbalik dari...