Warning Content! ⚠️🔞
Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.
Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!Terima kasih dan selamat membaca. ^^
...
___
Sava dan Milly kini tengah berada di dapur markas milik El. Markas ini memang seperti rumah, ada dapur besar di sana. Dan sebelahnya juga ruang makan yang sangat besar. Para koki dan pelayan sebenarnya sudah selesai memasak dan menyiapkan makanan. Hanya saja Sava ingin membuatkan menu spesial untuk ayahnya. Sup ayam yang selalu ayahnya sukai dari masakannya. Sava sudah lama tidak memasakkan masakan itu untuk sang ayah tercinta.
Milly bergerak ke arah kulkas, mengambil potongan ayam dan mencucinya. Sementara itu Sava menguncir rambut terlebih dahulu sebelum memotong sayuran yang telah dicuci juga. Gadis itu mengikat rambutnya seperti kuncir kuda. Kemudian memotong wortel dengan teliti.
"Sava!" Seru Milly, wanita itu berjalan mendekat ke arah adik perempuannya.
"Iya, Kak." Sahut Sava bingung, Milly terlihat sangat memperihatikan wajahnya.
"Ini." Milly mendekat, melihat leher Sava dengan mata menyipit. "Kiss mark?" Tanya Milly dengan berbisik di telinga Sava.
"E-eh?" Sava panik gadis itu refleks menyentuh lehernya. Dengan cepat ia melepas ikat rambutnya dan membiarkan rambut panjangnya tergerai lagi.
"Ulah El?" Tanya Milly menyelidik.
Sava menunduk, jantungnya berdebar sangat kencang. Rasanya takut setengah mati kalau daja Milly memarahinya. Sava tidak banyak bercerita soal kehidupan percintaannya. Termasuk dengan El, Milly hanya tahu mereka teman dekat. Milly belum tahu kalau mereka sempat pacaran dan sebagainya. Sebab itu Sava sangat takut sekarang.
"Jawab Sava!" Milly berucap lembut namun tegas pada adiknya itu. Milly tidak ingin adik perempuannya kenapa-kenapa.
Sava menggigit bibir, lalu mengangguk. Pikiran Sava sudah campur aduk, melayang ke mana-mana. Sava tahu Milly pernah mengalami hal tidak menyenangkan karena ulah seorang pria. Bahkan dari kejadian itu, lahirlah Aurora dan Ariel yang sekarang. Dan Sava benar-benar tidak mau membuat Milly kecewa.
"Kalian pacaran?" Tanya Milly lagi, wanita itu mulai meracik bumbu untuk supnya, namun masih bertanya menyelidik pada Sava.
"E-nggak, Kak." Sava menggelengkan kepalanya, meski tidak melihat karena fokus pada kegiatannya.
"Terus kenapa kalian begitu?" Milly menghentikan kegiatan meracik bumbunya. Ibu dua anak itu fokus memandang Sava. "Kakak gak mau kejadian seperti Kakak menimpamu, Sava. Kamu masih sangat muda, masa depan kamu masih sangat panjang. Kakak cuma gak mau kamu jadi korban laki-laki. Apalagi orang itu gak ada hubungan apapun sama kamu." Ucap Milly sedih.
Milly bergerak menuju arah Sava, kemudian merangkul tubuh adiknya. Milly sangat menyayangi Sava, jadi wanita itu tidak mau adiknya memiliki nasib sama sepertinya. Milly dulu hamil di luar nikah, hamil dengan sahabatnya yang tidak berpacaran dengannya. Mereka melakukannya atas dasar mau sama mau. Karena kala itu, Arraz, teman Milly itu berjanji untuk bertanggungjawab jika Milly hamil. Namun faktanya Arraz tak mau tanggung jawab saat Milly benar-benar hamil. Arraz justru dengan jahatnya menyuruh Milly menggugurkan kandungannya. Saat Milly tidak mau, Arraz menyuruh Milly pergi dari kehidupan laki-laki itu. Karena Arraz sudah memiliki kekasih, seorang wanita yang dia idam-idamkan. Sava juga tahu hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]
RomanceTelah terbit di Gente Books! Untuk info pemesanan bisa hubungi Author! 🧡 ___ Tidur satu kamar dengan El, Sava jadi mengetahui sisi lain dari laki-laki itu. Sisi lain yang belum pernah Sava ketahui sebelumnya. Sisi lain yang berbanding terbalik dari...