14 - Cemburu

24.7K 1.1K 24
                                    

Selamat membaca ^^
___

Sava berjalan cepat membelah kerumunan. Dirinya sedang tidak mau bersama El. Maka ia putuskan untuk mendekat pada Arum dan Putri yang tengah berdiri di belakang kue besar yang akan dipotong. Sava berharap El tidak nekat mendekatinya. Bisa-bisa mengacaukan pesta Arum.

Sava menggigit bibir bawahnya. Benar-benar tidak tenang. Bahkan saat Arum memberinya kue, dirinya tidak fokus. Sava menatap ke depan, tak sengaja beradu pandang dengan El. Pria itu menatapnya entah dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun benar dugaan Sava, El tidak berbuat nekat misalnya menariknya untuk pergi atau ke mana.

Sava memutus kontak pandang dengan El. Lalu fokus pada pesta, sesekali tersenyum saat bertatapan dengan beberapa teman yang dia kenal. Dia harus senang, tidak boleh terlihat kesal atau sedih. Ia akan lampiaskan nanti. Urusannya dengan El akan dia selesaikan nanti.

Sava duduk di dekat meja kado saat pesta di mulai. Alunan musik terdengar dan para tamu sibuk berdansa. Atau sekedar minum-minum dan mengobrol dengan teman atau pasangannya. Sejujurnya Sava memang tidak suka pesta. Mendengar suara musik keras membuat kepalanya pening.

Sava tak sengaja melihat El yang tengah berjalan ke arahnya. Dirinya tahu laki-laki itu masih mencari kesempatan untuk mendekatinya. Untuk bicara padanya. Namun Sava masih enggan bicara dengan El. Hatinya terasa sakit. Masih ada rasa tak terima dan kesal.

Sava segera berdiri, hendak menjauh, namun wanita yang bersama El tadi menahan langkah El. Sehingga El berhenti dan berbalik menatap wanita itu. Membuat dada Sava kembali bergemuruh. Rasanya kesal. Apa dia cemburu? Dia ingin menangis histeris dan berteriak kencang saat ini. Namun ia tahan. Ia tahan demi pasti ulang tahun sahabatnya.

Dengan perasaan yang campur aduk, Sava kuatkan untuk melihat El bersama wanita itu. Sava melihat El mendorong gadis itu supaya menjauh. Namun gadis itu tetap saja menempel pada El. Namun tenaga El lebih kuat, gadis itu terdorong mundur. Lalu menatap ke arah El. Seperti sedang bicara sesuatu.

El menoleh ke arah Sava, membuat gadis itu mengalihkan pandangannya. Malu juga ketahuan mengamati mereka berdua. Lalu tibalah Galen, laki-laki itu membawa wanita itu untuk pergi. Nampak terpaksa, Galen tetap menarik lengan wanita asing itu.

El bergegas menuju tempat Sava berada. Gadis itu tentu saja kabur, namun kini ke lantai dua. Sava menaiki tangga dengan cepat. Berharap El tidak mengikutinya, namun salah, El sudah di belakangnya. Sava ingat kamarnya terkunci, ia tetap melangkah ke depan, menuju lorong. Lorong panjang yang ternyata menghubungkan ke balkon lantai dua.

Sava sudah berada di ujung. Ada pagar yang membatasi balkon itu. Dirinya sudah berada di jalan buntu. Tak lagi bisa menghindar atau menjauh dari El. Membuat dirinya ketakutan sendiri. Seharusnya ia biasa saja, tapi kenapa jadi merasa takut seperti itu.

Clek.

El mengunci pintu yang menghubungkan balkon. Sava menelan ludah. Dirinya benar-benar tak bisa menghindar dari El. Perasaan gugup menderanya. Apalagi saat melihat langkah laki-laki itu semakin mendekat. Sava sudah tidak ada tempat untuk lari. Kabur ke lantai dua benar-benar sebuah kesalahan.

El mendekat, membuat Sava beringsut mundur. Sampai tubuhnya mentok pada pagar balkon. Kepalanya menunduk, tak berani menatap tubuh yang jauh lebih tinggi dari tubuhnya. Saat El semakin mendekat, Sava bergerak ke samping. Lalu berlari ke arah pintu, memegang gagang pintu. Berusaha membukanya, tapi nihil. Dia bodoh kalau berharap pintu itu terbuka. Jelas-jelas dia sudah melihat El mengunci pintu itu.

El berbalik badan, menatap gadis yang berdiri menunduk di depan pintu. Lagi-lagi gadis itu berusaha kabur darinya. Beruntung El mengunci pintu balkon. El berjalan mendekat lagi, kali ini lebih cepat. Lalu berhenti di hadapan Sava.

ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang