33 - Bukti Kedua

10.6K 739 132
                                    


Warning Content! ⚠️🔞

Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.

Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!

Terima kasih dan selamat membaca. ^^

___

"Aku bisa menemanimu di sini, priamu mungkin sedang sibuk berkelahi di sana. Kau tak lupa dengan ancamanku, bukan?" Bisik Akhilendra yang syarat akan peringatan di setiap katanya.

Kata-kata yang terucap dari mulut laki-laki yang berada di sebelahnya bagaikan teror bagi Sava. Untuk pertama kalinya Sava tidak nyaman nonton di bioskop. Dan untuk pertama kalinya juga Sava membenci film Disney yang dia tonton sekarang. Sava ingin film itu segera berakhir, sehingga dirinya bisa pulang bersama teman-temannya.

Sava tak berani menatap ke arah Akhilendra yang duduk di sebelahnya. Justru gadis itu menoleh pada Putri yang berada di sisi kanannya. Namun seketika gadis itu mengalihkan pandangan. Sava melihat pemandangan tak senonoh di sebelahnya. Putri dan Lingga bukannya menonton film malah asik berciuman mesra. Sementara Arum dan Ricky yang fokus pada film jaraknya lebih jauh dari dirinya. Sava bahkan mengumpat dalam hati karena tak duduk di sebelah Arum atau Ricky.

Sava bukannya tak mengerti hal-hal seperti yang dilakukan Lingga dan Putri. Bahkan dia pernah melakukannya dengan El. Tapi melihat orang lain melakukan membuatnya malu sendiri juga. Dan menyebut nama El dalam hati, gadis itu teringat akan prianya lagi.

Napas Sava tercekat begitu Akhilendra memegang satu tangannya yang dia letakkan di pangkuan. Tangan laki-laki itu terasa dingin, tak sehangat tangan El. Sava hendak melepaskan tangannya namun genggaman laki-laki itu mengerat. Akhilendra membawa tangan Sava ke pangkuannya. Tanpa berkata apa-apa, laki-laki itu mengecup punggung tangan sang gadis.

Sava bangkit dari kursinya, menarik tangannya dari genggaman Akhilendra. Namun laki-laki itu menariknya supaya duduk kembali. Sava tersentak saat bokongnya kembali mendarat dengan keras di kursi bioskop. Gadis itu menggigit lengan Akhilendra yang mencekalnya. Tak gentar, Akhilendra balik menggigit telinga Sava membuat gadis itu refleks melepaskan gigitannya pada tangan Akhilendra.

Kali ini Sava ingin menangis. Dia ingin mengatakan itu pada Putri di sebelahnya, namun Sava tidak tahu apa respon mereka. Dan melihat mereka yang begitu, Sava tak yakin Lingga dan Putri ingin diganggu. Sava menyentak tangannya untuk lepas dari Akhilendra sekali lagi. Laki-laki itu justru menggigit jempol tangan Sava, membuat gadis itu memekik. Dan Akhilendra terlihat menyeringai akan respon yang diberikan Sava.

Sava memberanikan diri menatap Akhilendra yang ada di sebelahnya. Isi kepala gadis itu adalah dendam yang pernah diucapkan pria itu. Sava tidak menurutinya, dan laki-laki itu berulah lagi. Sava tidak mau El kenapa-kenapa. Akhilendra membalas tatapan tajam Sava dengan tatapan jenaka. Seperti mengejek gadis itu, membuat Sava dongkol dalam hati.

"Lepasin!" Desis Sava tajam, seraya menarik tangannya dari genggaman tangan kekar pria itu.

Akhilendra menggeleng pasti, lalu kembali mengecup tangan mungil Sava. Sava merasa dirinya dilecehkan oleh Akhilendra. Rasanya sangat menjijikkan diperlakukan seperti itu oleh laki-laki yang dia benci.

"Aku akan bilang ke temen-temenku." Sava mengancam.

"Katakan saja, lalu aku akan bilang kalau kau itu kekasihku. Beres, bukan?" Tantang Akhilendra.

Sava mendesis kesal, gadis itu menoleh ke sebelah, kembali melihat keadaan Putri. Bahkan gadis itu sekarang sudah tidak mempedulikan film atau keadaan sekitar lagi. Dan Sava jengkel dibuatnya. Suasana gelap dalam bioskop sangat menguntungkan mereka berbuat semena-mena.

ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang