12 - Cantik

28K 1.2K 2
                                    

Warning Content!

Cerita ini mengandung unsur seksual, adegan dewasa, atau kata-kata dan tindakan yang tidak pantas dicontoh. Harap bijak dalam membaca! ⚠️🔞

Terima kasih dan selamat membaca. ^^

___

Sava terbangun dari tidurnya saat sinar matahari menerpa wajahnya. Dirinya mengerjapkan mata beberapa kali, lalu menguceknya dengan satu tangan. Ia mendongak, menatap wajah tampan seorang pria yang tengah mendekapnya. Tengah terpejam dalam keadaan damai. Wajah sempurnanya membuat Sava gemas. Ingin sekali mengecupi seluruh bagian wajah El. Sava tersenyum membayangkannya.

Sava tak tahu sekarang jam berapa, mungkin sudah lebih dari jam tujuh. Pasalnya sinar hangat mentari sudah lebih dari hangat. Dan itu mengganggu tidurnya. Ia membenamkan kembali wajahnya di dada bidang El. Perasaan nyaman dan tenang ia dapatnya bersama laki-laki itu. Sava tidak ingin membiarkan momen buruk menghancurkan momen indah ini.

Sava sedikit terkejut saat dekapan El semakin erat. Itu tandanya pria itu sudah bangun juga. Namun keduanya sama-sama enggan untuk bersuara. Sava melenguh saat tangan nakal El meraba bokongnya. Meremasnya dengan gemas, membuat Sava menepuk tangan nakal El itu.

"Masih pagi ih." Lirih Sava dengan suara serak.

"Justru karena pagi aku horny." Ucap El dengan vulgar. Lalu menggigit kecil daun telinga Sava. Membuat Sava berjengit dan meremang.

"Mesum banget sih." Sava mendorong dada El, lalu beringsut menjauh dari pria itu.

"Aku laki-laki dewasa yang normal, Sava." El mendekat ke arah Sava. Mendorong tubuh gadis itu sehingga terbaring di sofa panjang yang mereka gunakan.

Tubuh El menindih gadis di bawahnya. Ia kecupi seluruh bagian wajah Sava tanpa meninggalkan seinci bagian pun. Lalu mengecup bibir mungil nan menggoda milik kekasihnya. Membuat napas Sava memburu. Rona merah tercetak di pipi gadis itu.

"Kenapa kamu cantik banget sih bahkan bangun tidur gini." Bisik El tepat di wajah Sava. Laki-laki itu menyelipkan helaian rambut Sava ke belakang telinga, lalu kembali mengecup bibir manis itu.

Sava hanya diam, tak sanggup untuk bicara meski sekedar menjawab ucapan El. Dirinya sudah terhipnotis dengan tatapan El. Takhluk dengan perbuatan pria itu sehingga dirinya hanya terpaku. Ciuman El berubah menjadi dalam. Lidahnya menyusuri mulut Sava. Lalu menghisap lidah gadis itu. Membuat Sava memelentingkan tubuhnya.

"Tubuhmu sangat menggoda sayang." El mengecup leher Sava, lalu berpindah ke dada gadis itu. Membuka kancing kemeja putih itu lalu menghisap puncak dada Sava yang sudah menegang.

"Aghh, El." Sava mendesah tak kuat menahan perlakuan El. Ia peluk leher El, lalu kedua tangannya meremas-remas rambut cokelat milik El.

"Iya, Sayang."

El semakin bersemangat mengerjai tubuh gadisnya. Ia hisap kuat dada Sava. Gairahnya sudah memuncak pagi ini. Ia ingin sekali menyetubuhi Sava. Namun entah kenapa ada pikiran untuk tidak melakukan hal itu buru-buru. Ia ingin menikmati kebersamaannya dengan Sava. Tidak hanya untuk seks semata. Ia sudah banyak melakukan seks dengan berbagai wanita. Ia ingin berpacaran normal dengan Sava. Gadis itu bukan pelampiasan nafsunya. Ia tekankan hal itu baik-baik dalam dirinya.

El berjanji untuk tidak terburu-buru. Untuk tidak membuat gadis itu tertekan. El tahu Sava adalah gadis yang sangat polos. Dia gadis baik-baik. Maka dari itu El akan melakukan semuanya secara perlahan. Ia ingin mengenalkan Sava ke kehidupannya terlebih dahulu. Ia akan pelan-pelan mengajari Sava dalam berbagai hal. Termasuk berhubungan seks. Dirinya tidak mau membuat gadis itu merasa tidak nyaman.

ELSAVA - Love and Believe [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang