Zee telah selesai mengganti pakaiannya, ia kembali ke parkiran dan menemukan ashel tengah melamun. Jiwa isengnya pun muncul tiba-tiba.
Dengan langkah perlahan, Zee mendekat ke belakang Ashel lalu menutup matanya. Ashel yang sedang melamun pun terkejut ada yang menutup matanya.
"Ish siapa si? jangan iseng deh" tanya Ashel
Zee yang ditanya pun diam sambil menahan tawanya.
"Buka dong! ini siapa si jangan iseng gua takut!"
"Siapa hayo" Jawab Zee yang mengubah suaranya menjadi nada rendah.
"Ih gua nangis loh! buka ga"
"nangis ajaa" balas Zee yang tetap pada nada rendahnya sambil menahan tawanya.
Ashel pun terdiam, ia memang takut akan kegelapan. Tak lama air mata Ashel pun menetes. Zee yang merasakan tangannya basah pun kaget, lalu melepasnya dari mata Ashel.
"Eh.. kok nangis beneran si!"
"Hiks... kamu jahat banget" tangis Ashel yang masih takut. Sama halnya dengan Zee , ia juga mempunyai trauma akan satu hal.
"Eh udah dong, iya iya maaf deh udah iseng" Panik Zee sambil menghapus air mata itu yang turun.
"hiks.. a-aku tuh takut zee..hiks"
"iya iya maaf yaa, aku tadi cuma iseng kok" balas Zee lalu memeluk erat tubuh Ashel sambil mengelus punggung gadis manis itu.
Tangis Ashel makin kencang, Zee yang semakin panik pun mencium kening Ashel sambil mengelus kepala Ashel. Hal yang selalu ia lakukan ke Chika atau teman kecilnya saat sedang menangis.
Ajaibnya, tangis Ashel mereda setelah Zee mencium dan mengelus kepalanya seakan memberikan ketenangan.
"Ekhm.. ekhm perasaan tadi pamitnya mau pulang duluan kok sekarang malah nangisin anak orang." Goda Gito pada Zee yang tengah memeluk Ashel.
"Eh.. ngga gitu kak, tadi gua iseng jadi ya gitu hehe"
"Santai aja kali Zee, lanjutin deh gua balik duluan yaa."
Zee hanya mengangguk, ia masih memeluk Ashel dan mengelus punggung gadis itu. Ashel yang sedari tadi menahan malu hanya diam.
Setelah cukup ia pun mendongak menatap wajah tampan Zee. Zee pun sama halnya, menunduk memperhatikan setiap inci wajah manis Ashel. Mereka saling tatap satu sama lain.
"Kenapa wajahnya ga asing untukku tuhan dan kenapa jantung ini berdetak tak karuan." batin Zee.
"Dia semakin tampan ya sekarang, tapi kenapa jantung ini berdetak lebih cepat dari biasanya" batin Ashel.
Mereka masih saling tatap, hingga keduanya tersadar dan mengalihkan pandangannya ke arah lapangan upacara.
"E-ehm shel udah yaa jangan nangis lagi. mending kita pulang ini udah sore soalnya"
Ashel hanya mengangguk dan melepaskan pelukan itu dengan berat hati. Zee masukkan barangnya ke jok motornya, lalu menyalakan motor itu.
"Nih pake dulu helmnya." Ucap Zee memberikan helm yang biasa Chika pakai.
"Makasih"
Ashel memakainya helmnya, lalu menaiki motor Zee. Zee yang melihat wajah Ashel dari kaca spion tersenyum.
"Sini tangannya"
"Buat apa?" Tanya Ashel yang heran mau apa Zee meminta tangannya.
"Udah sini dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun [ Zeeshel ]
Teen FictionSeorang pria yang mempunyai masa lalu buruk tentang seorang wanita, maka tak heran jika dirinya jomblo sampai saat ini. lalu bertemu lah dengan seorang wanita yang bisa menyembuhkan luka lamanya itu. bagaimana kisah selanjutnya? ikuti alur ceritanya...