Zee menghubungi teman-temannya untuk membantunya menyiapkan sesuatu. Ia sudah yakin dengan keputusannya.
"Sumpah gua deg²an semoga aja bisa lancar" rapal Zee sambil memandang dirinya di cermin.
Tok...tok...tok...
Terdengar pintu kamar yang diketuk, Zee berjalan menuju pintu dan membuka kunci pintu itu. Di lihat mama nya terlihat tersenyum manis menatap wajah tampan nan kokoh milik Zee.
"Duh anak mama udah ganteng aja, udah siap sama rencana kamu hari ini? tadi mama udah sekongkol sama mami ve" Ujar Shani sambil merapihkan kerah kemeja hitam yang sedang Zee gunakan.
"Makasih mama udah ngertiin aku, ma ini aku udah rapi belom? takut masih acak-acakan"
Shani tersenyum, anaknya ini memang sudah dewasa.
"Udah sayang, gih cepet ke bawah temen-temen kamu udah pada ngumpul"
Zee mengangguk, ia mengambil barang yang ingin dibawa. Lalu menutup pintu kamarnya dan langsung menuju teman-temannya dibawah.
"Kamu jadi dateng ce fio?"
Zee tersenyum melihat sahabat lamanya datang untuk membantu rencananya hari ini.
"Dateng lah masa temen aku mau bahagia ga dateng si, lagian aku ga sibuk apa apa kok" ujar Fiony
"Ya aku kira enggak, ran udah beres semuanya kan?"
Aran mengangkat jempolnya tanda bahwa semuanya sudah beres. Ia tidak menyangka bahwa Zee sudah mulai melupakan kak Lala dan menutup luka lamanya.
Ia bangga pada temannya ini masih bisa bertahan sampai sekarang. Aran tidak mau kehilangan teman sefrekuensi nya seperti Azizi.
Zee tersenyum manis, ia akan segera melaksanakan rencana nya. Siapa sangka bahwa kini Azizi sudah memantapkan hatinya pada Ashel? ini yang dibutuhkan Ashel bukan?
Setelah semuanya selesai, mereka mulai menjalankan rencana mereka. Mereka berangkat menuju tempat acara, dimana disana sudah dipersiapkan berbagai keperluan yang Azizi butuhkan.
‘Semoga aja dia suka yaallah’ batin Zee.
Mereka melakukan briefing sebelum memulai rencananya. Zee terlihat sangat gugup saat ini. Chika yang melihat adiknya gugup pun mengelus lengan adiknya.
"Gpp zee rileks aja kayak mau ijab kabul aja gugup" ucap Chika sambil terkekeh melihat ekspresi Zee, dibalas dengan senyuman gugupnya.
"Yok semua sebelum mulai rencananya kita berdoa dulu, semoga teman kita yang mau melangsungkan akad pacaran bisa dilancarkan jadi mari kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing tapi kalo mau ikut kepercayaan gua dipersilahkan besok ikut gua ke gereja, berdoa mulai" ujar Olla yang memimpin doa pada kali ini.
Mereka berdoa dengan khusyuk karena ini lah yang mereka tunggu, seorang Azizi Radikta Asadel bisa lepas dari masa lalunya.
"Amin" ujar Olla
"AAMIIN!!" balas mereka kompak.
Olla, Mira, dan Oniel yang sedari tadi sudah di cafe ini pun memberi semangat pada temannya. Mereka ingin yang terbaik untuk masa depan Azizi.
Mira yang bertugas untuk menelepon Ashel pun langsung menjalankan tugasnya. Semua terdiam untuk mendengarkan percakapan itu..
...
Sementara waktu, Ashel yang baru saja selesai mengeringkan rambutnya melihat ponselnya berdering menandakan bahwa ada yang menelponnya.
Setelah menaruh handuk, Ashel pun segera mengangkat telpon dari Mira. Keningnya mengerut, untuk apa Mira menelponnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun [ Zeeshel ]
Teen FictionSeorang pria yang mempunyai masa lalu buruk tentang seorang wanita, maka tak heran jika dirinya jomblo sampai saat ini. lalu bertemu lah dengan seorang wanita yang bisa menyembuhkan luka lamanya itu. bagaimana kisah selanjutnya? ikuti alur ceritanya...